Semua Bab Penguasa Fisik Tanpa Batas : Bab 31 - Bab 40
348 Bab
Bab 31 "Kemunculan pertama Yan-Wu dan Xiao-Hui didepan umum"
Dan Xue Feng sebenarnya merupakan pengecualian dalam keluarga, karena dia adalah kasus yang langka. Semua orang memahaminya dengan baik."Fei-Fei, kamu pergi dahulu, bawa juga keduanya. Biar kakek melihat betapa tampannya Yan-Wu dan Xiao-Hui!" ucap Xue Feng sambil tersenyum. Dia berpikir bahwa kali ini semua orang akan dapat mengenal keduanya, dan setelah itu Yan-Wu dapat bergerak bebas di sekitar keluarga Xue."Hmm, haha bagus juga! Akan lebih bagus lagi jika aku bisa menaiki Yan-Wu, tapi sepertinya mereka tidak menyukainya," balas Xue Fei dengan semangat, kemudian ragu saat melihat Yan-Wu dan Xiao-Hui menatapnya dengan mengerutkan kening."Hahaha, hey, aku pun belum pernah menaiki tubuhnya. Apakah kamu berpikir dia dengan mudah membiarkan siapa saja menaikinya? Lebih baik kamu lupakan atau bisa banyak bermain dengan mereka nanti. Jika kamu benar-benar sudah akrab, dia pasti akan membiarkan kamu menaikinya saat dia sudah siap," balas Xue Feng sambil berpikir bahwa dia dapat membiarka
Baca selengkapnya
Bab 32 "Kucing Malam yang Menakutkan; Yan-Wu dan Xiao-Hui"
Mendengar suara terkejut dari ayahnya, Xue Long, ayah Xue Feng, menatapnya dengan heran."Ayah, itu hewan peliharaan Xiao Feng, yang besar itu bernama Yan-Wu, dan yang lainnya adalah Xiao-Hui, jantan dan betina," kata Xue Feng.Xue Bai, yang tadi terkejut, tampak semakin terkejut saat mengetahui bahwa monster-monster itu telah dijinakkan oleh cucunya!"Apakah benar-benar dijinakkan?! Apakah mereka monster yang kamu jinakkan, Xiao Feng?" tanya Xue Bai dengan penuh antusiasme.Mereka yang menyaksikan tingkah laku yang tidak biasa dari Xue Long, yang selama ini dianggap memiliki wibawa, Bibi Mei, dan Xue Feng, penuh tanda tanya."Aku sering pergi ke hutan, Kakek. Aku bertemu dengan keduanya di hutan, dan mereka selalu mengikutiku seperti anak-anak yang penasaran. Ketika aku pulang, mereka masih mengikutiku, dan sekarang kamu melihat mereka di sana," jawab Xue Feng tanpa rasa malu."Apakah benar monster-monster itu mengikutimu sampai ke rumah? Hahahaha!" tanya Xue Bai sambil tertawa denga
Baca selengkapnya
Bab 33 "Masuk ke hutan untuk menyelidiki lagi"
Xue Feng melihat semua orang sudah pergi. Ia juga melihat kakeknya berjalan bersama para gadis dan kedua kucingnya. Setelah itu, Bibi Mei dan Ayahnya ikut bergabung dengan mereka.Lalu, Xue Feng turun perlahan dari bangunan tinggi ke bangunan yang lebih rendah, hingga akhirnya sampai di lantai bawah."Xue Feng, kamu terlihat seperti monyet ketika turun. Apakah kamu belajar memanjat pohon dari monyet di hutan?" tanya Xue Fei sambil tertawa."Ya, aku punya teman monyet di hutan. Saat dia tidak sibuk, aku akan membawanya pulang untuk bermain dengan Yan-Wu dan Xiao-Hui," jawab Xue Feng dengan serius."Hahaha, apakah monyet itu juga akan mengikuti kamu pulang?" goda Xue Mei."Silakan pergi dulu, para gadis. Ajak Yan-Wu dan Xiao-Hui berjalan-jalan. Aku perlu bicara serius dengan kakek," kata Xue Feng sambil memeluk lengan."Baiklah, Yan-Wu terlihat sombong sekarang setelah duduk bersama kakek di kursi para tetua. Kita harus menemani Tetua Yan-Wu dan Xiao-Hui untuk jalan-jalan sekarang. Ayo
Baca selengkapnya
Bab 34 "Menemani gadis-gadis masuk ke hutan dalam kegelapan"
Setelah semuanya siap, Xue Feng menoleh ke arah kedua kucing itu. Dia mendekati mereka dan menyelimuti mereka dengan elemen alam sekali lagi, berharap ini akan membuat mereka tidur lebih nyaman, pikirnya.Beberapa menit kemudian, Xue Feng meninggalkan kamarnya. Dia melihat cuaca yang cerah dan merasa damai di hatinya. Namun, dia sadar bahwa kedamaian ini hanya sementara, jika keluarganya dan seluruh kota tidak dapat menyelesaikan masalah serius yang muncul di hutan dekat kota ini. Bencana yang akan menggantikan kedamaian yang mereka rasakan selama ini.Dia berjalan perlahan, seolah menghilang, dan tiba-tiba muncul di atas atap rumahnya. Xue Feng melihat suasana di rumah cukup sibuk. Hari ini adalah hari anak-anak keluarga Xue dan juga pelajar pusat pelatihan keluarganya untuk memasuki hutan dan menjalankan misi mereka.Dia berencana mengikuti tim Xue Fei, Xue Mei, dan Tang Hua yang juga bergabung bersama mereka. Xue Fei dan Xue Mei berada di tahap lingkaran kedua, sementara Tang Hua be
Baca selengkapnya
Bab 35 "Pertarungan pertama tim Tang Hua"
"Swishhhhh!" suara pedang yang membeku terdengar saat dia menebas ke arah monster wabah.Monster itu mencoba menghindar, namun gerakannya terlalu lambat dibandingkan dengan kecepatan serangan Tang Hua. Pedang es itu mengenai tubuh monster, menciptakan suara "Crackkkk!" saat es bertemu dengan kulit kasar monster.Namun, monster itu tidak menyerah begitu saja. Dengan mata merah yang membara, ia melancarkan serangan balik. "Roarrrrr!" ia mengaum, menggigilkan udara di sekitarnya.Xue Fei dan Xue Mei, yang telah bersiap dengan senjata mereka, segera melompat ke dalam pertarungan. Xue Fei dengan cambuk api dan Xue Mei dengan panah angin, mereka berdua menyerang monster dari dua arah berbeda."Whooosshhh!" cambuk api Xue Fei mendarat di tubuh monster, meninggalkan bekas bakar. Sementara itu, panah angin Xue Mei menembus udara dengan kecepatan tinggi, "Swoooosshhh!" dan mengenai monster tepat di mata.Monster itu merintih kesakitan, namun pertarungan masih jauh dari selesai. Dua gadis lainnya
Baca selengkapnya
Bab 36 "Sesuatu yang Berdarah dalam tempayan Besar"
Mereka semua menatap dengan penuh rasa penasaran ke arah yang ditunjukkan oleh Xue Fei. Beberapa makhluk terlihat sedang memasukkan sesuatu ke dalam sebuah tempayan besar."Tshh!" Tang Hua menempelkan jari di bibirnya, memberi isyarat agar yang lain tetap diam. Ia mengeluarkan jimat peledak dari cincin di jarinya."Hua-Hua, apakah mereka orang barbar? Jika kita meledakkan jimat ini ke langit, apakah kita akan terbuka dan diserang lebih cepat?" bisik Xue Fei pelan.Mereka semua berlindung di balik pohon dan semak-semak. Mendengar pertanyaan Xue Fei, yang lain juga merasa ragu saat melihat jimat yang akan diledakkan."Apakah kita ingin menyerang mereka dengan serangan mendadak? Mereka hanya ada lima orang, apakah kita bisa melawannya?" tanya Xue Mei dengan serius.Keadaan menjadi tegang. Ini adalah situasi yang belum pernah mereka alami sebelumnya, dan mereka semua merasa bingung tentang apa yang harus dilakukan selanjutnya.Tang Hua mengerutkan keningnya, berpikir keras. "Aku punya ide
Baca selengkapnya
Bab 37 "Pertanda Kedatangan Bahaya: Suara Ledakan di Langit"
Setelah meledakkan jimat peledak, mereka berlima bersembunyi di balik pohon, takut menunggu tim yang datang. Akhirnya, musuh tiba pertama kali. Mereka terlihat agak gelisah dan tetap waspada terhadap sekeliling mereka.Setelah beberapa menit, sekelompok orang terlihat mendekati area itu, dipimpin oleh seorang paman paruh baya yang merupakan penatua di keluarga Xue. Xue Meng, seorang pria berusia lima puluh tahun, dengan rambut hitam, mata yang tajam, dan bekas luka di pipi seperti dicakar oleh monster, memegang tombak merah yang terlihat ganas."Oh, apakah ada tim yang menemukan tempayan darah?" ucapnya setelah sampai di tempat itu.Kemudian, Tang Hua dan yang lain keluar dari tempat persembunyian mereka."Paman Meng! Ada darah di dalamnya, baunya sangat tidak enak!" ucap Xue Fei cepat setelah keluar."Hmm, apakah kalian masuk ke dalam pot? Ini adalah darah monster, apakah seharusnya berbau harum?" balas paman Meng dengan kebingungan."Hey, kami tidak tahu, pot ini sangat tinggi, jadi
Baca selengkapnya
Bab 38 "Pertarungan Spiritual yang Intens di Tengah Hutan"
"Oh, apakah ada sesuatu yang menarik yang akan terjadi?" gumam Xue Feng pelan saat melihat gadis-gadis itu terus melaju ke arah bunyi suara ledakan di langit, meninggalkan daging badak yang enak.Tanpa ragu, dia melompat ke arah badak yang mati, memasukkannya ke dalam cincinnya, dan melompat kembali ke pohon sambil mengikuti gadis-gadis itu yang bersemangat untuk membantu tim yang lain.Tang Hua dan yang lainnya terus berlari sambil melompat, memanfaatkan elemen spiritual masing-masing dengan berbagai gaya berlari dan melompat. Xue Fei menggunakan cambuknya untuk melingkarkan tali cambuk pada dahan pohon yang rendah untuk terus melompat.Meskipun Xue Mei adalah yang tercepat karena memiliki elemen angin, setiap penguasa elemen memiliki kelebihan masing-masing dalam teknik pelarian mereka. Sebagai contoh, Tang Hua menggunakan elemen es yang menciptakan es yang memanjang keluar dari tanah dan melompat ke atas es yang terbentuk. Es terus muncul saat dia melompat.Saat mereka semakin deka
Baca selengkapnya
Bab 39 Pertarungan di Hutan: Pertempuran Sengit melawan Barbar
Pada saat itu, terdengar suara seperti sesuatu yang menabrak pohon dan semak-semak di hutan. Para tetua dan para pemuda yang sedang beristirahat terbangun dengan waspada, memandang ke arah sumber suara tersebut."Hey, itu terdengar seperti seseorang yang dilempar ke pohon! Apakah ada yang bersembunyi?" tiba-tiba Xue Fei berseru, memecah keheningan."Semua orang, tetap waspada. Biarkan aku pergi melihat, apakah itu dahan pohon yang jatuh?" kata seorang tetua.Semua orang mengangguk setuju dan melihat tetua itu melompat ke arah sumber suara. Meskipun dia tidak yakin apa yang terjadi, tetua itu harus tetap waspada jika ada bahaya yang mengintai.Sebelum tetua itu mendekati area tersebut, terdengar suara "Grawwwrrrr!" yang marah!Mendengar itu, dia segera melompat menjauh dari area tersebut sambil tetap waspada. Semua orang yang mendengar itu juga menggenggam pedang dan senjata mereka dengan kuat.Setelah itu, delapan sosok keluar dari semak-semak yang tersembunyi dengan wajah penuh kemar
Baca selengkapnya
Bab 40 "Kesedihan dan Penyelamatan monyet emas"
Dalam ruang penyimpanan kalung itu, terlihat sebukit daging monster yang sudah mati."Apakah barbar ini datang untuk memberiku daging? Haish, aku khawatir di mana aku bisa mendapatkan monster untuk persediaan daging yang hampir habis. Hmm, mereka membunuh monster untuk mengambil darahnya. Apakah ada teknik khusus untuk mengeluarkan darah? Daging ini tidak terlihat rusak," pikir Xue Feng.Setelah itu, Xue Feng melihat mayat barbar itu dan menyelimutinya dengan elemen api. Asap kemerahan dengan cepat membungkus semuanya. Beberapa saat kemudian, semua mayat itu menjadi abu."Hey, itu tanda terima kasih karena membawa daging untukku. Semoga kamu damai setelah ini," ucap Xue Feng.Xue Feng melompat ke pohon dan melanjutkan perjalanannya ke arah tempat dia sebelumnya melihat monster monyet bertarung. Dia ingin memastikan apakah monyet itu masih berada di kawasan itu atau apakah monyet itu juga telah pergi setelah kedatangan para barbar.Xue Feng berjalan pelan-pelan dengan menggunakan tekni
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
35
DMCA.com Protection Status