Semua Bab DISELINGKUHI SUAMI, DIKEJAR CEO TENGIL: Bab 11 - Bab 20
52 Bab
Fitnah Ibu Mertua
Aku bisa mengandalkan Laras, gadis itu sangat tegas apa lagi tadi aku sedikit menjelaskan seperti apa watak ibu mertua dan adik iparku itu. Laras juga gadis yatim piatu. Dulu, dia hidup di jalanan mencari uang dengan cara mengamen. Aku dan papa bertemu Laras di lampu merah, melihat gadis berusia 15 tahun itu papa begitu iba. Akhirnya, papa mengajak Laras bekerja di resto kami, yang saat itu papa baru merintisnya. Terbiasa hidup di jalanan yang keras membuat watak gadis itu juga tegas tidak takut dengan apa pun apa lagi hanya berhadapan dengan ibu dan Ratu. Berhadapan dengan preman saja Laras berani.Aku masih berdiri dibalik meja kasir, mereka tidak akan melihat keberadaanku karena meja kasir agak tinggi. Aku mempertajam indra pendengaranku. "Mbak, aku mau bungkus menu spesial di resto ini," titah Ratu angkuh.Laras tersenyum sinis. "Apa Mbak yakin mau pesen menu mahal lagi?" tanya Laras terlihat santai. "Hei, Mbak. Kamu menghina kami!" tegur ibu kesal."Maaf, ya, Bu. Ibu lihat di
Baca selengkapnya
Keluarga Benalu Meminta Harta Gono-Gini
Entah mengapa mendadak kepalaku pusing mungkin karena tamparan ibu yang begitu kuat dan tiba-tiba. Andai, bukan orang tua sudah sejak tadi aku balas tamparannya. Semarah apa pun, aku tidak akan membalas orang tua dengan menyakiti fisiknya. Aku berusaha berdiri tegap di depan ibu, wanita yang sudah melahirkan suamiku masih tertawa bahagia pasti sedang membayangkan akan mendapatkan harta gono-gini dari perceraianku dengan putranya."Ibu jangan bermimpi ingin mendapatkan harta gono-gini dari harta orang tuaku, memangnya putra ibu sudah memberiku apa? Ibu tidak sedang amnesia, kan. Apa ibu lupa berapa nafkah yang diberikan Mas Aksa, 1 juta itu pun untuk kebutuhan makan kalian. Sisa gaji Mas Aksa semuanya masuk ke dalam kantong ibu, jadi jangan berharap tinggi takutnya nanti jatuhnya sakit dan ibu tidak bisa bangun lagi," ucapku mengingatkannya.Seketika tawa ibu terhenti, biar saja angannya melambung tinggi membayangkan akan mendapatkan kekayaan orang tuaku. Ibu harus menerima kenyataan t
Baca selengkapnya
Curiga
Sudah 2 hari aku merasakan ketenangan, setelah kejadian itu Mas Aksa atau pun keluarganya tidak mengangguku lagi. Pengurusan duplikat buku nikah sudah selesai beruntung aku masih memiliki salinan kartu keluarga dan juga fotocopy KTP Mas Aksa sebagai syarat membuat duplikat buku nikah di dalam dompetku.Aku juga sudah membayar pengacara untuk mengurus perceraianku dengan Mas Aksa agar cepat selesai. Semoga saja Mas Aksa tidak mempersulit prosesnya. Nadia juga sudah melaporkan kasus penipuan Raja ayam potong, mungkin setelah bukti sudah kuat pihak Raja ayam potong akan dipanggil polisi.Walau sudah tidak memiliki keluarga bersyukur aku memiliki sahabat dan juga karyawan yang selalu mendukungku. Resto semakin ramai, aku dan Nadia mendesain ulang resto semenarik mungkin agar pelanggan betah berlama-lama di resto. Setiap weekend resto mendatangkan band pendatang baru. Sekalian mempromosikan lagu mereka agar cepat dikenal semua orang."Ai, setelah ini apa rencana kamu?" tanya Nadia disampin
Baca selengkapnya
Siapa Dalang Yang Mencelakai Aira
Terdengar suara berderit, sebuah wajah menyembul dari balik pintu, dia adalah Mas Aksa. "Ai, gimana keadaan kamu?" tanyanya begitu panik. "Polisi menelpon mas, memberitahu kamu kecelakaan. Mas langsung datang kesini setelah menerima kabar dari polisi. Ai, mana yang sakit, Sayang?" cecarnya.Kupikir Mas Aksa datang sendirian karena sudah tengah malam ternyata dugaanku salah. Selena, ibu dan juga Ratu ikut serta. Bahkan ibu dan Ratu masih memakai baju tidur berbeda dengan Selena dia masih memakai pakaian lengkap seperti habis berpergian. Sepertinya dugaanku benar, pasti Selena yang pengemudi mobil berwarna hitam yang membuntutiku. Beruntung aku tidak mengalami luka yang serius hanya luka sedikit di kepala dan beberapa bagian tubuh tergores. Mobil yang baru aku beli memiliki keamanan yang bagus, sehingga meminimalisir cidera berat."Itulah, akibat istri durhaka meminta cerai dan serakah tidak mau membagi harta gono-gini. Langsung mendapatkan karmanya kontan," sindir ibu begitu pedas."
Baca selengkapnya
Nadia Menghilang
Aku membuka mata saat seorang wanita dengan jas putih masuk ke dalam ruangan."Mbak Aira, gimana kabarnya? Apa masih ada yang sakit?" tanya dokter cantik disampingku."Masih sakit sedikit, Dok," jawabku."Syukurlah, beruntung Mbak Aira tidak mengalami cidera berat hanya luka kecil. Hari ini sudah diperbolehkan pulang, setelah polisi meminta keterangan dari Mbak Aira," jelas dokter."Terima kasih, Dok.""Sama-sama, Mbak. Karena Mbak Aira sudah baik-baik saja, nanti suruh suami atau keluarga menebus obatnya, ya, Mbak.""Iya, Dok."Setelah berbincang sebentar dengan dokter mengenai peristiwa kecelakaan itu, akhirnya dokter cantik itu pergi meninggalkanku sendiri. Semenjak membuka mata aku tidak melihat Nadia. Semalam Nadia yang menemaniku. Tetapi gadis itu entah kemana dan belum juga kembali. Kemana Nadia, dia juga tidak pamit denganku.Memang sebelum tidur aku sempet melihat sahabatku sedang menelpon seseorang begitu serius, beberapa kali raut wajah Nadia tampak menahan kesal.Satu jam
Baca selengkapnya
Kemarahan Aksa
"Kamu tidak berubah, Aksa. Selalu menjelekkanku di depan wanita yang aku suka," sahut Mas Sean tersenyum tipis. Pria itu begitu tenang menghadapi amarah Mas Aksa."Sean, sudah aku peringatkan jangan dekati Aira. Sampai kapan pun aku tidak akan melepaskannya!" ujarnya dengan intonasi sedikit ditekan.Mas Sean tersenyum miring. "Kenapa kamu begitu takut, Aksa?""Diam, kamu tidak akan bisa memisahkanku dengan Aira.""Aku tidak akan memaksa Aira untuk memilihku dengan cara licik seperti yang pernah kamu lakukan, Aksa. Aku ingin Aira mencintaiku dengan tulus tidak perlu dipaksa.""Hahaha, Aira hanya mencintaiku. Sean kamu harus sadar wanita yang kamu suka lebih memilihku," ucapnya ponggah.Mas Sean melangkah mendekati Mas Aksa hingga jarak mereka hanya sejengkal. Pria itu membisikkan sesuatu ke Mas Aksa, detik berikutnya tubuh suamiku membeku dengan wajah pias."Tidak, kamu jangan mengatakan apa pun. Dasar licik! Kalau sampai itu terjadi aku akan membuat kamu menyesal, Sean," ancam Mas Aks
Baca selengkapnya
Aksa Tidak Tahu Diri
"Aku tidak mau, mas tidak bisa memaksaku," tolakku keras."Kalau kamu tidak mau di rumah ibu biar mas yang ikut tinggal bersama kamu, Sayang. Mas tidak mau jauh dari kamu," rayunya."Kamu memang keras kepala, aku tidak mau kembali sama kamu, Mas. Tolong jangan siksa aku seperti ini," mohonku dengan menangkupkan kedua tangan di dada. Aku sudah lelah menghadapi sikap Mas Aksa yang begitu egois."Yang keras kepala itu kamu, Ai! Aku hanya ingin mempertahankan pernikahan kita," ujarnya. Mas Aksa merangsek mendekat kearahku lalu mencekal pergelangan tangan ini. Sungguh kesabaranku sudah di ambang batas. "Lepas!" Aku berusaha menepis cekalan tangannya."Aku tidak akan melepaskan kamu sebelum kamu mengiyakan untuk pulang ke rumah ibu atau aku ikut pulang bersama kamu.""Aksa, lepaskan. Kamu tidak boleh memaksa, Aira!" Sebuah bentakkan terdengar dari depan pintu."Kamu tidak usah ikut campur ini urusan rumah tangga kami," bentak Mas Aksa."Aku bisa laporkan kamu dengan tuduhan kekerasan dalam
Baca selengkapnya
Keluarga Benalu Jatuh Miskin
Setelah berbincang-bincang cukup lama dengan Mbak Dian aku pun pamit pulang. Tubuh ini masih sakit, rasanya ingin secepatnya merebahkan diri di atas kasur yang empuk.Tiba di rumah aku disambut Bik Surti, wanita paruh baya itu menangis melihatku dalam keadaan terluka walau tidak parah."Apa yang terjadi dengan Non Aira?" tanya Bik Surti dengan wajah penuh kekhawatiran."Semalam aku kecelakaan, Bik. Tapi Bik Surti tidak usah khawatir cuma luka ringan," jawabku tenang sambil cengegesan. Aku tidak mau wanita yang sudah mengurusku cemas memikirkan keadaanku."Syukurlah, bibik khawatir semalam Non Aira tidak pulang. Ya sudah, bibik bikinkan makanan kesukaan Non Aira, ya," tawarnya."Boleh, Bik. Kebetulan aku sudah lapar, kalau begitu aku ke kamar dulu mau istirahat.""Nanti kalau sudah matang masakannya, bibik panggil Non Aira.""Ok, Bik." Aku mengacungkan jempol kearah Bik Surti.Kulangkahkan kaki menuju kamar. Sejenak terdiam melihat barang-barang Nadia masih ada di dalam kamar. Aku haru
Baca selengkapnya
Aira Mendapatkan Bantuan Untuk Menghadapi Aksa
Dari kejauhan aku bisa melihat suasana semakin memanas. "Aksa, cepat kamu telepon Aira. Ini semua karena dia!" titah ibu terdengar emosi.Dari atas aku bisa melihat Mas Aksa sedang mengambil sesuatu dari dalam sakunya, pasti dia akan menelponku."Lebih baik kalian pergi dari sini, kami mau arisan," usir Mbak Dian."Eh, enak saja mengusir kami. Ini rumah Aira menantu saya, seharusnya kamu yang pergi!" bentak ibu."Ya ampun, nenek tua ngeyel banget. Sudah dibilang ini bukan rumah Mbak Aira, atau kalau kalian tidak mau pergi aku akan menyuruh Moly yang mengusir kalian," seru Mbak Dian."Siapa Moly? Kami tidak takut, ini rumah menantu saya kamu tidak berhak mengusir kami," jawab ibu masih bersikukuh dengan pendiriannya."Pergi sana pelakor," usir Ibu Indah yang sejak tadi diam menyimak berdebatan mereka."Hei, Bu. Sudah kubilang aku bukan pelakor!" balas Selena geram."Mana ada pelakor ngaku," sahut Ibu Indah mengejek.Plak!Gegas aku berdiri ingin melihat apa yang terjadi. Terdengar sua
Baca selengkapnya
Aksa Mengemis Ingin Kembali Bersama Aira
Aku pun memutuskan memakai pengacara keluarga Ibu Indri, pengacara yang aku sewa rekomendasi Nadia belum juga ada kabar kejelasannya. Aku juga sudah memberikan berkas dan bukti perselingkuhan Mas Aksa. Semoga proses perceraian bisa cepat selesai.Mas Aksa tidak akan dapat harta gono-gini karena semua harta yang aku punya milik orang tuaku tidak termasuk ke dalam pembagian harta gono-gini. Sebenarnya bisa saja aku menuntut hak, sebab selama ini suamiku tidak memberikan nafkah layak selama kami menikah.Bersyukur aku belum memiliki anak dari Mas Aksa. Mungkin ini juga teguran untuk Mas Aksa karena telah menelantarkan anak dari wanita di masa lalunya. Sudah seminggu aku hidup tenang, aku juga sudah bilang ke Security perumahan agar melarang Mas Aksa dan keluarganya masuk ke dalam kompleks perumahan. Menurut Laras, Mas Aksa beberapa kali ke resto mencariku. Ibu Indri juga mengatakan suamiku sudah tidak lagi bekerja karena sudah di pecat. Aku yakin Mas Aksa dan keluarganya tidak akan dia
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
DMCA.com Protection Status