All Chapters of Miracle Doctor's (System) Livestreaming: Chapter 11 - Chapter 20
55 Chapters
11. Real-time Livestreaming
Orang-orang yang terhubung dengan platform siaran langsung terus membahas Dokter Ajaib. Topik pemilihan nama mulai mengalami trend menurun. Kini, para penonton mulai membahas level akun Dokter Ajaib.[Pendidikan formal kedokteran umum berarti dalam level perunggu, saat ini aku sebagai mahasiswa kedokteran masih dalam level tembaga /shy/. Apakah Dokter Ajaib hanya lulusan Master sehingga levelnya ada di level perak?][Pertanyaan menarik, aku juga mulai memikirkannya. Tapi sepertinya level sesungguhnya dari Dokter Ajaib adalah lebih dari itu. Mungkin ia mendaftar dengan kualifikasi lamanya dan tidak pernah berniat membarui?][Mungkin saja benar. Tapi memang ada alternatif lain untuk mendaftar akun selain menggunakan identitas formal dan izin kedokteran][Ehh? Sungguh? Bagaimana caranya, aku belum pernah mendengarnya][+1 Aku juga baru tahu ada cara lain][Berikan aku waktu untuk mengetik][...][Cara lain untuk me
Read more
12. Quack Doctor
Seorang Profesor sedang menunggu mahasiswa doktoralnya kembali karena ada sedikit gangguan. Sebelum ia pergi tadi, mahasiswa itu begitu terfokus dan kadang-kadang mengetik di ponselnya. Cahaya biru dari layar ponsel menerangi wajahnya yang tengah serius memerhatikan konten.Sesekali, ia melirik ke arah layar ponsel, tertarik dengan apa yang mahasiswanya tengah saksikan. Belum sempat Profesor bertanya apa yang sedang ditonton, muridnya diseret oleh perawat senior hingga tak sempat menyapanya. Untungnya ponsel murid barunya ini tertinggal, sehingga sang Profesor bisa mengintip apa topik yang menarik anak muda masa kini.Layar ponsel masih menyala, menampilkan video di sebuah platform siaran langsung. Profesor itu mengamati beberapa saat, kini benar-benar tertarik dengan kontennya, sehingga ia mulai mencari nama akun Dokter Ajaib di ponselnya sendiri.Sang Profesor tidak bereaksi seperti kebanyakan orang yang mungkin tercengang dengan nama "Dokter Ajaib". Bag
Read more
13. Revolusi Bedah oleh Dokter Ajaib
Angga sama sekali tidak tahu apa-apa mengenai diskusi seputar operasi yang tengah dilakukannya ini.Ia mengambil pisau bedah dan meminta sepotong kain iodofor kepada manusia dummy dari Sistem. Setelah menyeka jari tengah kirinya dengan hati-hati, Angga memasukkan jari itu ke dalam sayatan yang sempit. Sementara itu, tangannya yang lain menggenggam erat sebuah scalpel besar.Meskipun penglihatan di bidang bedah kini menjadi nol, Angga tetap fokus pada tugasnya. Melihat gerakan jari-jari Angga yang cekatan hampir tak terlihat, serta tang scalpel yang besar yang melengkung. Para penonton di ruang siaran langsung terdiam pada saat yang bersamaan.Tidak ada yang menyangka bahwa situasi ini akan berubah sebegitu cepat.[Apakah yang aku pikirkan ini benar?][ Apakah Aku bermimpi?][Guru Quack, apakah ini operasi buta yang legendaris?][Adakah yang bisa memberitahuku apa yang sedang terjadi?][Operasinya benar-benar ar
Read more
14. Sahabat dan Kutukan Jinx
Tanpa menyadari betapa hebohnya penemuan yang telah ia ungkapkan di dunia medis maya, Angga tetap dalam keadaan tidak tahu apa-apa. Baginya, satu-satunya kabar baik adalah bahwa Sistem menyatakan eksperimen penggunaan protein biogel telah berhasil tanpa menimbulkan efek samping berbahaya.Angga, dalam momen tersebut, merasa seperti pahlawan yang berhasil menaklukan musuh. Keberhasilannya mengungkapkan potensi baru dalam penggunaan protein biogel tidak hanya membuatnya bahagia, tetapi juga memberinya rasa bangga. Dia menyadari bahwa jika eksperimennya dilakukan di dunia nyata, itu akan menjadi tindakan yang ilegal dan berbahaya.Namun, System memberinya kesempatan untuk menjelajahi berbagai kemungkinan dengan pasien simulasi. Dalam realitas virtual ini, ia bisa mengasah keterampilan dan eksplorasi yang akan sangat sulit di dunia nyata tanpa membahayakan pasien.Dalam saat-saat seperti ini, Angga merasa bersyukur dan bahagia bahwa ia terpilih oleh Sistem, me
Read more
15. Memburu Mimpi Bersama
Joshua memandang Angga dengan tatapan tak percaya saat ia bertanya, "Kau tidak bercanda?"Ketika Angga menyadari reaksi Joshua yang bingung, dia dengan serius menggeleng. "Tidak bercanda, Josh. Aku sudah menikah," jawabnya mantap.Joshua memandang Angga dengan raut wajah yang campur aduk, mencoba mencerna informasi tersebut. Matanya memandang layar ponsel Angga yang terangkat, tergantung di udara dengan ketegangan. "Kau... serius?" desis Joshua, mencoba mengenali apakah ini benar.Angga membuka kunci layarnya dan mulai mencari-cari foto akta nikah yang baru saja dikirim Agatha. Kegugupannya memancar dari setiap gerakannya. Setelah beberapa saat, ia menemukan foto tersebut dan menghadapkannya pada Joshua."Begini, Josh," ucap Angga, suaranya menggambarkan kombinasi antara kegembiraan dan kekaguman. "Ini adalah foto akta nikahku. Aku menikahi Agatha, kau juga tahu dia, kan? Siapa sangka, ya?"Joshua memerhatikan foto tersebut dengan ekspres
Read more
16. Impromptu Newlyweds' Unforeseen Connection
Angga dan Joshua, dua sahabat dekat, tengah berada dalam momen intim mereka, berdiskusi panjang tentang harapan dan mimpi masing-masing. Ruangan yang mereka tempati terasa hangat, cahaya lembut dari lampu mengisi sudut-sudut, menciptakan atmosfer yang damai. Suara jam dinding di sudut ruangan terdengar monoton, menyadarkan mereka betapa cepatnya waktu berlalu.Tidak terasa, suasana yang penuh semangat ini telah mengantarkan mereka ke larut malam, namun semangat dan semangat bincang-bincang tak pernah surut. Terus mereka ceritakan mimpi dan ambisi mereka, sambil terus memupuk harapan untuk masa depan yang gemilang."Josh, sepertinya sudah larut. Kita harus mengakhiri makan malam ini," tegur Angga sambil memberikan pengingat mengenai waktu."Hmmph, pria yang sudah menikah benar-benar berbeda. Sebelumnya, selalu aku yang menggunakan dialog itu," sindir Joshua sembari mendengus sebagai reaksi atas kata-kata Angga.Lalu, suasana mulai mengendur ketika keduanya tahu waktunya harus berpisah.
Read more
17. Terjerat dalam Sorotan Digital
Mona, seorang gadis muda dengan rambut cokelat lembut dan mata coklat yang penuh kekhawatiran, mendapat panggilan mendesak. Teleponnya berdering keras memecah keheningan sore itu. Kepalanya langsung dipenuhi kecemasan ketika mendengar bahwa ayahnya, John, akan menjalani operasi mendesak karena masalah usus buntu. Operasi itu akan menggunakan bius lokal, sebuah fakta yang menambah berat kekhawatirannya.Gila! Ayah pasti telah kehilangan kewarasannya, menginginkan operasi bius lokal? Apakah ini bentuk lain dari uji adrenalin. Merasakan perut disayat dan usus ditarik apakah begitu menarik?Mona kini membayangkan betapa nyeri dan sakitnya operasi yang akan dilakukan ayahnya.Langkah Mona menjadi terburu-buru, hatinya berdebar kencang seiring dengan langkahnya yang cepat menuju rumah sakit. Pikirannya dipenuhi dengan gambaran tentang ayahnya yang akan segera melalui prosedur medis yang rumit ini. Di matanya, ia mulai membayangkan wajah ayahnya yang tegar namun
Read more
18. Pencarian Harapan
Mona dengan cermat memilih foto yang menurutnya paling pas untuk diunggah. Kemudian, dia melanjutkan dengan menambahkan caption di bawah foto tersebut.Hari ini adalah hari operasi usus buntu ayahku, dan dokternya membuat sayatan kecil yang terlihat sangat rapi. Dengan hormat, aku memberikan tepuk tangan untuk dokter yang hebat ini! /applaud//thumbup/Namun, aku masih bertanya-tanya, kenapa dokter memberikan jahitan bedah plastik kepada pria gemuk seperti ayah? Apakah dia berusaha mematahkan hati gadis-gadis yang telah menjalani operasi dengan dokter lain? /cry//cry//brokenheart/Setelah memastikan semuanya sempurna, Mona dengan mantap mengunggah foto tersebut. Tidak butuh waktu lama bagi foto itu untuk mendapatkan banyak like dan beberapa komentar.Sebagian besar orang memuji jahitannya, memuji keahlian dokter yang telah menangani operasi ini. Ada yang penasaran tentang rumah sakitnya, bertanya dengan rasa ingin tahu yang besar.Namun, a
Read more
19. Konfrontasi Etika
Agatha menciptakan atmosfer yang semakin ambigu. Bisikan kata-katanya seperti memicu lonjakan emosi. Angga merasa sensasi aneh merambat di seluruh tubuhnya, dengan setiap pori kulit berdiri. Keadaannya begitu rumit hingga rasanya otaknya hampir lumpuh oleh kebingungannya yang mendalam.Tiba-tiba, dering ponsel Angga memecah keheningan yang memenuhi ruangan. Agatha memberikan Angga sentuhan ringan di dada, memberi isyarat bahwa dia sebaiknya menjawab telepon itu segera dan menuntaskan urusannya. Bahasa tubuhnya mencerminkan kekesalan, namun Agatha tidak mengeluarkan sepatah kata pun. Keheningan yang tercipta seolah-olah memperkuat tekanan di udara.Agatha melanjutkan rutinitasnya setelah mandi tanpa mempedulikan urusan Angga.Angga melihat ID penelpon dan ternyata itu adalah Joshua.Baru saja bertemu tapi kini sudah menelpon, Angga yakin ini bukan hal yang biasa. Buru-buru ia menggeser tombol jawab."Ya Josh, Apakah ada hal penting?" tanya Angga tanpa basa-basi."Hmm, ingin hasil opera
Read more
20. Identitas Tersembunyi
[Hai bertemu lagi, apa yang sedang kau lakukan saat mendapatkan denting notifikasi?][Aku sedang jaga malam, ditemani secangkir Nescafe instan /facepalm/][Yang diatas pasti adalah dokter magang /speechless/][Mengingatkanku pada masa magang, haishh][...]Penonton dari berbagai penjuru saling menyapa sembari menanti siaran langsung di mulai.[Eh, usus buntu lagi? Apakah Dokter Ajaib hanya bisa melakukan operasi-operasi kecil. Tidak pernah melakukan operasi besar yang hebat /frown/][Apa itu operasi besar? Operasi kraniotomi atau transplantasi organ? Sebaiknya kau menyelesaikan pendidikanmu dulu sebelum berkomentar. Cih, level tembaga saja berani mengomentari Dokter Ajaib][Operasi usus buntu tadi siang bukan operasi besar? Aku khawatir kau harus mulai memeriksa otak dan matamu][Saat aku menunjukkan rekaman siaran langsung siang tadi, mentor doktoral ku tak henti-henti memuji teknik Dokter Ajaib. Dibaw
Read more
PREV
123456
DMCA.com Protection Status