All Chapters of Terperangkap Pesona Pria yang Kukira Lumpuh : Chapter 151 - Chapter 160
217 Chapters
151. MENDAPATKAN IZIN VANIA
Anna langsung menolehkan kepala ke arah Eric. Dilihatnya pria itu malah tersenyum ke arahnya. Tidak tahu apa yang dibicarakan oleh Eric, tetapi Anna menduga bahwa pria itu sama sekali tidak meminta ijin Vania.Anna berdeham, dia kembali menatap Vania. Perlahan dia tersenyum kemudian berkata, "Iya, Ma. Jika Mama memperbolehkan, aku ingin pergi ke Bali untuk liburan." Anna merasa sangat takut dengan penolakan ibu mertuanya. Dia sudah pasrah jika memang tidak diperbolehkan. Hal itu berarti bahwa dirinya harus bersabar selama sembilan bulan mengandung bayinya. Anna menundukkan kepala, terlihat jelas guratan kesedihan di sana. Anna menahan tangisannya, dia tidak mau dibilang berlebihan oleh ibu mertuanya. "Mama akan mengizinkan kalian berdua pergi ke Bali asalkan kalian berjanji akan menjaga diri dengan baik di sana."Anna langsung mengangkat kepala, kedua matanya terbelalak, menata Vania dengan perasaan tidak percaya. Tanpa ada drama penolakan, Vania langsung menyetujui keinginannya un
Read more
152. SULIT DIBERITAHU
Keesokan paginya, Anna sudah siap dengan dress lengan pendek dan sendal tanpa hak tinggi. Ketika bangun pagi hari, semua sudah disiapkan dengan baik oleh para asisten rumah tangga. Hal-hal kecil yang dia perlukan selama di Bali, juga sudah disiapkan. Anna hanya perlu membawa dirinya, menjaga kesehatannya supaya tidak terjadilah hal-hal yang tidak diinginkan selama mereka pergi liburan."Sudah siap?" Eric bertanya ketika Anna masih sibuk memoles riasannya. Anna melirik Eric kemudian segera memoles bibirnya dengan pewarna meras. Setelah ini meratakannya dengan jari dan tersenyum lebar melihat hasil yang memuaskan. Anna menolehkan kepala, senyumannya semakin lebar saat Eric menatapnya tanpa kedip. Anna begitu percaya diri sebab riasannya yang cantik. Dan sebentar lagi, sudah pasti Eric akan memuji.Anna berjalan menuju Eric, dia bergelayut manja di lengangnya yang kekar. Tempat ternyaman untuk bersandar. "Cantik," ucap Eric memujinya. Tepat sesuai dugaan Anna sebelumnya bahwa Eric ya
Read more
153. PERUBAHAN DALAM DIRI ANNA
Eric tersenyum ke arah Anna, dia langsung memegang lengannya. Kemudian berbisik di telinga Anna, "Kamu mau berenang?" Anna menolehkan kepalanya, langsung saja dia mengangguk antusias. Sudah datang ke Bali, tidak akan dia melewatkan kesempatan. Sudah pasti dia akan menceburkan diri ke laut untuk berenang. "Kamu akan mengizinkannya?""Ya dan tidak." Jawaban Eric membuat Anna tidak senang, dia segera membalikkan tubuh, kembali memukul bahu Eric. Sementara Eric mengaduh meminta ampun padanya seakan Anna sedang melakukan kekerasan dalam rumah tangga."Kamu memang suka sekali aku melakukan kekerasan padamu, ya?" Anna sangat kesal, saking kesalnya, dia sampai ingin memukul Eric secara brutal. Eric berpura-pura kesakitan, dia bersikap manja pada istrinya kemudian berkata, "Tidak, tapi memang kamu saja yang suka sekali memukulku." "Aku memukulmu juga karena kamu menyebalkan!" Anna sangat kesal dengan pria itu yang suka sekali menjahilinya. "Sudahlah! Sekarang jelaskan padaku, apa maksud j
Read more
154. KEJUTAN UNTUK ANNA
Eric mendudukkan Anna di tepi ranjang. Dia berlutut di depannya, membuka sandal yang digunakan Anna. Kemudian mendongak dan melihat Anna yang sedang memperhatikan setiap gerakannya. Tepat pada saat itu mereka bertatapan, perlahan senyuman terkembang di wajah. Eric ingin sekali melakukan permainan mereka sampai ke inti tetapi dia tidak mau terburu-buru. Eric ingin istrinya jauh lebih rileks, lebih tenang saat bersama dengannya. Perlahan, Eric mencondongkan tubuhnya, membuat Anna memejamkan kedua mata ketika wajah mereka kian mendekat. Dia tersenyum melihat sang istri, hari ini, dia pasti akan membuatnya puas.Anna sudah bersiap dengan permainan panas yang akan kembali diberikan suaminya. Jantungnya berdebar dengan kencang, cengkraman tangannya di sprei polos berwarna putih semakin kencang. Ketika Anna sudah lama sekali menunggu, tiba-tiba dia merasakan bibir Eric yang menyentuh dahinya. Saat itu juga dia langsung membuka kedua mata, perlahan Eric melepaskan kecupannya, menatap mata
Read more
155. PELAYANAN TERBAIK DARI ERIC
Tangan kekar Eric mulai menyentuh kaki Anna, memberikan pijatan lembut di sana setelah sebelumnya membalur minyak zaitun di kedua tangannya. Pria itu bak seorang pemijat profesional yang sudah ahli ketika melakukannya. Begitu lihai saat jemarinya menyentuh titik-titik syaraf di kaki Anna. Anna memejamkan kedua matanya, tersenyum saat Eric berhasil mengusir rasa pegal di kedua kakinya. Dia tidak menyangka bahwa sang suami bisa ahli dalam memijat. "Bagaimana, Nyonya? Apakah Anda merasa nyaman?" Eric bertanya, dia masih memainkan sandiwara menjadi pemijat profesional. Anna tersenyum semakin lebar, dengan kedua mata yang terpejam, dia berkata, "Ehem ... sangat nyaman. Pijatan Tuan Eric sangat terasa lembut dan membuat pegal-pegal di kaki langsung hilang."Anna menimpali sandiwara Eric, dia kemudian membuka kedua matanya kemudian melihat sang suami yang menatapnya dengan penuh cinta. "Apakah Tuan Eric melakukan beberapa pelatihan sebelum melakukan pijatan ini pada saya?" Anna tidak bis
Read more
156. HADIAH PERNIKAHAN UNTUK ANNA 
Eric segera berdiri, lalu berjalan menuju lemari penyimpanan dan mengambil handuk untuk dikenakan oleh istrinya. Setelah membantu Anna keluar dari bathub, dia membalut tubuh Anna dengan handuk yang diambilnya. Anna menundukkan kepala, dia baru saja mau berjalan menuju ranjang ketika tiba-tiba Eric langsung mengangkat tubuhnya. Membuat Anna otomatis melepaskan handuk yang sedang dia pegang dan melingkarkan kedua tangannya di leher suaminya.Anna tidak bisa berkata-kata, dia hanya membiarkan saja pria itu melakukan sesukanya. Anna pasrah dengan yang dilakukan oleh Eric terhadap tubuhnya. Lagi pula dia menyukai setiap sentuhan yang diberikan pria itu padanya.Eric merebahkan tubuh Anna di atas ranjang, kemudian melemparkan handuk itu dengan asal ke lantai. Lalu melepaskan dua kain yang menutupi tubuh Anna bagian atas dan bawah. Kembali dilemparkanmya ke lantai seakan dua benda itu adalah sampah yang harus dibuang. Kini Anna sudah polos tanpa sehelai pakaian. Dia memalingkan wajah saat
Read more
157. PESAN DARI ERIC
Malam itu menjadi malam yang sangat membahagiakan untuk Anna. Dia tidak akan pernah melupakan hari jadi pernikahannya. Pasti akan selalu tersimpan dalam hati dan juga memori."Sesenang itu?" Eric bertanya ketika sang istri terus saja tersenyum bahkan saat mereka sudah sampai di dalam kamar. Anna merasa sangat bahagia, dia menganggukan kepala dengan antusias. Senyuman lebar di wajahnya tak kunjung menghilang. "Sangat senang! Aku sangat bahagia dengan malam ini. Aku sangat menyukainya, Eric!" Anna melingkarkan kedua tangannya di leher sang suami. Kemudian terus saja membanjiri wajah Eric dengan kecupan-kecepatan kecil. Eric tertawa, dia menahan wajah Anna dengan kedua tangan, "Hanya seperti ini, aku tidak terlalu menyukai."Anna memiringkan kepala kemudian bertanya, "Lalu apa yang kamu sukai?" Tanpa banyak berkata, Eric langsung saja memajukan wajah. Memberikan ciuman mesra yang sangat memabukkan untuk istrinya. Menjelajahi setiap sisi dari bibir yang sangat dia sukai. Merasakan man
Read more
158. KEPEDULIAN WRIC TERHADAP ORANG TUA ANNA
Setelah Eric pergi meninggalkan Anna sendirian di kamar mandi, dia segera bangun dan membilas tubuhnya. Mengenakan kimono handuk lalu berjalan ke kamar. Tepat pada saat itu dia mendengar suara ketukan di pintu kamarnya. Anna berjalan ke arah sana, hendak membukakan pintu karena berpikir bahwa itu adalah Liam. Namun, saat dia baru membuka kunci, tiba-tiba ponselnya berdering. Anna segera berbalik dan melihat nama sang suami yang memanggil. "Ya, ada apa?" "Liam tidak jadi menjemputmu, ada urusan yang harus dia kerjakan. Aku akan kembali dan menjemputmu." Tepat pada saat itu, pintu kamar kembali diketuk, Anna menoleh dan kembali berkata pada Eric, "Tapi Liam sudah berada di depan kamar. Sejak tadi dia terus saja mengetuk pintu." Hening beberapa saat sebelum akhirnya Eric segera berkata, "Tunggu di sana! Jangan bukakan pintu untuk siapapun sampai aku tiba!" "Tapi ini di dalam vila, tidak akan ada yang—" Belum sempat Anna menyelesaikan perkataannya, Eric segera menutup panggilan. Me
Read more
159. MENIKMATI MASA PACARAN
Pasangan suami istri itu mengantarkan Cedric pergi ke bandara. Meskipun Anna sudah meminta sang ayah untuk tetap tinggal selama beberapa hari ke depan, tetap saja Cedric tidak mau melakukannya. Dengan alasan masih ada pekerjaan yang harus dilakukan, akhirnya dia pergi meninggalkan mereka dan kembali ke ibukota. Anna bersandar di bahu Eric ketika melihat pesawat yang ditumpangi oleh ayahnya telah lepas landas. Akhir-akhir ini begitu banyak kebahagiaan yang menghampiri mereka. Sampai-sampai Anna merasa khawatir jika kebahagiaan ini bisa segera diambil kapan saja dari pelukannya.Secara tiba-tiba air matanya keluar, Anna menarik napas dan langsung saja menghapus jejak air matanya. Entah apa yang sudah membuatnya takut hingga hatinya menjadi gelisah.Gerakan Anna tak luput dari pandangan Eric. Pria itu segera melonggarkan pelukan mereka dan melihat wajah sang istri. Seketika dia membelalak terkejut saat melihat Anna yang sedang menangis."Ada apa? Apa yang membuatmu menangis?" Eric berta
Read more
160. MEREKA DICULIK
Ketika hari sudah mulai gelap, Eric segera mengajak Anna untuk pergi dari kawasan pantai. Meski sebenarnya dia masih ingin bepergian berdua tetapi Eric tidak mau istrinya kelelahan. "Apakah besok kamu akan mengajakku ke tempat lain yang ada di Bali?" Anna bertanya dengan tidak sabar. Sejak dia menginjakkan kaki di tanah Bali, sang suami tidak henti menyenangkan hatinya. Membuat Anna terus saja bertanya-tanya, apa yang selanjutnya akan dilakukan untuk membuatnya senang?"Kita lihat saja besok!" Eric menatap dengan senyum menggodanya, "Atau ... apakah kamu memiliki tempat yang ingin kamu kunjungi? Aku bisa mengantarmu ke tempat manapun yang kamu inginkan.""Oh, ya? Bagaimana jika aku ingin kamu mengajak ke ujung dunia?" Anna semakin senang tiap kali mendengar jawaban Eric tentang usahanya menyenangkan Anna. "Tentu saja akan kulakukan! Selama tidak membahayakan, pasti akan aku laksanakan untuk tuan putri yang cantik ini," ucap Eric, mengusap wajah Anna, membuat dia tertawa geli. "Sek
Read more
PREV
1
...
1415161718
...
22
DMCA.com Protection Status