Semua Bab Pembalasan sang Menantu Tertindas: Bab 561 - Bab 570
634 Bab
Bab 561
Yoga menjelaskan, "Kami memang datang untuk balas budi pada Nenek Wina, tapi beda cerita kalau ke kalian. Anies, mereka berdua durhaka dan nggak bermoral. Mereka bahkan memukul ibu kandung sendiri. Kedua orang ini lebih hina dari binatang. Cepat tangkap mereka dan hukum seberat-beratnya."Anies juga emosi mendengarnya. Dia bertanya, "Apa? Mereka bahkan berani memukul ibu sendiri? Benar-benar berengsek. Di dalam militer kami, orang seperti ini biasanya langsung ditembak mati. Cepat tangkap mereka!""Baik!" Pengawal pribadi Anies segera maju dan menangkap kedua orang itu.Leona dan Valdi sontak ketakutan hingga lemas. Apalagi Leona yang bahkan pipis di celana. Kalau sampai tertangkap, mana mungkin mereka akan berakhir dengan baik? Kalaupun tidak mati, mereka juga pasti akan disiksa. Saat ini, mereka bergegas berlutut untuk memohon ampun.Leona berucap, "Pak Yoga, Jeje, kami benaran sudah tahu kesalahan kami. Tolong beri kami kesempatan sekali lagi. Ke depannya, kami pasti akan berbakti p
Baca selengkapnya
Bab 562
Yoga berkata, "Tenang saja. Sekarang Raja Naga sangat aman, tapi mentalnya sedikit terganggu. Sebaiknya kalian jangan cari dia dulu. Takutnya dia emosi. Aku akan mengobatinya secara perlahan. Nanti kalian baru cari dia setelah kesehatannya pulih."Setelah beberapa saat, Anies baru menenangkan dirinya. Kemudian, dia berlutut kepada Yoga sembari berucap, "Pak Kusuma, tolong sembuhkan Raja Naga. Kelak nyawa semua anggota Aula Naga ada di tanganmu. Kamu bisa menghabisi kami kapan saja."Yoga mengangguk seraya menimpali, "Jangan khawatir. Aku bisa sembuhkan penyakit Raja Naga. Hanya saja, aku butuh waktu.""Terima kasih," sahut Anies.Setelah masalahnya beres, Yoga kembali ke pondok nadi obat. Pengemis tua masih fokus mengamati papan catur. Kondisinya sudah membaik sesudah dirawat oleh nadi obat. Namun, kesehatan mentalnya belum sepenuhnya pulih.Begitu melihat Yoga, pengemis tua tersenyum lebar dan berujar, "Kamu sudah datang. Cepat duduk. Aku sudah temukan cara untuk memecahkan kebuntuan
Baca selengkapnya
Bab 563
Yoga mengembuskan napas lega karena bisa mempertahankan pondok nadi obat. Setelah bertarung beberapa saat, buah catur mereka hanya tersisa sedikit. Akhirnya, Yoga melancarkan strategi yang mematikan lagi. Kali ini, kemungkinan Raja Naga untuk menang sangat kecil.Raja Naga berujar seraya mengernyit, "Nak, besok kamu baru datang lagi di waktu seperti ini. Kalau besok aku nggak bisa memecahkan kebuntuan ini, aku akan mengaku kalah."Yoga menyahut, "Oke."....Di vila Kompleks Rivera. Wina tidak terbiasa tinggal di vila semewah ini. Meskipun Jeje sudah menyiapkan pembantu, Wina tetap merindukan keluarganya. Jadi, dia menelepon Valdi dan menyuruhnya untuk pindah ke vila ini.Valdi dan Leona sangat antusias. Mereka memang ingin tinggal di vila mewah. Keduanya membeli suplemen yang banyak, lalu pergi ke vila. Alhasil, sebuah mobil mewah mencegat mereka di tengah perjalanan. Pemilik mobil mewah ini adalah Arya.Valdi memang tidak kenal dengan Arya. Namun, orang yang bisa mengendarai mobil mew
Baca selengkapnya
Bab 564
"Oke, Bu!" seru Valdi dengan mesra. Dia segera menghampiri Wina dan berucap, "Bu, biar kami bantu kamu bungkus pangsit.""Oke," sahut Wina dengan gembira. Mereka bertiga membungkus pangsit sambil mengobrol dengan asyik. Suasananya dengan harmonis, seperti keluarga biasa. Ini adalah momen paling membahagiakan bagi Wina.Tiba-tiba, Leona menunjuk ke belakang Wina dan bertanya, "Bu, siapa dia?"Wina langsung berbalik, tetapi tidak ada seorang pun. Dia bergumam, "Nggak ada orang ...."Wina berbalik lagi. Tidak disangka, Leona menusuk dada Wina dengan gunting. Ekspresi Leona tampak galak. Wina sama sekali tidak sempat merespons. Dia menjerit dan darah mengalir dari dadanya.Untung saja, pakaian Wina agak tebal. Ditambah lagi, gunting juga tidak terlalu tajam sehingga tusukannya tidak terlalu dalam. Wina berusaha memberontak. Dia berteriak seraya memegang gunting, "Apa yang kamu lakukan?"Leona menimpali, "Bu, ada orang yang mau bayar 600 miliar untuk membeli nyawamu. Ternyata nyawamu begitu
Baca selengkapnya
Bab 565
Jeje yang mengamuk bergegas menghampiri Wina. Dia mengeluarkan teknik siluman untuk mempertahankan vitalitas Wina. Tak lama kemudian, Wina perlahan membuka matanya. Jeje berteriak sembari menangis, "Nenek Wina, beri tahu aku siapa yang menusukmu."Wina berucap dengan lirih, "Anak durhaka ...."Anak durhaka? Ternyata pelakunya adalah Valdi! Dia benar-benar tega membunuh ibu kandungnya sendiri. Valdi memang binatang! Dia harus mati! Jeje berjanji seraya berlinang air mata, "Nenek Wina, aku pasti akan membantumu balas dendam. Aku antar kamu ke rumah sakit dulu."Wina berusaha bicara, "Biarkan ... aku mati ...."Selesai bicara, Wina pingsan lagi. Sekarang dia hanya ingin mati karena hampir dibunuh oleh putranya. Jeje segera menelepon ambulans agar Wina bisa dibawa ke rumah sakit. Untung saja, tusukan gunting tidak tepat di jantung Wina. Jadi, Wina masih bisa diselamatkan.Setelah memastikan kondisi Wina sudah stabil, Jeje mengambil setetes darah Wina dan memasukkannya ke dalam matanya send
Baca selengkapnya
Bab 566
Jeje tidak berhenti. Dia malah membaca mantra yang kekuatannya lebih dahsyat. Valdi sangat kesakitan dan terus menggaruk tubuhnya. Dia ingin menyingkirkan semua serangga yang menggigitnya. Kulit Valdi sudah hancur dan darahnya terus mengalir. Namun, rasa sakit ini tidak ada apa-apanya dibandingkan ulat-ulat yang menggerogoti organ dalamnya.Leona yang ketakutan menghampiri Valdi dan menjerit, "Valdi, kamu kenapa? Cepat bangun!"Valdi hampir kehilangan kesadaran karena merasa sangat kesakitan. Dia berteriak, "Cepat tangkap serangganya!"Leona bingung, mana ada serangga? Valdi tiba-tiba mengorek matanya dan darah memuncrat ke wajah Leona.Leona merasa frustrasi. Dia menghampiri Jeje dan memaki, "Dasar berengsek! Apa yang kamu lakukan pada suamiku?"Jeje menjentikkan jarinya, lalu setetes darah masuk ke mata Leona. Kala ini, Leona juga terkena teknik siluman. Dia terjatuh di lantai dan terus menggaruk kulitnya dengan kukunya yang tajam sambil menjerit histeris.Jeje kehabisan tenaga karen
Baca selengkapnya
Bab 567
Setibanya di pondok nadi obat, Yoga mendapati Hagi sedang minum teh dan mengobrol santai dengan Raja Naga. Penampilan Raja Naga sudah jauh lebih baik. Rambutnya yang sebelumnya kusut masai kini tersisir rapi dan dia juga sudah berganti baju bersih. Dia tampak seperti orang normal.Apakah mental Raja Naga sudah pulih kembali? Yoga gembira memikirkan kemungkinan ini. Dia buru-buru menghampiri Raja Naga.Melihat kedatangan Yoga, Raja Naga langsung menekuk satu lututnya dan berujar penuh hormat, "Guru sudah kembali, ya."Sikap Raja Naga padanya membuat Yoga terkejut. Pendiri Aula Naga itu merupakan petarung dari generasi di atasnya. Dia bahkan disebut-sebut sebagai petarung nomor satu di Daruna. Kini, Raja Naga malah berlutut dan memanggil dirinya sebagai "guru".Bagaimana Yoga sanggup menerima panggilan ini? Dia buru-buru berkata, "Senior terlalu meninggikan aku. Aku mana pantas menjadi gurumu?""Kamu memiliki keterampilan bermain catur dan seni bela diri yang luar biasa. Jadi, tentu saja
Baca selengkapnya
Bab 568
Yoga tidak memberi tahu Raja Naga tentang orang yang menyamar menjadi dirinya. Bagaimanapun, siapa yang akan menolak seorang petarung top sebagai murid?Yoga berkata, "Raja Naga, ibu kandungku dikurung di Penjara Jahanam. Sebulan lagi, aku mau menerobos ke sana untuk menyelamatkannya. Apa kamu bersedia memimpinku ke Penjara Jahanam?"Raja Naga menarik napas panjang, lalu menyahut, "Menerobos Penjara Jahanam, ya? Ini sedikit rumit."Jantung Yoga berdegup kencang saat dia bertanya, "Kenapa? Apa dengan menggabungkan kekuatan kita sekalipun, Penjara Jahanam tetap sulit ditembus?"Raja Naga mengangguk, lalu menjelaskan, "Ada banyak sekali petarung yang menjaga Penjara Jahanam. Hampir mustahil untuk menerobos ke sana, apalagi membawa tawanan keluar.""Mereka seharusnya adalah orang-orang Aula Digdaya dan Empat Keluarga Besar Kultivator Kuno, 'kan? Saat ini aku sudah mengumpulkan pasukan besar. Ditambah kekuatanmu dan aku, seharusnya kita berpeluang mengalahkan mereka," ujar Yoga.Raja Naga m
Baca selengkapnya
Bab 569
Meskipun mereka berada di ruangan yang berbeda, Yoga bisa mendengar gumaman Ayu dengan jelas. Sudahlah, berhubung ibunya tidak mau bicara, dia tidak akan memaksa sekarang. Nanti, Yoga bisa pelan-pelan bertanya padanya lagi.Saat ini, ponsel Yoga menerima panggilan dari sebuah nomor asing. Dia menekan tombol jawab dan bertanya, "Siapa, ya?""Aku perawat dari Rumah Sakit Wellnes. Apa kamu mengenal Wina Suteja?" ujar orang di seberang telepon. Wina Suteja adalah nama lengkap Wina.Yoga menjawab, "Ya, aku kenal. Kenapa, ya?""Biaya pengobatan Bu Wina masih belum dibayar. Apa kamu bisa melunasi tagihan dalam waktu setengah jam supaya perawatan medis pasien bisa segera dilakukan?" tutur perawat itu.Jantung Yoga sontak berdegup kencang. Dia bertanya lagi, "Ada masalah apa dengan Nenek Wina? Kenapa dia bisa di rumah sakit?"Perawat itu menjelaskan, "Dada pasien ditusuk benda tajam, tapi dia sudah melewati masa kritis. Keluarga yang membawanya ke sini nggak bisa dihubungi, jadi kami hanya bisa
Baca selengkapnya
Bab 570
Desi menjelaskan, "Sejujurnya aku ini pembantunya. Aku baru kerja selama seminggu. Kalau dia mati, aku bisa mendapat gaji sebulan cuma-cuma. Enam jutaan, lho! Kalau dia hidup, aku harus terus melayaninya. Sial sekali, 'kan?""Iya, sial sekali," sahut Endang.Desi berkata lagi, "Kamu tahu siapa yang melukainya? Aku yakin kamu nggak akan bisa menebaknya.""Oh? Siapa?" tanya Endang. Hasrat bergosipnya seketika bangkit."Putra dan menantunya!" ujar Desi."Mana mungkin! Kamu pasti bohong," sergah Endang kaget.Desi memperingatkannya, "Kecilkan suaramu, jangan sampai ada yang dengar. Aku mana mungkin berani bohong soal masalah seperti ini. Aku lihat kejadiannya dengan mataku sendiri, kok! Tadinya aku kira dia sudah mati, tak kusangka nyawanya panjang juga. Tahu begini, seharusnya aku menusuknya sekali lagi."Setelah terdiam beberapa saat, Desi berbisik lagi, "Endang, aku mau minta bantuanmu."Endang bertanya, "Bantuan apa?""Waktu kamu bersih-bersih di ICU nanti, tolong bantu aku cabut selan
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
5556575859
...
64
DMCA.com Protection Status