All Chapters of Terjerat Cinta Calon Mertua: Chapter 71 - Chapter 80
103 Chapters
Saling debat
Mona dan ibu mertua saling menatap dengan perasaan, tegang saat mereka mendengar suara derap langkah yang mendekat. Pintu pun terbuka dan Laksmi, wanita yang terkenal dengan kepribadiannya yang berubah-ubah seperti wajah bunglon, masuk ke dalam kamar Mona.Laksmi dengan senyum licik. "Halo ... apa yang sedang terjadi di sini? Sepertinya ada suasana yang menegangkan."Mona dan ibu mertua melihat wajah Laksmi yang dipenuhi dengan senyuman santai, meskipun mereka tahu betapa berbahayanya wanita ini.Ibu mertua dengan ketus. "Laksmi, apa kau sudah memeriksakan kandungan mu Minggu ini?"Laksmi memiringkan kepala dengan berpura-pura tidak peduli, tetapi nyahut juga sambil mengusap perutnya yang sudah besar. "Tentu saja. Saya paling pandai menjaga kehamilan dan cucu mu Oma mertua."Mona dengan sedikit tajam. "Kamu pikir aku tidak bisa menjaga kehamilan ku? Kalau saja terkena insiden, bukan berarti tidak bisa menjaga kehamilan!"Laksmi sambil tertawa kecil. "Baiklah, baiklah. Biarlah, aku buk
Read more
Belum puas
Blak.Wati terjatuh karena pas dia keluar dari kamar Mona. Ada kaki yang dengan sengaja menghalangi jalannya.Laksmi tersenyum puas melihat Wati terjatuh di lantai, tatapannya penuh kebencian pada asisten rumah tangga tersebut. Dia merasa senang melihat Wati menderita.Laksmi dengan suara penuh kepuasan "Sakit, kan? Rasakan Lah. Ini balasanku."Wati sedikit meringis akibat rasa sakit di lututnya. Dia bangkit dari lantai dan menepuk-nepuk kedua tangannya, berdiri dengan sikap tegang sambil melihat Laksmi dengan tatapan yang berlawanan.Wati menggerutu. "Jangan lupa, nyonya. Anda sedang hamil, jadi berperilaku dengan baik. Jangan bertindak semena-mena."Laksmi mengancam. "Hmph, kau mengancam ku, Wati? Dasar orang kampung dan tidak punya etika. Aku ingatkan sama kamu ... jangan mencari gara-gara dengan ku."Wati bersikap tegas. "Maaf, nyonya. Tapi, siapa sih yang seharusnya diingatkan tentang etika, saya atau Anda?"Wati lalu berlalu pergi sambil menuju ke kotak obat. Laksmi mendengus ke
Read more
Kejutan
Mona berjalan di himpit Bu Meri dan Wati yang mengajaknya untuk menuju ke kamarnya. Pakaian mona basah kuyup akibat kejadian tak terduga saat dirinya tercebur ke dalam kolam renang akibat ulah Laksmi. Untunglah Bu Meri dan Wati begitu sigap menolongnya yang bukan tidak bisa berenang. melainkan terlalu gugup dan panik."Nyonya Mona, mari kita segera mengganti pakaiannya. Jangan biarkan kamu kedinginan setelah kejadian tadi. nanti kau sakit"Wati: menggenggam tangan Mona dengan perhatian "Kami khawatir denganmu, Mona. Tapi tenanglah, kami ada di sini untukmu," ucap Bu Meri.Mona mengucapkan terima kasih dengan suara lirih. "Terima kasih, Bu Meri dan Wati. Saya sangat berterima kasih atas perhatian dan bantuannya."Mereka sampai di kamar Mona dan kemudian membantu Mona untuk mengganti pakaiannya yang basah dengan baju yang kering dan bersih. Bu Meri dan Wati berusaha memberikan kenyamanan dan perhatian pada Mona. Memberikan minyak angin biar tubuhnya merasa hangat."Semoga nyonya muda bai
Read more
Liontin indah
Mona semakin terkesima melihat kehadiran Leo dan buket bunga yang dipersembahkan kepadanya."Ini untukmu, sayang." Berharap buket bunga ini bisa mewakili rasa cinta pada sang istri.Mona merasakan hatinya berdesir hebat, terpancar kebahagiaan. Dia menerima buket bunga dengan penuh cinta, mencium aroma segar yang memenuhi ruangan.Mona dengan suara lembut. "Terima kasih, Om Suami. Bunga-bunga ini begitu indah. Aku sangat suka."Leo merasa senang melihat kebahagiaan di wajah Mona. Dia kemudian mengeluarkan kotak kecil dari saku dan membuka kotak tersebut, memperlihatkan liontin yang berkilauan di dalamnya."Dan ini sesuatu untukmu, sayang." Lantas Leo memberikan liontin yang sangat indah sebagai hadiah untuk Mona yang kini tengah mengandung benihnya.Mona terpesona melihat liontin yang bersinar di dalam kotak. Ini adalah hadiah yang begitu berarti baginya."Om Suami, aku tidak menyangka kamu akan memberikan sesuatu yang begini indah. Kamu tidak bercanda kan. Membuktikannya pada ku?" Mon
Read more
Air mata bawang
Rintihan minta tolong dari Oma begitu lirih dan akhirnya terdengar samar-samar. Oma tampak kepayahan dengan darah yang mengalir dari kepalanya dan pada akhirnya tidak sadarkan diri.Bodyguard yang biasanya setia mendampingi Oma, tampak panik saat melihat kejadian tersebut dan dengan sigap bertindak. Dia segera mengangkat sang majikan dengan hati-hati.Bodyguard bodyguard satunya dengan suara tegas memanggil Leo yang baru saja pulang kantor. "Tuan Leo, nyonya besar pingsan."Leo, yang mendengar teriakan bodyguard, dari balik pintu sejenak menatap Mona yang sedang membukakan jas nya."Ibu. Om. Ibu kenapa?" Mona terdengar panik.Leo. Segera keluar dari kamar finikuti sang istri. Untuk menemui sang ibu yang katanya pingsan.Di luar kamar sang bodyguard perempuan berwajah cemas. "Tuan. Nyonya besar cidera dan pingsan.""Ibu kenapa? Bawa ke rumah sakit!" Tegas Leo walau belum tahu pasti ibunya kenapa.Belum sempat lawan bicaranya menyahut. Leo setengah berlari memasuki lift tidak lupa menun
Read more
Masa ngidam
"Sayang, kita perlu bicara sebentar." Leo menarik tanga. Mona kembali keluar dari ruangan sang bunda. Leo merasakan kecemburuan yang melanda hatinya ketika melihat Mona saling pandang dengan Marfin. Dalam situasi yang mencekam, Leo merasa perlu menjauhkan Mona dari Marfin, takut terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.Mona kaget dengan tindakan Leo. "Om, kenapa? Kita mau kemana?""Aku tidak suka kamu mesra dengan Marfin," kata Leo setelah berada di luar ruangan.Mona merasa bingung dengan reaksi Leo yang tiba-tiba cemburu dan protektif. Namun, dia mencoba untuk memahami kekhawatiran suaminya.Mona dengan suara lembut. "Om, aku mesra sama Marfin? Mesra di mana nya? dia adalah putramu, dan aku tetap mencintaimu. Kita harus mengatasi rasa cemburu!" Mona membuka tangannya."Tatapan mu yang mesra." Jelas Leo.Mona menghela nafas dalam-dalam sembari menatap ke arah suaminya. Ia tahu kalau Leo cemburu. Lalu Mona menunduk mempertanyakan pada dirinya sendiri. Benarkah kalau tatapannya mesra?"
Read more
Sudah gila
Wanita yang tengah hamil besar itu memasuki rumah Oma dengan raut wajah yang penuh kekhawatiran dan kebahagiaan. Ia merasa lega melihat Oma pulang dari rumah sakit."Aku merasa senang, kau sudah pulang! itu berarti kamu dalam masa pemulihan dan biarkan aku merawatnya juga," ucap Laksmi yang berjongkok di dekat Oma.Oma bermonolog dalam hati. "Ini dia, wanita yang telah mencelakai saya. Melihatnya dihadapan saya sekarang membuat hati saya berdegup begitu cepat. Ingin rasanya ku tendang balik!"Wanita hamil itu memandang Oma dengan tatapan yang campur aduk, seolah-olah tidak ada rahasia yang tersimpan. Wajahnya sok sedih yang ia tunjukan pada semua orang. Maya dan Leo saling bertukar pandangan, melihatvekspresi Laksmi yang ketara di buat-buat."Oma, aku sangat sedih dengan kondisimu ini. Cepat sembuh ya! Oya Oma ... Marfin sudah pergi lagi ke luar Negeri. Dia titip salam buat Oma yang sangat disayangi." Seru Laksmi kembali menyentuh tangan Oma yang tidak berdaya, yang bisa dia lakukan
Read more
Dengan tulus
"Ya Tuhan ... istriku dalam bahaya." Gumam Leo terlihat shock.Leo sangat terkejut saat melihat rekaman CCTV di rumahnya, di mana Mona tampak sedang diganggu oleh Laksmi, orang yang hampir saja mencelakainya. Ketakutan dan kekhawatiran melanda hati Leo."Jangan sampai terjadi sesuatu." Leo menutup laptop.Lalu memasukannya ke dalam tas. Dengan cepat beranjak dari tempat tersebut.Leo segera bergerak cepat menuju pulang, di ruang matanya terus terbayang yang terjadi di rekaman CCTV. Dia tak dapat menahan kekhawatiran yang melanda dirinya, berharap bisa melindungi istrinya.Dengan suara tegas. Leo meminta supir untuk segera membawanya pulang."Antar saya pulang, cepat." Pinta Leo sambil mendudukan dirinya di jok mobil. Brugh! Suara pintu mobil.Sang supir tanpa banyak bicara. Langsung memutar kemudinya menuruti perintah sang majikan.Setibanya di rumah. Leo langsung gegas ke lantai tiga, namun di tempat yang tadi lihat itu kosong. Lalu Leo melihat Mona berada di dalam kamarnya sedang be
Read more
Mendekam
Sebuah gelas melayang dan hampir mengenai wajah Mona. Untungnya dengan cepat di tepis oleh tangan Leo sehingga tangan Leo yang terluka. Suasana semakin tegang. Mona pun panik melihat tangan Leo terluka.Leo menatap tajam pada Laksmi, yang sudah berniat mencelakai Mona tetapi malah mengenai tangan nya. Tangan Leo bergetar dalam menahan rasa sakit.Dengan suara tegas. "Laksmi, apa yang kamu lakukan?" Leo benar-benar kecewa pada Laksmi yang sudah berusaha mencelakai Mona. Nyata di depan matanya.Laksmi memohon dengan suara bergetar. "Maaf. Aku tidak bermaksud menyakiti siapa pun. Aku minta maaf!""Percuma kau meminta maaf!" Tegas Leo karena tidak akan mengubah apa pun. Yang sudah dilakukan Laksmi sungguh melampaui batas."Tolong! Aku minta maaf! Aku tidak akan mengganggu kamu dan Mona lagi. Beri aku kesempatan untuk memperbaikinya!" Sorot mata laki sangat ketakutan."Pergi sekarang juga!" Tanganmu yang mending ke arah belakang meminta maaf untuk pergi dari hadapannya.Kemarahan yang sa
Read more
Bayi mungil
Mona melihat ke arah sumber suara, di mana seorang pria bertubuh tambun sedang memegang berkas dan mendekati mereka."Ada beberapa kesalahan yang Nyonya Laksmi lakukan, termasuk kejahatan yang sudah dia perbuat," ucap pria tersebut dengan serius.Mona, dengan nada tegas, mengungkapkan kekhawatirannya. "Tapi dia sedang hamil, kasihan bagaimana jika hal yang sama terjadi padaku? Aku tidak ingin Laksmi berakhir di penjara."Namun, pria tambun tersebut menjelaskan bahwa Laksmi sudah dipenjara dan keputusan tersebut tidak akan berubah meskipun dia dikeluarkan.Mona menoleh ke arah Leo, mencari dukungan dari suaminya. Leo mengangguk-anggukkan kepala, menunjukkan pemahaman dan persetujuannya.Mona memohon kepada Leo. "Om, tolong pikirkan lagi. Laksmi sedang mengandung cucu kamu, putra Marfin. Aku harap kamu bisa mempertimbangkan situasi ini."Namun, Leo tetap teguh dengan keputusannya dan menggelengkan kepalanya. Baginya, meskipun Laksmi sedang mengandung, dia tetap merasa bahwa Laksmi harus
Read more
PREV
1
...
67891011
DMCA.com Protection Status