All Chapters of THE ISLAND : I'M IN LOVE: Chapter 81 - Chapter 90
90 Chapters
BAB. 81 Kesibukan Para Pria Di Sungai
Ronald mendekat dan mencium lembut kening Sera, mengungkapkan rasa cintanya. Mereka saling berpelukan erat, merasakan kehangatan dan kemesraan yang begitu kuat di antara keduanya. "Malam pertama kita semalam begitu indah, Sera," ucap Ronald dengan penuh kasih. "Aku merasa begitu bahagia dan lengkap dengan kehadiranmu dalam hidupku." Sera tersenyum lembut, merasakan kebahagiaan yang tak tergantikan. "Aku juga merasakan hal yang sama, Ronald. Kita telah memulai babak baru dalam kehidupan kita sebagai pasangan suami istri, dan aku tidak sabar untuk menjalani setiap momen bersamamu." Keduanya lalu duduk berdampingan di tepi tempat tidur mereka, menikmati kebersamaan pagi yang indah. Keduanya berbicara tentang impian dan harapan mereka sebagai pasangan, tentang rencana masa depan yang ingin mereka wujudkan bersama. "Ronald, apa impian terbesarmu sebagai seorang suami?" tanya Sera dengan penuh perhatian. Ronald memandang Ser
Read more
BAB. 82 Memasak Untuk Istri
Setelah udang-udang dicuci bersih oleh Hezki, Ronald, dan Edu di air sungai yang mengalir, ketiga pemuda itu pun memutuskan untuk kembali ke tepian pantai Pulau Asu dengan hati yang riang. Para pria berjalan dengan langkah ceria, membawa hasil tangkapan mereka yang segar dan banyak. Udara pagi yang asri menyapa ketiganya, menghembuskan semangat baru ke dalam jiwa mereka. Tepat di tepi pantai, yang menjorok ke daratan terdapat tiga rumah sederhana yang menjadi tempat tinggal mereka bersama istri-istrinya. Rumah-rumah itu terletak berdampingan, mencerminkan kebersamaan dan kehangatan yang ada di antara mereka. Rumah-rumah itu terbuat dari kayu dengan atap daun rumbia yang memberikan kesan alami dan tradisional. Saat mereka memasuki pekarangan rumah masing-masing, ketiganya merasa lega dan bahagia karena akhirnya bisa bersantai setelah tadi menangkap udang dan membersihkan sleeping bag. Para pria kembali menjemur sleeping bag itu di tiang jemuran yang ada
Read more
BAB. 83 Akhir Kejahatan Omar Dan Yuni
Beberapa waktu telah berlalu,Di sisi lain Pulau Asu, Omar dan Yuni, pasangan suami istri yang dulu telah mencurangi Sera, Lia, dan Mira saat badai di lautan luas, ternyata masih hidup, setelah keduanya terombang-ambing di atas lautan bebas. Saat ini, mereka sedang bersembunyi di sebuah batu karang besar di pantai Pulau Asu, mengintip kapal milik Hezki yang telah karam di daratan. Mereka telah berada di tempat persembunyian itu selama lebih dari seminggu. Situasi yang mereka hadapi sangatlah sulit. Keduanya harus berusaha bertahan hidup di tengah-tengah alam liar yang keras dan tidak ramah. “Mas Omar! Mau sampai kapan kita bersembunyi terus seperti ini?” tanya Yuni mengeluh kepada suaminya.“Kamu sabarlah jadi orang! Kita pasti akan berhasil mencuri kapal mereka!” jawab Omar kepada istrinya.“Kenapa kita tidak menyerah saja dan bergabung dengan mereka hidup di pulau ini?” sergah Yuni lagi.“Kamu sendiri saja! Aku tida
Read more
BAB. 84 Kapal Milik Hezki Hilang
Pagi yang cerah menyambut Pulau Asu setelah tadi malam diguyur hujan deras. Sinar mentari yang terang memancar dengan indahnya, menerangi setiap sudut pulau. Suasana pagi yang tenang dan segar membuat para penghuni pulau merasa bersemangat untuk memulai hari yang baru. Di tepi pantai, terdapat tiga orang pria yang sedang memandang ke arah laut dengan ekspresi terkejut. Mereka adalah Edu, Ronald, dan Hezki. Ketiganya sangat kaget karena kapal mereka yang sebelumnya terdampar di daratan dan diikat dengan pohon kelapa, tiba-tiba menghilang entah ke mana. Hezki, yang merupakan pemilik kapal, merasa bingung dan bertanya-tanya bagaimana hal ini bisa terjadi. Dia yakin bahwa kapal tersebut sudah tidak memiliki bahan bakar lagi, sehingga tidak mungkin bergerak sendiri. Dia memandang kedua temannya dengan tatapan penuh tanda tanya. Edu, yang merupakan seorang yang berpengalaman, mencoba mencari jawaban atas kejadian ini. "Mungkin ada yang mengambil kapal ki
Read more
BAB. 85 Momen Indah Di Air Terjun
Di suatu pagi yang cerah, Edu mengajak istrinya, Lia, untuk berjalan-jalan menuju air terjun yang terletak di Pulau Asu. Mereka berdua berjalan sambil bergandengan tangan dengan senyum bahagia di wajah keduanya. Suasana pagi yang segar dan pemandangan indah di sekitar mereka membuat Lia dan Edu merasa semakin dekat satu sama lain. "Mari kita pergi ke air terjun, Sayangku Lia. Aku ingin menghabiskan waktu berdua denganmu di tempat yang indah itu," ujar Edu dengan senyum penuh kasih sambil mulai menggenggam tangan istrinya. Lia tersenyum dan ikut menggenggam tangan Edu erat-erat. "Aku juga ingin menghabiskan waktu bersamamu, Edu. Pulau impian ini memang memiliki keindahan alam yang luar biasa." Keduanya pun berjalan menyusuri jalur yang mengarah ke air terjun, menikmati keindahan alam sekitar mereka. Suara gemericik air dan nyanyian burung membuat suasana semakin romantis. Sesampainya di air terjun, Edu dan Lia berdiri di bawah guyuran air
Read more
BAB. 86 Sesuatu Di Balik Batu Karang
Ronald dan Sera, sepasang suami istri muda yang baru saja menikah, tengah menikmati indahnya senja di tepian pantai Pulau Asu. Sera tersenyum manis sambil memandang ombak yang menghempas pantai dengan lembutnya. Ronald memeluk pinggang Sera erat-erat sambil menghirup udara segar laut."Sera, betapa indahnya pantai ini," ucap Ronald sambil tersenyum lembut."Iya, Ronald. Ini tempat yang sempurna untuk beristirahat dan bersantai," jawab Sera sambil mengelus pelan tangan Ronald yang memeluknya.Matahari mulai merunduk perlahan di ufuk barat, memancarkan sinarnya yang keemasan dan menciptakan warna-warna spektakuler di langit. Sera tersenyum melihat pemandangan itu, merasa begitu beruntung bisa berada di sana bersama Ronald, orang yang dicintainya."Tunggu sebentar, Sera. Aku punya kejutan untukmu," ujar Ronald sambil tersenyum misterius.Sera memandang Ronald dengan rasa penasaran yang menghiasi wajahnya. Apa gerangan yang sedang direncanaka
Read more
BAB. 87 Di Dalam Aliran Air Sungai
Di suatu siang yang cerah di Pulau Asu, Hezki dan istrinya, Mira, memutuskan untuk menjelajahi keindahan hutan pulau tersebut. Mereka berjalan-jalan di tepian sungai yang mengalir dengan riak-riak air yang jernih. Hezki memiliki rencana istimewa untuk menciptakan momen yang tak terlupakan dengan Mira di pinggir sungai. Hezki sambil tersenyum, lalu berkata, "Mira, mari kita berjalan-jalan di tepian sungai di dalam hutan. “Aku punya sesuatu yang ingin kukatakan padamu." Mira tertawa senang, "He-he-he. Tentu, Hezki. Apa yang ingin kamu katakan?"“Nanti saja kalau kita sudah sampai di sana,” jawab pria itu. Mereka pun berjalan beriringan, menikmati keindahan alam di sekitar hutan. Suara gemericik air sungai dan nyanyian burung-burung liar membuat suasana semakin romantis. Hezki memegang tangan Mira dengan lembut, memberikan rasa kehangatan dan kenyamanan. Setelah sampai di sungai, Hezki pun berkata, sambil tersenyum penuh a
Read more
BAB. 88 Mempersiapkan Proses Kelahiran
Edu, Ronald, dan Hezki adalah tiga sahabat yang sedang membangun kolam di samping sungai di dalam hutan Pulau Asu. Mereka telah memilih lokasi yang strategis dan memutuskan untuk membuat kolam berbentuk bulat yang dilapisi dengan bebatuan. Tujuan utama dari kolam ini adalah untuk digunakan sebagai tempat melahirkan dengan metode water birth. “Bro! Ayo kita memulai semuanya!” seru Hezki mengajak kedua sahabatnya Edu dan Ronald untuk memulai pekerjaan mereka. “Siap, Bro Hezki!” jawab keduanya serentak. Saat ini, ketiga istri mereka, Lia, Mira, dan Sera, sedang mengandung dan sudah memasuki tahap kehamilan yang cukup besar. Mereka dengan sabar menunggu saat-saat istimewa untuk melahirkan anak-anak mereka di kolam yang sedang dibangun itu. Setiap hari, Edu, Ronald, dan Hezki dengan penuh semangat bekerja keras untuk menyelesaikan kolam tersebut. Mereka bekerja dengan cermat dalam melapisi bebatuan di sekitar kolam agar tercipta
Read more
BAB. 89 Welcome Baby Isaac
Pagi itu, matahari baru saja terbit ketika Lia merasakan mulas di perutnya. Dia sepertinya tahu, jika bayinya siap untuk datang ke dunia ini. "Edu," panggilnya dengan suara lembut namun tegang. "Sepertinya aku akan melahirkan." Edu, yang sedang membersihkan ruang tamu, mendengar panggilan istri tercinta yang berada di dalam kamar dan langsung berlari ke arahnya. "Lia Sayang, tenanglah. Aku ada di sini," ujarnya, sambil meraih tangan Lia dan menggendongnya ala bridal style. Edu menggendong Lia menuju ke kolam steril yang berada di dekat sungai, tempat yang telah disiapkan untuk proses water birth. Setelah sampai di kolam, pria itu segera meletakkan istrinya ke dalam kolam secara hati-hati. Edu, dengan wajah yang penuh kekhawatiran namun tetap tenang, duduk di sisi kolam, memegang tangan Lia yang sedang berjuang. Dokter Mira, yang juga adalah teman baik mereka, datang dengan ce
Read more
BAB. 90 Welcome Baby Sebastian
Hari-hari berlalu setelah Lia melahirkan Isaac. Sera, sahabatnya yang juga sedang hamil besar, mulai merasakan tanda-tanda kelahiran. Mulas yang datang dan pergi, menandakan bahwa bayi yang ada di dalam kandungannya siap untuk menyapa dunia. Pada suatu sore yang cerah, Sera merasakan mulas yang semakin intens. Ronald, suaminya yang selalu setia berada di sisinya, dengan sigap menggendong Sera menuju kolam steril yang ada di tepi sungai, di dalam hutan Pulau Asu. Kolam ini sudah dipersiapkan jauh-jauh hari oleh Ronald dan kedua sahabatnya, khusus untuk proses kelahiran para istri mereka. Sera menangis pelan saat Ronald menggendongnya melalui jalan berbatu menuju kolam steril di tepi sungai. Wajahnya dipenuhi oleh rasa takut dan harapan yang menggebu. Ronald menatapnya dengan penuh kasih sayang, memastikan dia merasa aman di setiap langkah. "Sera Sayang, kita hampir sampai," bisik Ronald dengan lembut, mencoba menenangkan istrinya yang seda
Read more
PREV
1
...
456789
DMCA.com Protection Status