All Chapters of Kelahiran Kembali Sang Tuan Muda : Chapter 31 - Chapter 40
121 Chapters
Bab 31. Menemukan Serangan
Setelah sampai di lantai bawah dan keluar dari gedung perusahaan, Tomy dan tamunya segera berangkat menuju rumah sakit yang pernah merawat Ryanoir."Pastikan setiap pergerakan kita aman, jangan sampai ada yang curiga." Tomy memperingatkan rekannya - tamunya Ian Herlambang tadi."Tentu, mas Tomy. Dan, bagaimana bisa kita kebetulan datang bersamaan ke tempatnya tuan Ian?" ujar pria itu."Ya, mungkin kita sudah ditakdirkan untuk bisa bekerja sama lagi, Dra."Pria itu - yang bernama Indra, hanya mengangguk saja tanpa memberikan tanggapan lagi. Mereka memasuki mobilnya Indra, karena Tomy datang tidak memakai mobil tapi taksi.Setelah sampai di sana - rumah sakit yang dituju, mereka mencari-cari informasi tentang obat yang dikonsumsi oleh Ryanoir, saat didapat di sini. Namun semua staff rumah sakit tampak enggan memberitahukan informasi tentang rahasia penanganan medis mereka, apalagi bukan Ryanoir sendiri atau pihak keluarga yang bertanya."Maaf, tapi ini adalah privasi dari Tuan Muda Ryan
Read more
Bab 32. Muncul sebagai Ryan
Ryan mendengar suara dari hasil penyadap yang sudah dipasangnya pada tubuh Tomy - pada ponselnya. Dan ia menemukan beberapa rekaman percakapan yang menarik perhatiannya.Beberapa dari rekaman tersebut ternyata adalah pembicaraan antara Ian Herlambang, Tomy dan satu orang - pria, yang tidak dikenalnya."Oh, ternyata mereka membuat rencana untuk menyelidiki Ryanoir. Apa mereka juga yang menyerang rumah ini?" gumam Ryan sendiri.Dari apa yang ia dengar, akhirnya ia juga tahu jika selama ini kondisi Ryanoir yang catat dan tidak bisa melakukan apa-apa adalah "pekerjaan" pamannya sendiri - yang memberinya obat-obatan tertentu untuk melemahkan saraf-saraf pada tubuh.Akhirnya Ryan merasa perlu mengetahui identitas para penyerang rumahnya, karena suara dari ketiga orang tersebut - dari hasil sadapnya, mereka tidak ada satupun membicarakan tentang serangan rumah ini. Jadi dia memutuskan untuk menghubungi seseorang - rekan kerja pribadinya sebagai "Ryan" yang sudah membantunya waktu lalu."Tuan
Read more
Bab 33. Para Wanita
Mereka semua langsung bergerak, melakukan penyelidikan dan memeriksa rekaman CCTV di sekitar wilayah kejadian - beberapa titik jalan disekitar rumah. Namun, hasilnya tetap nihil. Tidak ada rekaman CCTV yang tersimpan dan tidak ada saksi mata yang melihat kejadian apapun. Hanya beberapa warga sekitar yang kebetulan lewat mendengar suara kaca pecah, tapi mereka berpikir jika itu hanyalah "kecelakaan" kecil yang bisa saja terjadi di setiap rumah manapun.Setelah beberapa saat kemudian melakukan investigasi, mereka memutuskan untuk fokus pada benda-benda bukti yang ditemukan di area luar dan dalam rumah - TKP. Dalam beberapa kali analisis ulang, mereka menemukan bukti baru yang tidak mereka pikirkan sebelumnya, yaitu sepotong kain hitam agak kemerahan yang ditemukan ternyata bukanlah milik penyerang - asli milik mereka, sebab dari pengalaman orang-orang yang menyerang pasti menggunakan pakaian serba hitam yang pekat."Kemungkinan kain ini hanya untuk memecah konsentrasi atau praduga, jika
Read more
Bab 34. Operasi Wajah?
"Sekarang adalah saatnya memulai sesuatu yang besar, meski ini baru awal," kata Ryan sambil tersenyum misterius pada dua orang yang dipilihnya.Mereka mengangguk setuju dengan pernyataan Ryan, sebab mereka akan melakukan sesuatu yang benar untuk menyerang lawan yang memulai permasalahan.Akhirnya Ryan menemui wanita itu untuk meminta penjelasan, tapi di saat ketemu, awalnya si wanita pura-pura tidak tahu apa-apa tentang Ryan. Tapi tentu saja Ryan tahu bahwa wanita itu sedikit panik - dari garis wajahnya. Bahkan pada akhirnya wanita itu lari, sehingga Ryan terpaksa mengejarnya."Ah, sial! Ngapain malah ngajak lari-larian!" umpat Ryan - kesal.Tapi di saat mengejarnya, Ryan di hadang oleh pria bertubuh kekar di tengah jalan. Ryan sendiri sebenarnya kenal dengan pria kekar tersebut, karena ternyata dia juga anggota pembunuh bayaran seperti Ryan yang terkenal dengan kekuatan fisiknya.Konon katanya, pria kekar itu dapat memecahkan kepala manusia hanya dengan cengkraman tangannya. Ternyata
Read more
Bab 35. Kembali Menumpahkan Darah
Ryan merapatkan kedua belah tangannya, tampak sedang fokus yang tinggi. Ia melihat tepat pada mata Alex - seperti mengintimidasi, sehingga cahaya liar yang membara di dalamnya terlihat penuh dengan tekad yang kuat."Kau tadi bilang, kalian adalah kembar identik kan? Bagaimana jika hanya satu yang akan dikenang dan meninggalkan tempat ini dengan selamat?" tanya Ryan sambil menjulurkan tangannya - menantang untuk meminta Alex kembali bertarung.Alex yang sudah tak sabar untuk melihat Ryan hancur justru terkejut. Ia sama sekali tak menyangka kalau keberanian "Ryanoir" ini benar-benar diluar dugaan."Kau pikir, dengan kekuatanmu yang patut untuk dikutuk, dapat mengalahkanku? Hahaha ... " Alex tertawa-tawa lalu mendengus sinis."Heh, apa peduliku!" sahut Ryan - acuh.Ryan tidak menjawab, ia tiba-tiba saja menyerang tanpa aba-aba. Pukulan dan tendangan keras yang bertubi-tubi dilancarkan menuju Alex hingga membuatnya menghindar kesamping dengan cepat.Ryan yang sudah mahir dalam pertarungan
Read more
Bab 36. Teman Rasa Rival
"Oh, tidak ada ya? Baiklah, aku pergi."Karena tidak ada satu orang pun yang muncul menampakkan diri, jadi Ryan pura-pura pergi dan tidak lagi peduli dengan apapun. Padahal sebenarnya ia bersembunyi untuk memastikan bahwa kecurigaannya tentang seseorang yang memantau akan segera keluar saat menyangka jika ia telah pergi.Tak lama kemudian, datang dua orang. Sementara satu orang itu dikenali Ryan sebagai sepupu Selly - Tomy, sedangkan satunya lagi sangat mirip dengan Alex - lawannya yang kini telah mati di tangannya."Hem, ternyata mereka. Tapi, apakah mereka melihat semuanya atau memang mereka berbeda-beda datang?" Ryan bergumam sendiri.Beberapa saat kemudian, ia mendengar percakapan Tomy dan temannya - yang diyakini sebagai kembarannya Alex. Mereka membicarakan tentang suasana rumah sakit, dan sudah mati dalam keadaan mengenaskan.Ryan menajamkan pendengarannya agar bisa digunakan untuk menguping apa saja yang sedang mereka bicarakan. Ia merasa jika pembicaraan mereka pasti ada kait
Read more
Bab 37. Hampir Saja
"T-api, selama ini aku tidak pernah melihat sesuatu yang mencurigakan tentangnya. Atau aku yang tidak memperhatikan?" Ryan kembali mengingat-ingatDengan rasa penasaran yang tinggi, akhirnya Ryan membuntuti wanita itu tanpa diketahui. Ia terus mendengarkan percakapan wanita itu - hingga mendapatkan kabar tentang rencana besar yang sedang direncanakan oleh seseorang yang dijuluki "Mr Black". Kebetulan percakapan tersebut membahas tentang transfer uang tunai yang jumlahnya sangat fantastis."100 juta dollar? Ini bukan skala kecil..." gumam Ryan dalam hati.Ryan menajamkan pendengarannya agar bisa lebih berkonsentrasi, lalu bisa membuat kesimpulan bahwa mereka tengah merencanakan suatu transaksi besar yang melibatkan uang tunai yang sangat besar jumlahnya. Ia berencana untuk menyusup ke dalam rencana tersebut dan melacak siapa sosok "Mr Black" yang sebenarnya. Namun, Ryan menyadari bahwa ia memerlukan bantuan - atau lebih berhati-hati jika melakukan segalanya sendiri.Ryan berusaha untuk
Read more
Bab 38. Fakta Baru
"Apakah semua informasi itu benar, ha?" bentak Ryan dengan tangannya yang mencekik leher wanita sewaan."Aaa ... i-ya. A-ku ...""Ternyata begitu?" gumam Ryan tak percaya dengan apa yang baru saja diketahuinya.Setelah itu, Ryan menarik pelatuk pistol kecil yang selalu menjadi senjata andalannya untuk menghabisi nyawa lawan dengan tenang.Dalam dunia gelap kejahatan yang selama ini ditekuninya, dia baru saja mendapatkan kenyataan ini. Ada dua kelompok mafia besar yang mendominasi perdagangan ilegal dan pembunuhan bayaran di seluruh dunia.Satu kelompok terkenal sebagai spesialis pembunuhan bayaran - Pluto, kelompoknya Ryan, dan melayani banyak klien dari seluruh dunia, namun tidak diketahui masyarakat umum siapa sebenarnya identitas pemimpin kelompok tersebut."Termasuk aku sendiri, yang merupakan kelompok inti bagian Pluto." Ryan merasa bodoh, karena selama ini hanya memperhatikan misi yang diembannya dan komisinya yang sangat besar saja.Sementara Kelompok lainnya terkenal sebagai p
Read more
Bab 39. Ketua Pluto
Di tempat lain, Ian Herlambang mengamuk pada kurir informannya - karena menyampaikan pesan tentang kematian wanita yang ada di klub miliknya Mr Black.Ian Herlambang juga marah besar saat mendapat kabar dari Tomy dan kembarannya Alex, jika Alex telah mati terbunuh dalam keadaan yang mengenaskan.Ian Herlambang duduk di atas kursi kayu dengan marah, meremas-remas telepon genggamnya dengan tangan gemetar. Dia mendengar suara Tomy, salah satu anak buahnya, melaporkan bahwa Alex telah mati dan menunjukkan foto dari tubuhnya yang terbujur kaku dengan banyak luka."Apa? Alex mati? Siapa yang berani membunuhnya, dan kenapa Alex bisa kalah dengan orang itu?" bentak Ian Herlambang sambil meraih pistol dari meja."Saya juga tidak tahu, Tuan Ian. Kami menemukan mayatnya yang habis saja tidak bisa dikenali," ujar Tomy memberikan informasi.Tomy mencoba menjelaskan situasi yang terjadi, namun Ian Herlambang tidak mau mendengarkan penjelasan apapun. Dia hanya ingin balas dendam atas kematian Alex.I
Read more
Bab 40. Diculik
Ryan merasa terkejut ketika melihat Ian Herlambang berdiri di hadapannya, terutama setelah mendengar kemarahan Ian atas kematian anak buahnya yang sedang menjalankan misi."Apakah kau yang membunuh mereka semua, Ryanoir?" Tanya Ian dengan nada marah.Ryan memandang Ian dengan tatapan tajam, ia merasa marah dengan tuduhan yang diterimanya."Tidak, aku tidak membunuh mereka. Aku baru tahu tentang kematian mereka," jawab Ryan keras.Ian masih menatap Ryan dengan tidak percaya, ia tidak bisa mempercayai bahwa keponakannya Ryanoir bisa melakukan sesuatu seperti itu. Namun, Ryan merasa yakin bahwa ia tidak bersalah, dan mulai merasa tidak nyaman dengan adanya tudingan yang tidak berdasar itu."Tapi apa yang kamu lakukan di restoran itu, Ryanoir?" Tanya Ian lebih lanjut.Mata Ryan menyipit mendengar pertanyaan tersebut. Ia berpikir keras bagaimana cara untuk menjawabnya, tanpa harus mendapatkan tekanan dari Ian Herlambang lagi. Sebab Ryan sadar jika posisinya sedang dalam bahaya, dengan kaki
Read more
PREV
123456
...
13
DMCA.com Protection Status