Semua Bab Ahli terhebat di Kota Dumai: Bab 41 - Bab 50
177 Bab
Bab 41
Dia membeli beberapa roti di pinggir jalan.Bapak penjual roti itu langsung tertarik dengan Melia dan yang lainnya.Saking marahnya, istri dari penjual yang ada di sebelahnya menjewer telinganya dan berteriak hingga membuat orang yang lewat tertawa terbahak-bahak.Yohan menggelengkan kepalanya sambil memegang roti, kemudian Sinta berinisiatif untuk membayarnya.Sekarang pesona di tubuhnya telah diambil oleh Lusi dan Melia.Dalam waktu singkat, pesona penampilannya tidak bisa melampaui keduanya.Oleh karena itu, Sinta harus bertindak cukup baik agar Yohan melihatnya secara berbeda.Mereka berempat berjalan menuju kampus yang ada di seberang jalan.Hal ini menyebabkan kemacetan besar di sepanjang jalan.Beberapa pria yang bahkan sudah punya pasangan di sampingnya menatap terus kearah Lusi dan Melia.Pasangan mereka sangat marah, sampai-sampai mencubit mereka dengan keras.Saat sampai di gerbang kampus, sensasinya semakin besar.Semua pria dan wanita menjadi gila.Lusi dan yang lainnya di
Baca selengkapnya
Bab 42
Yohan melihat jam dan mengerutkan keningnya."Pak, aku belum terlambat. Masih ada 2 menit sebelum kelas dimulai."Saat dosen asing itu mendengar yang dikatakan Yohan, ada kilatan amarah dimatanya. "Masih berani mengelak! Siapa pun yang datang lebih lambat dariku dianggap terlambat!""Sebagai muridUcapannya sangat kasar, bahkan terdengar sedikit berlebihan.Di dalam kelas, banyak mahasiswa yang senang melihat Yohan direndahkan.Instruktur asing ini tidak hanya pemarah, tetapi dia juga sangat kuat.Tiga puluh sampai empat puluh siswa pernah menyerangnya, tetapi mereka tidak mampu mengalahkannya, malah siswa tersebut dipukuli hingga babak belur.Kali ini, Yohan berada dalam situasi yang menyedihkan.Yohan juga agak kesal. Orang ini bersikap tidak masuk akal.Dia terlalu malas untuk meladeninya dan langsung berjalan ke ruang kelas."Sombong banget kamu!"Dosen itu berteriak, lalu tiba-tiba berlari ke arah Yohan dan menendang wajahnya.Kekuatan yang terkandung dalam tendangan ini sangat me
Baca selengkapnya
Bab 43
Dosen asing itu pergi dan tidak pernah kembali.Aku rasa dia pasti malu untuk kembali.Kelas ini berlalu dengan sangat lancar dan tidak ada yang mengganggunya.Bel tanda kelas telah selesai berbunyi, tetapi semua orang tetap tidak bergerak.Melihat Yohan masih di sana, mereka tidak berani pergi.Pada saat ini, wajah cantik muncul dari luar pintu kelas.Rambut hitam lurus panjangnya tergerai membentuk gambar yang indah.Adegan ini langsung membuat seluruh siswa di kelas tercengang.Mata Lusi mengamati sekeliling kelas. Saat dia melihat Yohan, dia langsung terlihat sangat senang.Dia berlari masuk, duduk di samping Yohan dan meletakkan sebotol minuman di mejanya."Yohan, kamu baru selesai kelas, apa kamu haus? Minum air ini biar kamu nggak kehausan."Yohan menatapnya dan tersenyum, lalu mengusap kepalanya. "Kamu baik sekali."Dia sudah merencanakan untuk melatih Lusi sebagai istrinya, jadi dia secara alami menyentuh kepalanya.Namun, tindakan ini membuat Lusi berdebar dan wajahnya menjad
Baca selengkapnya
Bab 44
Semua orang di kelas sudah terbiasa.Sinta pasti datang untuk mencari Yohan.Meski Sinta sekarang tidak sebaik Lusi dan Melia dalam hal sosok dan penampilan.Namun tak bisa dipungkiri kalau dia juga gadis yang sangat cantik.Sinta duduk di samping Yohan dengan murah hati, dengan senyum lembut di bibirnya. "Aku dengar mereka berdua perlu berendam dalam larutan obat untuk beberapa saat. Katakan saja padaku bahan obat apa yang kamu butuhkan, aku akan menyuruh orang untuk membelinya.""Nggak perlu, aku hanya butuh bahan obat biasa. Aku bisa pergi ke sana sendiri sepulang dari kampus."Senyuman Sinta tetap tidak berubah. "Tapi menurutku kalau pakai bahan obat yang bagus, efeknya akan lebih bagus dan akan sangat bermanfaat bagi mereka.""Kebetulan aku tahu toko obat yang sudah lama berdiri, mereka punya banyak obat-obatan kuno."Mata Yohan sedikit menyipit dan tatapan yang sangat agresif keluar dari matanya, seolah dia ingin mengetahui segala sesuatu tentang pikiran Sinta. "Kamu sepertinya t
Baca selengkapnya
Bab 45
Hal itu sangat membuatnya terkejut dan berpengaruh padanya.Dia langsung menentukan tujuannya.Dia juga memutuskan untuk mendapatkannya, apa pun yang terjadi.Orang yang dia sukai tidak lain adalah Melia.Rok yang dikenakannya hari ini sudah sangat longgar.Namun, kondisinya terlalu menonjol dan masih sangat menarik perhatian, sehingga Melia menjadi pusat perhatian kemanapun dia pergi.Saat mereka pergi ke lapangan, dosen asing itu serius di kelas dan tidak menunjukkan niat jahat apa pun terhadap Melia.Caranya sangat cerdik. Setelah mengidentifikasi mangsanya, dia tidak akan lalai sama sekali, malah dia akan mendekat dengan hati-hati. Kalau sudah dalam posisi yang tepat, dia akan melancarkan serangan yang ganas.Di tengah kelas, dia mengumumkan pembubaran dan menyuruh semua orang bergerak bebas.Melia sangat kesepian dan tidak ada gadis yang mau bermain dengannya.Dia begitu memesona sehingga gadis mana pun yang berdiri di sampingnya hanya akan menjadi pendamping saja.Dosen asing itu
Baca selengkapnya
Bab 46
"Teriak saja!" Kevin berkata dengan acuh tak acuh, "Kualitas kedap suara kantor ini sangat bagus. Walaupun kamu berteriak dengan mikrofon, kamu nggak akan terdengar di luar."Melia mundur sedikit demi sedikit, memegang ponsel di tangannya dan hendak menelepon."Dasar nggak tahu terima kasih, itu suatu kehormatan bagimu kalau aku menyukaimu!"Kevin marah besar dan merasa terhina.Gadis-gadis lain tidak sabar untuk menerkamnya ketika mereka melihatnya.Namun, Melia tampak muak padanya, bagaimana dia bisa menerimanya.Dia seperti serigala lapar, dia bergegas menghampiri Melia.Detak jantung Melia semakin cepat dan dia tanpa sadar menyingkir ke samping.Kevin melompat ke tempat kosong dan itu membuatnya tertegun sejenak.Melia juga tercengang.Bukankah kecepatannya tadi terlalu tinggi?Kemudian, matanya berbinar dan dia menyadari bahwa ini pasti hasil dari yang dilakukan Yohan tadi malam."Sepertinya kamu agak berbeda!"Kevin menyeringai dan menjadi lebih tertarik.Dia terus menerkam ke ar
Baca selengkapnya
Bab 47
Pemandangan di sini sudah sedemikian rupa, sehingga semua orang pasti bisa membedakan siapa yang benar dan siapa yang salah.Maka hanya ada satu kemungkinan, mereka berdua bekerja sama.Kevin berkata kepada Rani dengan wajah kejam, "Dia merekam video, cepat ambil ponselnya!"Rani terkejut, lalu berjalan menuju Melia dengan ekspresi tegas di wajahnya. "Beraninya kamu merekam videonya? Apa kamu tahu kalau ini adalah pelanggaran? Berikan ponselmu!"Kantor memang tidak terlalu besar.Rani juga masuk dan keduanya melancarkan serangan terhadap Melia. Ruang untuk dia bisa bergerak sangat berkurang.Dengan cepat Rani memeluk pinggang Melia dan Kevin mengambil ponselnya.Dia dengan cepat menghapus video di ponsel Melia dan langsung mengeluarkan kartu memori dari ponselnya.Melia sangat terkejut.Tanpa bukti, selanjutnya mungkin akan sangat merugikannya.Pada saat ini, kelas telah berakhir dan dosen-dosen lain kembali ke kantor satu demi satu.Melihat pemandangan ini, mereka semua tercengang."A
Baca selengkapnya
Bab 48
Melia merasa seluruh tubuhnya dingin.Tanpa sadar sosok Yohan muncul di benaknya.Dalam situasi seperti ini, Yohan adalah satu-satunya orang yang terpikir olehnya untuk bisa membantunya.Rani meraih lengan Melia dan berteriak, "Ayo pergi ke kantor rektor!"Tubuh Melia menjadi mati rasa dan dia membiarkan Rani menariknya.Kevin mencibir dalam hatinya, tetapi dia tetap harus menampilkan seluruh pertunjukan dan mulai menghalangi Rani.Keduanya saling melengkapi dan menyelaraskan cerita mereka, lalu menempatkan semua kesalahan bahkan beberapa tuduhan tidak berdasar pada Melia.Dengan begitu, akhirnya Melia diseret ke kantor rektor.Secara alami semua ini akan terlihat oleh siswa di sepanjang jalan.Rani sengaja berteriak lebih keras lagi, sehingga tak lama kemudian masalah itu menyebar seperti angin.Banyak gadis yang mengambil foto-foto gila, kemudian mempostingnya di Cerita dan forum WhatsApp.Mereka sudah lama tidak menyukai Melia yang memiliki wajah murni dan penampilan yang anggun.Se
Baca selengkapnya
Bab 49
Kali ini Melia juga menenangkan diri dan berkata dengan tegas, "Aku difitnah. aku nggak pernah melakukan hal seperti itu!""Nggak ada orang yang percaya dengan apa yang kamu katakan dan kamu nggak punya bukti," kata rektor pelan."Aku percaya padanya!""Aku juga percaya padanya!"Lusi dan Sinta mendorong pintu, mengungkapkan pendapat mereka satu demi satu, kemudian berdiri di samping Melia.Melihat mereka berdua masuk, rektor itu agak terkejut dan segera berdiri.Wajah muram itu menunjukkan senyuman. "Mengapa kalian berdua di sini? Silakan duduk."Tidak aneh kalau rektor memperlakukan mereka seperti ini.Biaya sponsorship tahunan yang diberikan oleh orang tua mereka kepada Universitas Jigara sangatlah besar.Raut wajah mereka berdua tampak dingin dan tidak berniat untuk duduk.Kevin memandang kedua wanita itu, tatapan berapi-api muncul di matanya.Dia tentu mengenali Lusi dan Sinta.Hanya saja kedua orang ini tidak bisa diajak terlibat dan dia tidak berani sombong di depan mereka.Namu
Baca selengkapnya
Bab 50
Peringai Rani saat ini membuat para siswa di dalam dan di luar kantor terlihat curiga.Dia tampak seperti sedang terhipnosis saat ini.Itu memang cara yang mirip dengan hipnosis.Hanya saja akupunktur berkali-kali lipat lebih efektif dibandingkan dengan hipnosis biasa.Mereka tidak akan memiliki rasa kewaspadaan sedikit pun dan akan menjawab apa pun yang mereka minta.Ketika pertanyaan pertama diajukan, Rani menjawab tanpa ragu-ragu."Melia nggak merayu Kevin!"Begitu kata-kata ini keluar, para siswa di luar menjadi gempar.Hati Kevin bergetar. Dia tiba-tiba berteriak dan menendang Rani "Sihir macam apa yang kamu gunakan? Beraninya kamu menyakiti Bu Rani!"Tentu saja, mustahil baginya untuk menendang Rani, tetapi sebaliknya, dadanya malah dipukul oleh Yohan.Seluruh tubuhnya terhuyung-huyung mundur beberapa langkah dan dia terduduk di kursi.Dia telah memberi pelajaran kecil pada pria ini di kelas sebelumnya, tetapi dia tidak menyangka di kelas berikutnya dia akan menyerang orang terde
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
34567
...
18
DMCA.com Protection Status