Semua Bab Pernikahan Paksa Pengantin Bayangan: Bab 51 - Bab 60
144 Bab
BAB 51 Seperti Binatang Buas
Ketika Reygan meninggalkan rumahnya, hatinya hancur berkeping-keping. Bayangan istrinya yang terperangkap dalam pelukan kakaknya masih menghantuinya. Setiap kali memejamkan mata, gambar itu hadir begitu jelas, menyisakan rasa sakit yang memilukan di hatinya.Masih terngiang-ngiang juga kata-kata Sari, pembantunya yang ditugaskan untuk mengawasi Ayrin. Tiba-tiba saja pembantunya itu menelponnya. Membuat jantungnya berdegup kencang karena mengira sesuatu telah terjadi pada istrinya.  Namun, apa yang disampaikan Sari lebih dari cukup membuatnya terkejut.“Sejak malam Bapak Pergi, saya mendengar ada suara laki-laki di kamar Ibu,” jelas Sari dengan suara yang terdengar sangat meyakinkan. “Saya tidak ingin mengganggu, Pak, tapi saya pikir Bapak perlu tahu.”Amarah Reygan meledak. Siapa pria ya
Baca selengkapnya
BAB 52 Hantaman Keras
Seperti orang kerasukan, Reygan mengendarai mobilnya dengan kecepatan tinggi. Beberapa kali dia hampir menabrak pengendara lainnya. Bunyi klakson dan sumpah serapah terdengar menghiasi jalanan. Reygan tidak peduli, dia hanya ingin sampai di rumah dengan cepat. Menemui Ayrin dan meminta maaf padanya. Kalau perlu berlutut dan mencium kakinya."Dimana istri saya?" desaknya tak sabar saat ia tiba di rumah, menatap Bi Tin dengan mata yang memancarkan ketegangan.“Bapak belum tahu? Kalau ibu masuk rumah sakit,” balas Tina dengan heran. Tubuh Reygan langsung lemas. Ayrin masuk rumah sakit dan semua itu terjadi karena dia.  "Di rumah sakit mana?" tanyanya, suaranya penuh dengan kecemasan.
Baca selengkapnya
BAB 53 Inikah akhir segalanya? 
“Darimana saja kamu, Rey?” tuntut Vina yang baru saja keluar dari ruang perawatan menantunya.“Bagaimana keadaannya, Ma? tanya Reygan lesu.“Tidak ada orangtua yang baik-baik saja setelah kehilangan buah hatinya, Rey. Dia butuh dukunganmu.”“Keguguran… Ayrin keguguran, Ma?” desahnya gemetar. Wajah Reygan semakin bertambah pucat. “Temui istrimu, Rey. Dia tidak mau menemui siapa pun kecuali kamu. Dia pasti sedih sekali. Kamu harus menghiburnya. Menabahkan hatinya.” Vina menepuk pundak anaknya lembut, lalu pergi. Sementara Reygan mendekat ke kamar istrinya. Ayrin masih terbaring rapat di tempat tidurnya di ruang pemulihan, tubuhnya terbungkus oleh selembar
Baca selengkapnya
BAB 54 Racun yang menyebar
Ketika pintu ruangan terbuka, Ayrin menoleh dengan cepat, merasakan denyut jantungnya berdegup lebih kencang. Dengan sigap, dia menghapus air matanya yang belum sempat kering. Suaranya gemetar saat menyebut nama suaminya."Mas Rey...!" serunya, namun suaranya terputus saat Reygan tiba-tiba memeluknya erat. Tubuh Ayrin terkejut, merasakan kehangatan yang dirindukannya."Maafkan saya, Rin. Saya benar-benar minta maaf. Saya tahu saya bajingan berengsek yang tidak pantas lagi dimaafkan. Saya…." Reygan terisak, suaranya penuh dengan penyesalan yang mendalam. Air matanya membanjiri pipinya yang pucat."Mas…" Ayrin menarik diri, menatap wajah suaminya yang tampak begitu pucat dan rapuh. Kecemasan menyelinap perlahan ke dalam hatinya."Tenanglah, Mas." Ayrin membia
Baca selengkapnya
BAB 55 Seolah tidak ada yang terjadi
Ayrin sengaja datang ke kantor suaminya tanpa pemberitahuan. Dia telah menyiapkan makan siang untuknya, berharap Reygan menjadi lebih bersemangat dan melupakan sejenak apapun masalah yang membelitnya.  “Bapak ada di dalam, Lia?” tanya Ayrin pada sekretaris suaminya, yang baru saja menyambutnya. "Maaf, Bu, tapi Bapak tidak ada di kantor sejak pagi. Beliau hanya mengirim pesan untuk menjadwalkan ulang pertemuannya hari ini," jawab Lia dengan hati-hati, mencoba menjelaskan situasi yang ada. “Ada urusan apa katanya?” tuntut Ayrin dengan nada setenang mungkin. “Saya tidak tahu, Bu. Bapak tidak memberitahukan pada saya.” Lia menghela napas. “Padahal beliau sudah ada janji pertemuan dengan Pak Akmal. Dan itu penting sekali. Tapi sekarang saya tidak bisa menghubunginya.
Baca selengkapnya
BAB 56 Masihkah bisa diperbaiki?
Ayrin termenung di sepanjang perjalanan sambil memandang foto pernikahan di ponselnya. Air mata kembali mengalir, menetes pelan di pipinya yang pucat. Dia merenungi segala yang telah terjadi, merasa hampir tidak sanggup lagi bertahan setelah mengetahui pengkhianatan suaminya dengan kakaknya sendiri.Namun, Ayrin masih belum mau menerima kekalahannya. Reygan adalah suaminya yang sah. Dan dia sangat mengenal bagaimana Daisha. Dia tidak akan membiarkan suaminya jatuh ke tangan wanita itu begitu saja. Terlebih setelah tahu apa yang dilakukannya. “Maafkan saya, Bu. Saya tidak pernah mau melakukannya. Tapi saya terpaksa… saya tidak punya pilihan lain karena Ibu saya harus segera di operasi. Jadi, saya menerima tawarannya tanpa pikir panjang,” jelas Sari ketika Ayrin menemuinya di rumahnya setelah pergi dari kantor suaminya. 
Baca selengkapnya
BAB 57 Titik Kepuasan
Reygan dan Ayrin duduk di meja makan, menyantap sarapan dalam keheningan. Setelah pembicaraan mereka tadi di kamar, keduanya terlihat sibuk dengan pikiran masing-masing.Setelah sarapan selesai,  Ayrin bangkit dari kursinya, memberikan pandangan singkat kepada suaminya sebelum pergi menuju dapur. Tiba-tiba, tangan hangat Reygan melingkar di pinggangnya, dan kepalanya diletakkan di ceruk lehernya. Ayrin terkejut dengan sentuhan itu, tetapi dia mencoba untuk tetap tenang. "Maafkan saya, Rin," gumam Reygan dengan suara yang lembut.Ayrin menarik napas dalam-dalam, mencoba untuk mengendalikan emosinya. "Mau sampai kapan Mas Rey minta maaf terus begini?"Reygan mendesah pelan di lehernya, membuat tubuh Ayrin bergetar. "Mungkin seumur hidup," jawabnya dengan suara p
Baca selengkapnya
BAB 58 Ketakutan tak beralasan
“Kita pergi malam ini, ya?” kata Ayrin dengan suara lembut, sambil meletakkan kepalanya di dada suaminya, mencari kehangatan dan keamanan dalam pelukannya.Reygan menatap istrinya dengan sedikit keterkejutan. "Kamu serius dengan kata-katamu kemarin? Benar kamu sudah memesan tiket?" “Aku belum pernah seserius ini, Mas. Aku mau kita pergi dari sini secepatnya,” jawab Ayrin, suaranya penuh dengan ketegasan dan keinginan untuk pergi jauh dari segala masalah yang ada.Reygan menarik napas dalam-dalam, mencoba meredakan kegelisahan yang mulai memenuhi dadanya. “Saya juga maunya begitu. Tapi urusan saya di kantor masih belum selesai, Rin.”Ayrin menatap suaminya dengan tatapan penuh harapan, mencari kepastian di matanya. “Nggak bi
Baca selengkapnya
BAB 59 'Terjerumus dalam dosa'
Reygan tidak pernah menduga bahwa semuanya akan menjadi sedemikian rumit. Ketika dia meninggalkan Daisha malam itu, dia berharap bahwa itu akan menjadi akhir dari segala masalah. Tetapi ternyata, itu hanyalah awal dari kehancurannya yang sesungguhnya.Setelah menjalani pemeriksaan yang melelahkan di kantor polisi, Reygan kembali ke rumah dengan hati yang berat. Ayrin sudah menunggunya di ruang tamu, wajahnya penuh kecemasan dan penantian yang tak berujung.“Kamu nggak melakukannya kan, Mas?” tanya Ayrin dengan suara lirih begitu Reygan memasuki ruangan. Matanya penuh dengan keraguan dan ketakutan akan jawaban yang akan dia terima. “Aku yakin dia pasti menjebakmu.”‘Saya memang tidak melakukan semua yang dituduhkan! Tapi bagaimana saya bisa menyangkalnya? Semua bukti itu memberatkan saya
Baca selengkapnya
BAB 60 Pilihan yang sulit
Ayrin tepekur seorang diri di dalam kamarnya yang gelap, suara tangisnya hampir tidak terdengar. Dia sudah kehilangan segalanya. Buah hati dan juga suaminya. Sudah tidak ada lagi harapan bagi pernikahannya.Sudah berkali-kali Reygan mengecewakannya, mengkhianatinya, dan membohonginya. Janji-janjinya untuk mempertahankan hubungan mereka ternyata tak lebih dari sekadar kata-kata kosong yang terbang di angkasa, tak berdaya menghalau badai yang menghantam rumah tangganya.“Saya sudah tidak sanggup lagi, Rin. Semua yang saya lakukan pada akhirnya malah menyakitimu,” ujar Reygan dengan putus asa, ketika dia sedang duduk berdua dengan istrinya di kamar, setelah menemui Daisha di rumah sakit. Perasaan Ayrin berkecamuk di dalam hatinya ketika dia melihat kekosongan di mata Reygan. Sudah tidak ada lagi seman
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
45678
...
15
DMCA.com Protection Status