All Chapters of Kontrak Pernikahan Suami Dokter Dadakan: Chapter 11 - Chapter 20
125 Chapters
Ch. 11 Detik-detik
"Pacar?" Handira membelalak, sedetik kemudian ia tertawa sedikit keras. "Pacar dari mana? Nggak, dia nggak ada pacar."Handira sebenarnya tidak yakin dengan apa yang dia katakan, namun Agatha tidak menceritakan apapun tentang teman lelaki spesialnya, bahkan saat berupaya menolak perjodohan ini pun, Agatha tidak mengatakan bahwa dia sudah memiliki kekasih. Dari inilah Handira menyimpulkan bahwa Agatha tidak memiliki pacar. "Serius? Biasanya kan anak-anak ABG seumuran dia udah pada punya pacar, Ra." Lanjut suara itu terdengar ragu. "Ya serius lah, Wi. Kelvin sendiri gimana? Dia udah cukup mateng umurnya, dia belum ada pacar juga, kan?" Handira menatap ke layar laptop yang meredup, segera ia menyentuh touchpad untuk membuat layarnya tetap standby. "Belum juga, Ra. Dia agak susah anaknya."Handira tertawa, ia lega mendengar jawaban Dewi, namun juga penasaran dengan kata 'susah' yang Dewi katakan. "Susah gimana? Apanya yang susah?" Kelvin cukup tampan, posturnya tinggi tegap dengan ku
Read more
Ch. 12 Kelvin Syok
"Ayo turun! Kita pasti sudah ditunggu!"Kelvin menghela napas panjang, berakhir juga ceramah panjang-lebar yang harus dia terima. Kini mereka sudah sampai di salah satu cafe yang cukup privat dan mahal. Tempat di mana Kelvin pada akhirnya untuk pertama kali bertemu dengan calon istri pilihan mamanya. "Inget ya, jangan cari gara-gara, Vin. Mama serius buat cabut dana pendidikan spesialismu. Ngerti?""Iya-iya, Kelvin ngerti, Ma! Serem amat sih dari kemaren itu mulu ancemannya!" Dewi tahu betul kelemahan Kelvin. Begitu kalimat tadi dia lontarkan, maka Kelvin sudah tidak berkutik sama sekali. Dewi hanya tersenyum simpul, ditariknya Kelvin agar mengikuti langkahhya masuk ke dalam cafe. "Gara-gara kamu sih, kita telat, kan?" Kembali Dewi menggerutu, membuat Kelvin gemas setengah mati. "Ayolah, Ma ... Kita cuma telat sepuluh menit!" Kilah Kelvin bosan sejak tadi terus diceramahi. "Ya begitulah orang Indonesia, selalu menyepelekan kedisiplinan waktu!""Nah ini salah satu alasan Kelvin su
Read more
Ch. 13 Bermuka Masam
"Kenapa jadi Om yang jemput?"Agatha langsung bersungut-sungut begitu membuka pintu mobil dan mendapati bukan pak Sugi yang ada di dalam, melainkan itu. "Kalo bukan mama kamu yang nyuruh, saya juga males kali jemput kamu!" Jawabnya yang makin membuat Agatha kesal. "Kamu cuma mau berdiri di situ? Nggak mau pulang?"Agatha mencebik, tanpa menjawab ia segera masuk dan duduk di atas jok. Ia baru hendak menutup pintu ketika lelaki itu kembali bersuara. "Duduk depan sini! Saya bukan supir kamu!" Ujarnya dingin. "Loh kenapa harus? Ini kan mobil ma--.""Mau cepet sampe rumah nggak? Saya nggak ada banyak waktu. Jadi tolong jangan bawel dan nurut aja!" Potong suara itu yang seketika diikuti dengan langkah kesal Agatha turun kembali dari mobil.Pintu mobil ditutupnya dengan sedikit kasar. Seat belt pun dia tarik sama kasarnya, ia bahkan sama sekali tidak menoleh maupun melirik ke arah lelaki itu. "Sudah, kan? Kita pulang sekarang."Ditanya begitu pun, Agatha tidak menjawab. Ia hanya berdehem
Read more
Ch. 14 Rencana PDKT
"Kenapa harus dijemput sama dia sih, Ma?" Jelas Agatha memprotes, kenapa mamanya ini terkesan bebal? Agatha sudah menolak jika diantar-jemput oleh Kelvin? Handira mendesah, ia menatap Agatha dengan tatapan gemas. "Kamu perlu banyak waktu berdua untuk saling mengenal satu sama lain, Sayang! Bukankah tadi sudah kita bicarakan?"Menyebalkan! Agatha sontak terduduk lemas di kursinya. Selera makan Agatha anjlok seketika. Bukan hanya rencana pernikahan mereka saja yang tidak bisa Agatha tolak, rupanya yang ini juga tidak bisa Agatha tolak sama sekali. "Tapi Ma ....""Tha, ini demi kebaikan kamu, kebaikan kalian. Masa kalian mau nikah tapi tidak saling mengenal satu sama lain?" Handira kembali menasehati. Keinginan Agatha untuk kembali membantah sontak lenyap. Ia hanya bisa mendesah panjang sambil mendengarkan satu demi satu wejangan yang diberikan Handira kepadanya. Sesekali Agatha melirik jam di dindin, kapan kesialannya ini berakhir? "Tha? Diam saja tadi tadi, kamu paham sama apa yan
Read more
Ch. 15 Kompensasi
"NGGAK PA-PA PALA LO?!"Sontak Agatha, Jessy dan Yosa berteriak kencang, sementara Gladys, ia tertawa terbahak-bahak melihat teman-temannya murka seperti itu. Agatha menghela napas panjang, agaknya dia harus menyudahi video call grup dengan tiga orang sahabatnya itu sebelum ia hipertensi. "Loh ... Kan nanti ujungnya kawin juga, kan? Ibarat test drive dulu, Tha! Cek ordedilnya orisinil nggak!" Bela Gladys sambil menahan tawa. "Orisinil mbahmu! Lu kira dia macam Lucinta Luma yang ordedilnya pasangan semua?" Semprot Jessy gemas, dia baru tahu kalau dari gengnya ada yang lebih parah konsletnya dari si Yosa. Gladys tidak menjawab, ia malah makin terbahak-bahak, sementara Agatha, ia hanya diam menyimak teman-teman saling beradu argumen macam itu. "Udah-udah, yang mo kawin si Agatha kenapa malah jadi kalian yang war?" Yosa mendadak begitu kalem, wajahnya berubah serius. "Gladys tuh! Somplaknya nggak ketulungan!" Jessy tidak terima, semua gara-gara Gladys! "Udah stop! Gue lupa tanya sa
Read more
Ch. 16 First Date
"Kamu udah makan?"Agatha tersentak ketika ia baru saja duduk di jok dan langsung mendapatkan pertanyaan demikian. Wajah lelaki itu masih sama, ganteng tapi terkesan dingin dan cuek. Agatha tidak langsung menjawab, ia lebih memilih untuk memasangkan seat belt-nya terlebih dahulu daripada menjawab pertanyaan itu. "Tha? Nggak denger saya tanya barusan?"Kini Agatha menoleh, rupanya sosok itu juga tengah menatap ke arahnya. Mata mereka bertemu, namun buru-buru Agatha memalingkan wajah, menatap ke depan sambil menyandarkan tubuh. "Tadi udah sarapan sih, Om!" Jawabnya singkat. "Itu kan tadi pagi, ini udah jam sepuluh." Sahut Kelvin kesal. "Om udah laper emang?"Bukan jawaban yang Agatha dengar, malah helaan napas kasar dari sosok itu. Agatha melirik sekilas, ia nampak ikut menyandarkan tubuhnya di jok, bedanya tangan lelaki itu nampak memijit kepalanya perlahan-lahan. "Gini!" Serunya mendadak, hampir saja Agatha melonjak karena kaget. "Saya nggak tahu harus bawa kamu kemana sampai beb
Read more
Ch. 17 Babak Baru
"Aku udah nurutin apa yang mama mau, jadi sekarang aku boleh balik, kan, Ma?" Kelvin menelpon mamanya, ia baru saja beres menurunkan Agatha dan mengantarkannya sampai ke dalam rumah. "Eh ... Udah kamu anter sampai rumah kan?" Tanya suara itu penuh selidik. Kelvin menghela napas panjang, ia baru saja keluar dari gerbang perumahan Agatha. Se-ilfeel apapun Kelvin pada bocah bau kencur itu, tentu Kelvin tidak akan setega itu menyuruhnya pulang sendiri! "Baru aja keluar dari gerbang perum, Ma. Gila apa Kelvin suruh balik sendiri?" Jelas Kelvin tidak ingin dituduh yang tidak-tidak. "Bagus! Kalo gitu, safe fly, Dear!" Gumam suara itu lembut."Don't much worry, Mom. Balikin mobil terus baru on the way ke air port." Nada bicara Kelvin pun ikut melunak, mana bisa dia bersitegang terus dengan mamanya? Kecuali kalau membahas perjodohan gila itu. "Oh iya, soal PPDS kamu, Vin ...."Kelvin spontan menginjak rem. Bukan hanya karena mendengar kata PPDS dari sambungan telepon, melainkan karena lam
Read more
Ch. 18 Terpukau
"Ah ... Saya nggak apa-apa kok. Sini RM-nya, saya konsul ke dokter Hendrik dulu!" Jawab Kelvin mencoba menghilangkan kegugupannya. Mata gadis itu membulat, menatap Kelvin dengan tatapan terkejut. Mata Kelvin ikut membulat, kenapa? Apa yang salah? "Kok ke dokter Henrik, Dok? Kan pasien dua puluh tujuh tahun." Ujar gadis itu dengan wajah yang masih terkejut. Kelvin menghela napas panjang, satu tangannya menepuk dahi dengan gemas. Bagaimana bisa dia sebodoh ini? Pasien dua puluh tujuh tahun hendak dia konsulke pediatri? "Ah iya maaf. Awasi terus dan laporkan, ya! Hasil rontgen-nya mana?" Tanya Kelvin serius, ia tidak mau salah lagi! "Masih dibaca dokter Anis, Dok. Belum dapat jawaban."Sial! Salah lagi Kelvin! Harusnya dia menunggu hasil baca rontgen-nya baru dia putuskan hendak dikonsulkan ke spesialis apa. Mana tadi dengan PD-nya Kelvin menyebut nama dokter anak itu, astaga Kelvin ini kenapa? "Ok! Kalo sudah keluar kasih ke saya. Saya tunggu!"Sudah habis muka Kelvin! Bukan terl
Read more
Ch. 19 Balas Dendam Kelvin
"Kayaknya gue jatuh cinta, Yan." Desis Kelvin sambil berbaring di atas kasur, matanya menatap lurus ke langit-langit kamar. "Ciiee ... Sama calon bini lu? Gas kawin dong!" Balas suara itu setengah mengejek. Kelvin mendecih, ia mendengus kesal. "Calon bini pala lu!" Umpat Kelvin kemudian, "Bukan sama dia!"Terdengar suara orang tersedak dari seberang. Apa yang sedang kampret itu lakukan? Dia tidak bilang kalau dia tadi sedang makan. Kelvin hendak bertanya ketika suara itu lebih dulu terdengar menjawab pertanyaannya. "Gile! Lu bilang apa tadi? Trus dia siapa yang lu maksud, Vin?" Cecar suara itu dengan nada terkejut. "Anak koas di tempat gue, Yan. Sesuai banget sama yang gue mau. Dia idaman gue, Yan, sumpah nggak boong!" Ujar Kelvin apa adanya. "Vin, lu mo kawin! Jangan lupa, Vin!" Bryan memperingatkan, sebuah peringatan yang membuat Kelvin menyeringai. "Yang pengen gue kawin kan nyokap, bukan gue, Yan!" Kembali Kelvin memperjelas. Ia memang belum ingin menikah apalagi dengan Agat
Read more
Ch. 20 First Date Dadakan
Kelvin melangkah ke parkiran, tepat di saat yang sama ia melihat Namira juga sedang berjalan seorang diri. Dari tas yang ada di punggung, bisa Kelvin tebak gadis itu sudah selesai dan hendak kembali pulang. Kesempatan! Dengan segera Kelvin menyusul langkah Namira, setelah jaraknya sudah dekat, Kelvin memperlambat langkah, bersiap untuk sekedar menyapa gadis pujaan hatinya itu. "Udah beres jaganya? Mau balik?"Namira menoleh, ia nampak terkejut mendapati Kelvin sudah berdiri di sebelahnya. Melihat itu, Kelvin hanya tersenyum simpul. Memamerkan gigi rapi dan putih miliknya dibingkai senyum manis otentik miliknya. "Loh, Dokter? Maaf saya nggak tahu kalau tadi Dok--.""Halah santai. Mau pulang ya? Naik apa?" Potong Kelvin cepat. Namira tersenyum, kepalanya mengangguk pelan. "Sudah, Dok. Ini saya lagi pesen ojek on--.""Batalin! Bareng saya aja!" Kembali Kelvin memotong, bisa dia lihat Namira nampak sangat terkejut. "Hah? Do-Dokter serius?" Ucapnya dengan ekspresi tidak percaya. "B
Read more
PREV
123456
...
13
DMCA.com Protection Status