All Chapters of Aku Rela Menukar Pecundang dengan CEO: Chapter 51 - Chapter 53
53 Chapters
bab 51. Membuat cemburu
"Nah itu mobilnya!" Seru Biantoro, saat mereka tiba.Rumi melihat ke arah mobil yang di tunjuk oleh Biantoro. Mobil mewah baru, terlihat jelas di kedua mata Rumi."Apa mobil itu, benar-benar buat ku?" Tanya Rumi."Tentu saja." Jawab Biantoro."Baguslah. Terimakasih." Ucap Rumi, turun dari mobil meninggalkan Biantoro.Biantoro menatap bingung, pada tingkah Rumi, yang terlihat kesal. Bukankah seharusnya dia senang mendapatkan mobil baru.Biantoro segera menyusul Rumi. Brak!Bunyi pintu kamar di tutup kencang oleh Rumi.Tanpa buang waktu lagi, Biantoro segera berlari menyusul Rumi, namun Rumi sudah masuk ke dalam kamar mandi.Ternyata wanita selain merepotkan juga membingungkan, batin Biantoro.Biantoro menoleh saat pintu kamar mandi di buka. Rumi segera membuang wajahnya ke arah lain, saat matanya bertemu dengan mata Biantoro.Brak! Suara keras dari pintu kamar yang di tutup Rumi dengan kencang.Biantoro mengusap dadanya perlahan. Menatap bingung pintu kamar yang sudah tertutup itu."
Read more
bab 52. Perceraian.
Mendengar ucapan Ridwan, Rumi dan Biantoro tentu terdiam. Jatuh Cinta sebuah kata yang asing di telinga mereka berdua. "Aku tidak suka dia," ucap Biantoro. Ridwan tercengang mendengar itu. "jika tidak suka kenapa menikah?" tanya Ridwan spontan. "terpaksa, nenek terus memaksaku menikah." jawab Biantoro. Ridwan kembali tercengang mendengar jawaban Biantoro, lalu dia menoleh ke arah Rumi. Rumi menundukkan kepalanya dalam-dalam, dia malu ada orang luar mengetahui masalah antara dia dan Biantoro. "lalu kamu kenapa mau menikah dengannya?" tanya Ridwan pada Rumi. Rumi mengangkat kepalanya menoleh ke arah Ridwan. lalu berkata "untuk balas dendam," jawab Rumi, terus terang. melihat Biantoro berani mengatakan Sola mereka pada Ridwan. Rumi beranggapan dia pun bisa melakukan itu pada Ridwan. "balas dendam?" "calon suamiku mengkhianati ku," jawab Rumi. "Bodoh! Pria itu sangat bodoh. Meninggalkan wanita secantik kamu," ucap Ridwan, menatap sedih ke arah Rumi. Rumi tersenyum mend
Read more
bab 53
Keesokan harinya, Biantoro terbangun dan langsung melakukan seperti yang biasa dia lakukan. Setelah selesai melakukan semuanya, Biantoro pun, perlahan turun ke lantai satu melalui anak tangga. Biantoro menatap makanan, menu sarapan pagi ini. Terlihat berbeda dari biasanya, Biantoro menatap pelayannya, yang sedang menatap ke arahnya, menunggu dirinya duduk. "Aku tidak sarapan, pagi ini," ucap Biantoro, entah mengapa keinginan untuk sarapan pagi ini, hilang. Biantoro langsung keluar dari apartemen nya, lalu meminta supirnya untuk mengemudi hari ini. Biantoro menatap pemandangan di luar, melalui kaca mobil. Entah mengapa, sejak bangun tidur dia merasa dia melupakan sesuatu. Bahkan sampai sekarang, Biantoro memikirkan hal itu, apa yang dia lupakan, hingga dia begitu gelisah seperti sekarang. "Apa tuan baik-baik, saja?" pertanyaan sopir mengejutkan Biantoro. "Tentu saja. Memangnya kenapa?" tanya Biantoro bingung "Anda terlihat tidak bersemangat." "Mungkin kecapean," jawab B
Read more
PREV
123456
DMCA.com Protection Status