All Chapters of Aku Rela Menukar Pecundang dengan CEO: Chapter 21 - Chapter 30
53 Chapters
21.Aksi Siska
Perasaan aneh yang membuat keduanya merasa getaran yang menghangatkan hati mereka."Kakak! Kenapa lama sekali turunnya, jadi ku antar saja Ka Biantoro ya," ucap Siska membuyarkan moment yang terjadi di antara Rumi dan Biantoro.Rumi terkejut mendengar suara Siska, Rumi langsung melihat ke arah Siska yang berdiri di sebelah Biantoro sambil tersenyum padanya, Rumi kemudian melihat ke arah tangan Siska yang mengait erat ditangan Biantoro dengan erat.Hal ini mengingatkan dirinya pada Alex yang juga sering di gandeng seperti ini oleh Siska. Saat itu dia tidak pernah berpikir macam-macam, malah dia merasa sangat senang Siska bisa sangat akrab dengan Alex namun ternyata di balik sikap mereka itu, ada sesuatu.Rumi memberi jalan pada Biantoro untuk masuk ke dalam kamar. Sedangkan Biantoro tadi, terkejut saat melihat Rumi, penampilan Rumi saat ini sangat berbeda dari biasa nya. Biantoro menatap wajah Rumi yang biasanya polos, kini sedikit berbedak dan ada riasan tipis di sana, bahkan bibirny
Read more
22. Lain di mulut lain di hati
Rumi dengan perasaan cemas menunggu kedatangan Biantoro yang sampai sekarang belum juga datang, Rumi sekali lagi melirik jam di dinding."Dia pasti ikut dengan Siska, Siska pasti berhasil membujuknya," pikir Rumi, saat melihat sudah empat jam berlalu dari saat Biantoro mengantar Siska.Rumi duduk lemas di sofa, dia memilih untuk tidur dan menutup seluruh tubuhnya dengan selimut, agar tidak memikirkan hal ini lagi."Nyenyak sekali kamu tidur!" Ucap Biantoro menatap Rumi dengan tatapan tajam. Rumi terkejut, saat bangun Biantoro ternyata sedang menatap ke arahnya."Jam berapa dia pulang?" Tanya Rumi dalam hatinya.Rumi tidak menjawab, ucapan Biantoro barusan dia bangun dan langsung masuk ke dalam kamar mandi , begitu keluar Rumi terkejut ternyata Biantoro sedang menatap ke arahnya."Lama sekali! Percuma lama-lama di dalam kamar mandi, tidak akan merubah penampilan kamu!" Ucap Biantoro."Deg!" Rumi terdiam, mendengar ucapan Biantoro. Setelah sekian lama akhirnya Rumi mendengar kata-kata
Read more
23. Kemarahan Siska
Rumi terbangun dengan tubuh yang segar karena tubuhnya tidak terasa sakit saat seperti kemarin saat dia tidur di atas sofa.Rumi terbangun langsung keluar untuk membuatkan sarapan pagi, karena itu tugasnya, telah jelas tertulis di atas perjanjian yang Rumi dan Biantoro buat semalam.Walau terasa tidak adil, karena tidak ada tugas untuk Biantoro, tapi Rumi tidak keberatan karena apa yang di kerjakan olehnya memang tugas seorang wanita, sedangkan pria hanya bekerja mencari uang.Rumi dengan keterbatasan stok bahan makanan membuat sarapan untuk pagi ini.Begitu selesai, Rumi melihat Biantoro sedang berjalan turun menuju ke arah nya. Tanpa senyum atau basa-basi Biantoro duduk di kursi makan, kemudian memulai sarapan nya.Saat selesai pun, Biantoro tidak berkata apapun pada Rumi, Biantoro seakan-akan menganggap Rumi tidak ada.Namun Rumi tidak bermasalah dengan hal itu, karena mereka semalam pun sudah membuat perjanjian bahwa mereka berhak dan bebas hidup sesuai keinginan masing-masing.Ru
Read more
24. Kemesraan Alex dan Siska
Sejak pergulatan hari itu, Siska dan Alex semakin lengket, keduanya seperti tidak malu lagi mengumbar kemesraan mereka di depan umum.Dan itu terdengar sampai ke telinga Rumi. Rumi sebenarnya tidak perduli dengan hal itu. Namun saat ini di depan matanya dia melihat dengan mata kepala sendiri, kemesraan Alex dan Siska. Mereka sedang berciuman di dalam kantornya, Rumi menahan hati nya agar tidak meluapkan rasa marahnya.Rumi terdiam di tempat nya, menenangkan perasaan melihat adegan yang saat ini sedang terjadi, bagaimana pun melihat itu tentu saja dia merasa sakit hati, karena Alex adalah suaminya sedangkan Siska adalah adik yang dia sayangi namun kenapa mereka mengkhianati nya."Maaf!" Ucap Rumi.Siska dan Alex sedikit terkejut, lalu mereka melihat ke arah Rumi, Siska tersenyum dalam hati saat melihat ada ekspresi sedih di wajah Rumi saat ini. Pasti Rumi tadi melihat bagaimana Alex mencumbunya, batin Siska bersorak dalam hatinya."Rumi tanpa memperdulikan Siska dan Alex, meminta Gun
Read more
25. Surat Pengunduran Diri
Biantoro melirik tajam ke arah Rumi, wajah Rumi begitu terlihat sumringah dan terus menatap ke dokter Angga."Bagaimana, dok?" Tanya Rumi setelah memeriksa Biantoro."Sepertinya kita harus pergi ke rumah sakit," Jawab Dokter Angga."Tidak perlu! Kurasa aku tidak ingin di rawat oleh nya." Ucap Biantoro.Rumi menoleh ke arah Biantoro "kenapa?" Tanya Rumi bingung."Pokoknya aku tidak mau di rawat oleh nya, minta dia pulang!" Ucap Biantoro lagi.Rumi menoleh ke arah Dokter Angga, dengan ekspresi wajah sedih, merasa bersalah dengan sikap Biantoro."Sudahlah, tidak masalah buatku," ucap Dokter Angga."Aku antar Dokter Angga dulu!" Ucap Rumi dengan kesal, meninggalkan Biantoro.Tidak lama Rumi kembali lagi, dia melihat Biantoro sedang fokus ke arah laptopnya lagi. "Lalu siapa yang akan menyembuhkan kaki mu?""Tukang urut saja!" Jawab Biantoro, mendengar itu Rumi melotot ke arah Biantoro. Tapi seperti biasanya Biantoro tidak memperdulikan nya.Rumi pun segera memanggil tukang urut langganan
Read more
26. Memutuskan Alex
Alex menatap tidak percaya melihat Rumi dengan begitu saja menandatangani surat pengunduran dirinya.Alex menatap Rumi dengan tajam, begitu percaya diri sekali Rumi bisa menjalankan perusahaan ini tanpa dirinya."Ini, aku sudah menandatangani nya. Kamu baru bisa keluar sebulan kemudian sesuai peraturan," ucap Rumi.Dengan kesal Alex mengambil surat itu dari Rumi, lalu dengan cepat meninggalkan ruangan Rumi.Alex kembali masuk ke dalam ruangan dengan marah. Alex menghempaskan pantatnya dengan kuat ke kursi nya."Sial! Dia sama sekali tidak mempertimbangkan, aku!" Umpat Alex.Alex yang sedang marah, terkejut saat mendengar pintu ruangan nya di ketuk dari luar."Masuk!" Teriak Alex dengan kesal, dia berniat tidak akan melakukan apapun selama sebulan ini.Jika ini sekertaris Rumi, dia akan menolak pekerjaan itu. Namun Alex salah yang datang ternyata Siska.Alex segera mengganti ekspresi wajah marahnya menjadi sebuah senyuman lebar pada Siska.Siska tanpa ragu duduk di pangkuan Alex, merek
Read more
27. Hidup Alex yang berantakan
"Kakak, aku_," ucap Siska."Sudahlah, kamu sudah besar. Aku tidak berhak mengatur kamu lagi, kau seperti wanita murahan, itu saja yang bisa aku katakan padamu!" Ucap Rumi, lalu meninggalkan Siska di dalam ruangan nya.Rumi merasa tidak ingin melihat Siska lagi, wajah dan ucapan Siska benar-benar tidak sesuai dengan kelakuan."Munafik!" Umpat Rumi dalam hatinya.Siska melemparkan tas nya ke lantai, mendengar ucapan Rumi yang terakhir."Lihat saja, akan ku pastikan apa yang kamu miliki sekarang, akan menjadi milikku." Ancam Siska.Sore harinya, Rumi pulang ke apartemen seperti biasanya, mengabaikan rasa lelahnya. Rumi langsung menuju kamar Biantoro untuk melihat keadaan Biantoro."Bagaimana kaki mu?" Tanya Rumi pada Biantoro."Jangan banyak bicara, aku lapar cepat sediakan makanan untukku!" Jawab Biantoro.Rumi menatap biantoro sebentar, lalu melakukan apa yang di minta Biantoro benar-benar melupakan rasa lelah nya setelah bekerja di kantor seharian.Pengunduran diri Alex, membuat Rumi
Read more
28. Jatuh Sakit
Rumi terbangun dari tidur nya, entah mengapa tubuhnya merasa tidak enak hari ini, Namun Rumi memaksakan diri harus pergi ke kantor karena akan ada rapat penting.Rumi begitu sampai di kantor, Rumi langsung pergi ke ruang rapat, bersama Gunawan. Sekitar hampir dua jam lebih mereka berada di ruang rapat.Selesai rapat Rumi, memeriksa berkas-berkas yang ada di mejanya. Hingga akhirnya jam makan siang pun tiba.Rumi yang tidak enak badan, membuat nya malas untuk makan, hingga akhirnya dia melewati jadwal makan siang hari ini.Rumi saat ini sedang bersiap untuk pergi bersama Gunawan untuk menemui salah klien mereka. "Kita berangkat sekarang!" Ucap Gunawan"Iya," jawab Rumi.Karena tujuan kali ini lumayan jauh, hingga memakan waktu selama satu jam perjalanan. Rumi turun perlahan dari mobil, mengikuti langkah Gunawan.Pertemuan dengan klien kali ini, juga cukup alot. Memaksa Rumi terus berpikir bagaimana kliennya dapat menyetujui rencana nya."Aku langsung pulang saja," ucap Rumi pada Gun
Read more
29. Tidur Bersama
Rumi mengikuti langkah nenek yang masuk ke dalam rumah."Dia ada di kamar, nek." jawab Rumi."Bagaimana keadaan mu?" Tanya nenek dengan penuh rasa khawatir, sambil memperhatikan Rumi."Sudah baik.""Baguslah, nenek sangat khawatir mendengar kamu sakit. Nenek sangat tahu bagaimana Biantoro, kamu yang sabar yah." Rumi tersenyum mendengar itu, lalu mengangguk.Biantoro tidak lama kemudian turun untuk bertemu dengan nenek nya."Apa kabar, nek?" Tanya Biantoro."Baik, kamu bagaimana?""Baik.""Apa yang kamu lakukan pada Rumi, hingga dia jatuh sakit?" Tanya nenek nya langsung."Tidak ada," "Iya nek, Biantoro tidak melakukan apapun. Aku sakit karena banyak pekerjaan di kantor," ucap Rumi."Kamu tidak bohong kan? Jangan takut padanya, jika dia berbuat sesuatu yang membuat mu susah, bilang sama nenek," "Aku tidak bohong." "Baguslah kalau begitu,""Nenek mau menginap beberapa hari di sini," lanjut nenek.Rumi dan Biantoro saling menatap, lalu mengangguk bersamaan.Malam hari pun tiba sudah
Read more
30. Menjemput.
Biantoro turun dari mobilnya begitu sampai di Apartemen, meninggal kan Rumi begitu saja.Rumi pun segera menyusul turun dan berjalan mengikuti Biantoro di belakang, dengan membawa banyak berkas di tangannya.Sampai di depan pintu, Biantoro berhenti sejenak menunggu Rumi, lalu mengambil berkas yang ada di tangan Rumi, setelah itu dia baru membuka pintu dan masuk ke dalam rumah.Biantoro berjalan sambil melihat kanan dan kiri memastikan apakah nenek nya sudah masuk atau belum ke kamar nya."Nich, bawa sendiri!" Ucap Biantoro di tengah jalan saat memastikan dia tidak melihat nenek nya lagi di sekitarnya.Rumi yang terkejut segera mengambil berkas tersebut, sambil mendengus kesal, lalu berjalan cepat mendahului Biantoro menuju kamar.Sampai di kamar Rumi pun langsung masuk ke kamar mandi untuk membersihkan diri sebelum tidur, Biantoro sangat tidak suka jika dia langsung tidur setelah pulang kerja.Biantoro yang belum tidur melirik Rumi yang sedang naik ke atas tempat tidurnya, wangi harum
Read more
PREV
123456
DMCA.com Protection Status