Selena menolak tawaran Rudy tanpa ragu-ragu, "Kakek, kalau aku tertarik pada Markus, aku tidak akan melarikan diri. Aku tidak berniat untuk menikah lagi.""Baiklah." Rudy terlihat sedikit kecewa, tetapi dia tidak memaksa Selena. "Baiklah, Kakek tidak memaksa, hanya berharap kamu bahagia setiap hari. Jangan lupa datang ke pesta pertunangan besok malam. Apakah kamu suka gaun pestanya?""Ya, sangat cantik Tapi, Kek, aku punya permintaan. Aku tidak ingin anak-anak ikut.""Baiklah, anak-anak masih kecil. Jaga mereka dengan baik.""Kakek, aku tidak tahu apakah besok orang itu akan menyerangku. Dia sangat membenciku, pasti tidak akan melewatkan kesempatan untuk membunuhku."Rudy meletakkan kuas. "Anak yang baik, jangan khawatir. Aku malah takut dia tidak datang. Kalau dia berani datang, aku pasti akan membuatnya menyesal! Aku sudah memerintahkan Jasper untuk menjaga dengan ketat."Selena menghela napas. "Orang itu sangat mungkin berhubungan dengan keluarga asalku. Kakek, apakah kamu benar-ben

Berbeda dengan Molin yang tampak canggung, Selena justru terlihat lebih santai dan percaya diri.Di antara orang-orang yang berada di ruang tamu, ada beberapa wajah yang merupakan teman lama Arya.Mereka agak terkejut ketika melihat Selena. Meskipun sudah bertahun-tahun tidak bertemu, mereka masih bisa mengenalinya dengan sekali pandang."Kamu Selena?" seorang paman bertanya kepada Selena.Selena memiliki pengaruh yang besar padanya. Bagaimanapun, dia adalah kepala suatu departemen, dan ayah Selena sering mengundangnya untuk makan di rumah.Orang-orang yang biasanya bersahabat dan saling memanggil saudara, saat Keluarga Bennett bangkrut, Arya dihadapkan pada biaya pengobatan, dan Selena terpaksa meminjam uang satu per satu karena putus asa.Uang memang penting, tetapi mereka tidak berani menyinggung Keluarga Irwin. Oleh karena itu, mereka semua menolak Selena.Paman Ted memiliki hubungan yang paling dekat dengan ayah Selena. Selena pergi dengan penuh keyakinan, tetapi dia tidak dapat b

Ted tidak bilang, Selena sudah lupa hal ini. Sudah berlalu begitu lama, dia paham orang-orang ini hanya ingin melindungi diri mereka sendiri, dan selama bertahun-tahun dia tidak pernah berpikir untuk membalas dendam pada mereka.Sayangnya, kehidupan Keluarga Wuritno ini telah berjalan terlalu lancar dalam beberapa tahun terakhir, sehingga mereka lupa tempat apa ini.Karena Selena tidak menanggapi sikapnya yang pura-pura, dia pun mulai bertingkah sombong.Karena dia tidak tahu malu, Selena pun tidak ingin memanjakannya. Dia berkata dengan suara datar, "Paman, dulu Paman hanya seorang staf kecil di Badan Pertanahan Nasional ketika mengenal ayahku. Saat itu, Paman curhat panjang lebar kepada ayahku ingin naik jabatan. Ayahku yang merekomendasikan Paman, sehingga Paman bisa selangkah demi selangkah menjadi Kepala Dinas Tata Ruang Kota. Aku tidak meminta Paman untuk mengingat kebaikan ayahku. Pada saat itu, Keluarga Bennett jatuh miskin, ayahku di rumah sakit menunggu uang untuk operasi. Ak

"Iya, lama gak berjumpa."Dahulu, Darren pernah membantunya. Selena juga tidak melupakan bantuan itu. Jadi, Selena bersikap sedikit lebih ramah padanya.Melihat Selena yang masih sempat berbincang dengan orang lain dan tidak menganggap keluarga Wuritno sama sekali, Nyonya Wuritno pun menyindir dengan sinis, "Ternyata Nona Selena memang punya banyak kenalan pria, ya. Hari ini entah dengan siapa dia datang ke sini, ya?"Selena tersenyum samar, "Kenapa aku harus didampingi seorang pria? Memangnya aku gak bisa datang sendiri? Atau mungkin bibi itu parasit yang bergantung terus dengan pria, makanya bibi menganggap semua orang juga seperti itu?"Dia melihat Selena yang datang dengan tangan kosong. Dia bahkan tidak membawa tas atau pun undangan."Jangan-jangan tujuanmu kesini itu untuk mencari pasangan? Nona Selena, apakah kamu tahu ini bukan acara sembarangan?"Perempuan di sekitarnya berbisik-bisik, dan meskipun para pria tidak bicara, tatapan mereka juga tidak ramah. Namun, Alana mengambil

Pandangan orang-orang yang semula tertuju pada Selena pun beralih ke Alana. Alana menelan ludahnya, dan Rudy berkata, "Gak apa-apa. Ceritakanlah apa yang kamu lihat dengan jujur."Meskipun dia adalah seseorang yang memiliki kekuasaan dan status yang tinggi, saat ini dia terlihat begitu ramah, seperti seorang kakek tetangga yang baik hati.Alana melirik Darren. Dalam situasi ini, Darren hanya bisa pasrah. Dia bisa hadir di pesta semacam ini karena kesempatan yang diberikan oleh kakaknya.Sepertinya dia harus mengucapkan selamat tinggal hari ini!Dia hanya bisa menyetujuinya, "Katakanlah yang sebenarnya."Alana akhirnya menceritakan semuanya dengan rinci, tetapi Nyonya Wuritno jelas tidak senang, "Pak Rudy, gadis ini adalah teman sekelasnya Selena. Cara dia menggambarkannya itu agak memihak dan gak objektif.""Memihak, katamu? Kamu kira Selena bisa hadir di sini karena memanfaatkan kekayaan orang, kan? Secara langsung atau gak langsung, kamu selalu menunjukkan bahwa dia gak layak berada