All Chapters of Raja Naga Meninggalkan Gunung: Chapter 661 - Chapter 670
808 Chapters
Bab 661
Menyadari tatapan Darel yang terpesona, Kakek Muhar dan lainnya diam-diam tersenyum. Kemungkinan besar, rencana mereka akan berhasil. Dia pun buru-buru berkata, "Tuan Darel, mari kukenalkan dulu, ini cucuku, Widia.""Dialah direktur Grup Lianto saat ini dan bertanggung jawab menangani perusahaan sepenuhnya."Mendengar kata-kata itu, barulah Darel terhenyak. Kali ini, dia tidak lagi sombong seperti sebelumnya. Dia melangkah maju dan menyapa dengan antusias, "Halo, Nona Widia. Tak disangka, Anda cantik sekali, bahkan melebihi kecantikan seorang bidadari."Sembari berbicara, dia mengulurkan tangan kanannya untuk berjabat tangan dengan Widia.Namun, Widia sedikit ragu. Terakhir, dia tidak menerima jabatan tangan Darel.Ibunya Widia segera mengingatkannya, "Kenapa diam saja? Ini Tuan Darel, tuan muda Keluarga Capaldi di Jatra. Cepat beri salam kepadanya."Darel buru-buru menyela, "Nggak masalah. Lagi pula, ini pertemuan pertama kami, Nona Widia mungkin gugup. Ayo duduk sambil ngobrol."Sepe
Read more
Bab 662
"Tobi, mentang-mentang ada yang mendukungmu dari belakang, kamu pikir kali ini kamu masih bisa lolos?" Pertanyaan Devi ini jelas sebuah jebakan."Nggak, lagian aku nggak pernah bilang ada yang mendukungku.""Lantas, mengapa kamu begitu yakin ada orang yang bisa menjamin kamu keluar?""Aku juga nggak bilang begitu. Aku bisa begitu yakin karena aku nggak melakukan hal ilegal apa pun, jadi sudah pasti aku bisa keluar," ucap Tobi sambil tersenyum.Mendengar itu, Devi diam-diam mengutuk dalam hati, 'Bocah ini licik. Dia tidak mau membocorkan apa pun.' Setelah itu, dia berkata dengan dingin, "Kamu memang bisa lolos sebelumnya, tapi kali ini, kami punya saksi dan bukti kuat. Aku mau lihat, bagaimana kamu berkelit lagi?"Tobi tersenyum dan berkata, "Bu Devi, kamu mau bertaruh? Andai aku nggak bisa keluar dari kantor polisi hari ini, aku akan menuruti semua perkataanmu mulai sekarang.""Kamu yakin?" ucap Devi sambil tersenyum sinis. Berdasarkan kemampuannya, ditambah dengan bukti yang menunjukk
Read more
Bab 663
Yudi meletakkan teleponnya tak berdaya. Ayahnya menatapnya dengan penuh harap, seolah-olah ingin tahu apa yang dikatakan oleh Tobi.Lantaran beberapa panggilan sebelumnya tidak diangkat, kali ini, Yudi tidak menyalakan pengeras suara, akibatnya orang di sebelahnya tidak bisa mendengar pembicaraan mereka dengan jelas."Tuan Tobi bilang, hubungi dia begitu Darel datang ke sini."Yudi terlihat tak berdaya."Begitu lagi?"Burhan tersenyum pahit dan berkata pasrah, "Ya sudahlah, kita hanya bisa menuruti kata-kata Tuan Tobi. Lagi pula, setelah Tuan Darel sampai di Kota Tawuna, dia juga masih belum mencari kita. Kelihatannya, dia masih menunggu kita mengalah.""Itu sebabnya, kita punya waktu untuk menunggu bantuan Tuan Tobi.""Tapi aku khawatir Tobi tiba-tiba berubah pikiran. Kalau dia nggak muncul, kita akan mendapat masalah.""Nggak mungkin."Yudi menggelengkan kepalanya dan berkata, "Aku percaya Kak Tobi akan menepati janjinya."Sementara itu, Devi juga khawatir kalau Tobi merencanakan ses
Read more
Bab 664
Begitu Pak Teguh menutup telepon, dia segera mencari tahu masalah itu. Setelah mendapat informasi bahwa mereka menyinggung Pak Rizal, dia langsung menelepon Rizal.Mendengar Pak Teguh ikut andil dalam masalah itu, Rizal agak kaget. Walau Pak Teguh sudah pensiun sekarang, bagaimanapun juga, dia masih termasuk pejabat yang masih disegani, jadi Rizal harus memberinya muka.Dia pun berjanji akan melepaskan mereka.Lantaran Pak Teguh tidak mengungkit masalah Tobi, sudah pasti Rizal tak akan melepaskannya begitu saja. Dia bahkan telah bersiap untuk menghabisinya.Hanya dengan cara inilah, kebencian di hati putrinya bisa lenyap. Karena Grup Lianto tidak bisa menghukum Tobi, kalau begitu, biarlah dia yang turun tangan menghukum Tobi secara habis-habisan.Darel menutup telepon, kembali duduk, dan berkata, "Widia, tenang saja, aku sudah telepon Pak Teguh, pejabat berkuasa di kota kalian. Dia akan mengurusnya, jadi semuanya akan baik-baik saja.""Benarkah? Syukurlah. Tuan Darel memang punya banya
Read more
Bab 665
Devi berusaha menahan diri agar tidak emosi. Setelah bertanya secara singkat, dia pun menambahkan, "Tobi, sebaiknya akui semua kesalahanmu dengan jujur.""Jangan sampai aku tahu kebenaran ini dari mulut orang lain, saat itu kamu akan kehilangan satu-satunya kesempatan untuk meringankan hukumanmu."Tobi tampak tak berdaya, kemudian menggelengkan kepalanya dan berkata, "Kenapa aku harus mengakui kesalahanku? Lagi pula, aku nggak melakukan hal yang melanggar hukum.""Kamu yakin? Ini satu-satunya kesempatanmu. Asal kamu tahu, tak peduli siapa yang membelamu kali ini, aku pasti nggak akan melepaskanmu begitu saja.""Ya, aku nggak bersalah, jadi nggak ada yang perlu kujelaskan.""Oke, ini permintaanmu sendiri."Devi marah dan langsung memberi perintah, "Bawa mereka masuk!"Mendengar perintah itu, rekannya segera membawa Fahmi dan Hugo. Begitu keduanya memasuki ruangan, tatapan mereka langsung menangkap sosok yang duduk di dalam.Meski tangannya diborgol, ekspresi Tobi yang mulanya masih tena
Read more
Bab 666
"Andai yang kukatakan nggak benar, aku pasti akan disambar petir."Fahmi tersentak. Padahal ini semua tidak benar, tetapi Hugo masih berani bersumpah seperti itu. Apa dia tidak takut sumpahnya akan menjadi kenyataan? Namun, hal ini juga menunjukkan betapa takutnya Hugo kepada Tuan Tobi.Devi tampak geram. Untungnya, mereka masih punya saksi lainnya. Dia segera berbalik dan berkata, "Fahmi, bukankah kamu sebelumnya bilang Tobi mengandalkan kemampuannya dan bertindak semena-mena serta sembarangan melukai orang?"Mendengar itu, Fahmi langsung menyangkal, "Nggak, Tuan Tobi itu sangat baik. Tindakan kamilah yang sangat keji, tapi dia sama sekali nggak pernah menyakiti kami. Mana mungkin dia bisa sembarangan melukai orang lain?"Kata-kata itu langsung membuat emosi Devi meledak. "Fahmi, jangan pikir kamu bisa menarik kesaksianmu sebelumnya dan mengubah ceritamu sekarang. Kami masih punya rekaman CCTV."Menyadari di sana ada CCTV, wajah Fahmi langsung berubah. Apa yang harus dia lakukan? Tera
Read more
Bab 667
"Kenapa? Baru dibilang begitu, kamu sudah nggak senang?"Melihat tatapan menyedihkan Devi, Pak Zainal sama sekali tidak berhenti menegurnya, lalu lanjut berkata dengan dingin, "Kalau kamu nggak tahan denganku, atau masih ingin bertindak sesuka hati seperti ini, silakan minta dipindahkan saja.""Kantor sekecil ini nggak sanggup menampung orang hebat sepertimu."Atasannya bahkan tega mengucapkan kata-kata kejam seperti itu. Air mata Devi tak terbendung lagi. Sambil terisak, dia pun berkata, "Tapi Tobi memang punya masalah dari awal. Identitas seperti apa yang membuatmu membelanya seperti ini?""Dia punya masalah?""Buktinya mana?""Kamu nggak punya bukti, tapi masih berani bilang dia punya masalah?"Melihat Devi masih belum bertobat, Pak Zainal langsung bertanya, "Jadi, andai aku bilang kamu bermasalah, aku juga bisa menangkapmu untuk diinterogasi?""Aku ...."Devi masih ingin mengatakan sesuatu, tetapi ternyata dia tidak bisa berkelit lagi."Nggak bisa berkelit lagi?""Kalau kamu masih
Read more
Bab 668
"Nggak apa-apa. Andai sikapmu seperti ini dari tadi." Tobi tersenyum ringan dan berkata, "Jangan khawatir, aku bukan orang yang perhitungan. Lantaran kamu begitu tulus, akan kumaafkan kamu.""Terima kasih. Biar aku antar kamu keluar."Ini adalah permintaan Paman Zainal. Devi segera melangkah maju dan membuka borgol Tobi, lalu mengantarnya ke luar.Ternyata, Pak Zainal sudah menunggu di luar. Dia bergegas mendekati mereka dan berkata, "Tuan Tobi, saya benar-benar minta maaf. Bawahan saya nggak tahu dan telah menyinggung Anda. Saya minta maaf kepada Anda.""Nggak masalah, sudah berlalu semuanya," ucap Tobi."Baguslah kalau begitu. Devi, kamu dengar itu? Tuan Tobi begitu murah hati, kelak kamu nggak boleh melakukan kesalahan seperti ini lagi," kata Pak Zainal memperingatkannya."Ya, aku akan mengingatnya!""Bagus. Oh ya, cepat antar Tuan Tobi kembali.""Ini ...."Sebenarnya Devi ingin menolak, tetapi melihat tatapan Paman Zainal, dia terpaksa mengangguk dan berkata, "Baiklah!"Lantaran ad
Read more
Bab 669
"Yakin sekali," ucap Devi dengan dingin sekaligus tegas.Tobi menggelengkan kepalanya. Kenapa sikap gadis ini tiba-tiba berubah drastis? Pasti ada sesuatu di baliknya. Namun, mana mungkin gadis kecil seperti ini bisa mempermainkan dirinya?Setelah menyetir selama beberapa saat, mereka pun sampai di perusahaan."Sudah sampai. Sayang, mau naik ke atas dan duduk di ruanganku?" tanya Tobi sambil tersenyum.Sebutan "Sayang" itu hampir membuat Devi muntah di tempat. Dia memelototi Tobi. Namun, begitu pria itu keluar dari mobil, dia langsung melangkah maju dan memeluknya.Tobi kebingungan. Apa yang terjadi? Apa gadis ini sudah gila?Devi segera melepaskan tangannya dan berkata dengan bangga, "Oke, aku barusan sudah jadi wanitamu, tapi aku sadar kamu bukan hanya jelek, tapi sifatmu juga buruk, jadi aku mau putus denganmu sekarang.""Putus?"Tobi akhirnya mengerti apa yang sedang direncanakan gadis ini.Mendapati tatapan kaget Tobi, Devi langsung merasa senang.Akhirnya, bajingan ini ditipu ole
Read more
Bab 670
"Ya, aku baik-baik saja. Lagi pula, hanya masalah kecil," jawab Tobi."Syukurlah. Kak Tobi, tahu nggak, setelah kamu pergi, Departemen Pajak, Biro Industri Komersial ...." Leo dengan cepat menceritakan masalah yang terjadi barusan.Makin didengar, Tobi makin mengerutkan kening. Wajahnya juga berubah dingin. Tak disangka, telah terjadi begitu banyak hal hanya dalam waktu sesingkat itu. Dia pun buru-buru bertanya, "Lantas, bagaimana kalian menanganinya? Di mana Widia?""Widia?"Leo agak terkejut, barusan Tobi memanggil nama Bu Widia secara langsung?Ternyata benar, hubungan Kak Tobi dengan Bu Widia dekat. Dia pun buru-buru berkata, "Bu Widia juga sudah kami kabari, tapi dia nggak kembali ke perusahaan. Sepertinya Bu Widia mencari orang untuk menyelesaikan masalah itu.""Oke, aku mengerti."Tobi mengeluarkan ponsel dan menelepon Widia lebih dulu.Saat itu, Widia baru saja berpamitan dengan Darel. Bagaimanapun juga, Tuan Darel telah memberi banyak bantuan hari ini, jadi dia tidak mungkin m
Read more
PREV
1
...
6566676869
...
81
DMCA.com Protection Status