All Chapters of Sekali Gadis itu Memberontak, Paman Menjadi Patuh: Chapter 121 - Chapter 130
874 Chapters
Bab 121
Siska merasa sangat kesal.Memang sulit mengubah pandangan seseorang setelah memihak pada satu kelompok.Ray berdiri di luar. Setelah mendengarkan kata-katanya, dia juga merasa curiga. Saat Ray hendak berjalan masuk, ada sekelompok pria naik ke atas.“Ray, kenapa kamu berdiri di sini?” Henry memanggilnya, berjalan mendekat dan melihat ke dalam, “Apa yang terjadi? Mengapa begitu ramai?”Peter juga berada di antara para pria itu. Peter melihat Siska berdiri di satu sisi kamar itu dan di sisi lain ada sekelompok wanita.Dia bisa merasakan bahwa Siska sedang dipojokkan.Wajah Peter menjadi gelap, dia masuk dan berdiri di samping Siska, “Apa yang terjadi?”Mata Kristabel berbinar ketika dia melihat Peter datang. Dia menceritakan kisah itu lagi dengan lebih banyak bumbu-bumbu.Setelah mendengar ini, Peter memandang Kelvin, “Apakah itu benar?”Kelvin merasa tidak senang saat melihatnya dan berkata dengan wajah gelap, “Apa hubungannya denganmu?”“Aku hanya bertanya untuk menyelesaikan masalah.
Read more
Bab 122
Setelah berbicara, dia melirik Kelly di antara kerumunan.Dia berdiri di sana dengan tenang, wajahnya sedikit pucat.Siska tahu bahwa masalah ini pasti ada hubungannya dengan dia.Faktanya adalah Kelly tidak akan pernah memakai gaun yang dia rancang. Dia pergi ke studio Siska untuk memesan gaun adalah bagian dari rencananya.Tapi kepintaran Kelly terletak pada kenyataan bahwa dia selalu mengerahkan orang lain untuk menyerang Siska dan dia sendiri bersembunyi di balik. Jika terjadi masalah, itu tidak ada hubungan dengan dia.Pada saat ini, Kelly masih bisa melarikan diri dengan utuh, tetapi Kristabel tidak bisa.Wajahnya menjadi pucat sedikit demi sedikit, dia merasakan tatapan terkejut dari sekelilingnya dan merasa sangat malu!Dia menjadi marah karena malu dan reaksi pertamanya adalah memukul Siska.Tapi pot kaktus menghantamnya lebih dulu dan mengenai keningnya. Duri kaktus tersebut menusuk keningnya hingga menyebabkan kepalanya berdarah!“Ah!” Kristabel berteriak, berbalik dengan li
Read more
Bab 123
Kelvin sulit menerimanya.Dia selalu berpikir bahwa Kelly adalah wanita yang cerdas dan berintelektual, tetapi dia tidak menyangka Kelly akan melakukan ini untuk menghancurkan Siska.Jika rencana mereka malam ini berhasil, nama Siska akan jelek di kalangan kelas atas.Dan hubungannya dengan Siska akan terus terikat.“Aku tidak melakukannya!” Kelly tampak sedih, air matanya berlinang, “Aku tidak melakukan apa pun. Aku tidak tahu mengapa ini terjadi. Pesta yang tadinya baik-baik saja menjadi kacau seperti ini. Aku bahkan tidak sempat untuk bermain piano dan berdansa dengan Ray. Lalu dia membawa Siska pergi begitu saja.”Niat awalnya adalah menuduh Siska merayu Ray.Namun kalimat ini membuat Kelvin menyadari masalah lain.Hubungan Siska dan Ray sama sekali tidak seperti yang dikatakan Kelly. Siska tidak merayu Ray. Sebaliknya, Ray yang sangat peduli padanya.Kelvin tiba-tiba merasa dirinya bodoh. Dia memandang Kelly dengan kaget, lalu mundur selangkah.Karena dia mengenal dan menyukai Kel
Read more
Bab 124
“Bukan. Saat aku pergi, aku tidak diizinkan masuk karena tidak memiliki undangan. Lalu aku bertemu Peter, dia yang membawaku masuk.”Ray tidak mengatakan apa-apa, tetapi gerakannya saat mengoleskan obat menjadi sangat lembut, kelembutan yang bahkan tidak dia sadari, “Pria seperti dia tidak cocok untukmu.”“Dia cukup baik.” Siska tidak terima Ray selalu mengatakan hal-hal buruk tentang Peter, jadi dia menjelaskan kepadanya, “Seperti kejadian tadi malam, dia ada di sisiku. Ketika dia masuk ke kamar itu, dia curiga pada Kristabel, dia percaya sepenuhnya padaku.”“Itu karena dia ingin mendekatimu!” Gerakan Ray menjadi lebih kuat lagi.Siska mendesis kesakitan dan mengerutkan kening.Ray melihat lukanya. Ekspresinya kembali tenang setelah melihat tidak ada masalah, dia berkata dengan tenang, “Tidak ada orang yang akan terlalu baik kepada seseorang tanpa alasan.”“Menurutku kamu saja yang tidak menyukainya.”“Bukankah normal untuk tidak menyukainya?” Ray berkata, “Dia orang jahat berwajah ba
Read more
Bab 125
“Kita sudah bercerai.” Siska menjawab.Ray meliriknya dan berkata, “Walaupun sudah bercerai, kamu tetap wanitaku.”Kalimat ini diucapkan dengan tegas tanpa ragu.Siska tertegun sejenak, benar-benar bingung dengan apa yang dia pikirkan.Apakah Ray mengatakan ini untuk menyatakan bahwa dia ada di dalam hatinya?Dalam keadaan bingung, suara Kelvin terdengar dari bawah, “Ray, aku mencarimu, turunlah.”Kelvin memarkirkan mobil di halaman dan berdiri di bawah sambil berteriak.Mendengar suara Kelvin, wajah tampan Ray menjadi gelap dan dia melepaskan Siska, “Kamu istirahat dulu.”Siska merasa nafasnya menjadi lebih berat. Dia takut terjadi sesuatu, jadi dia meraih sudut baju Ray dan bertanya, “Apa yang akan kamu lakukan?”“Jangan khawatir, tidurlah dengan nyenyak.”Ray melepaskan tangannya dan menutupinya dengan selimut.Lalu Ray pergi.Mata Siska masih basah, dia takut terjadi sesuatu, jadi dia menahan rasa sakit di telapak kakinya dan berlari ke balkon.Ray berjalan keluar halaman dan langs
Read more
Bab 126
Siska sangat ketakutan hingga air matanya mengalir deras.Dia mundur sedikit.Ray berjalan selangkah demi selangkah.Jantung Siska berdebar kencang.Dia benar-benar tidak berani melihat Ray lagi, dia berbalik dan ingin lari ke ruang wardrobe, tetapi Ray menariknya dan melemparkannya ke sofa di dekatnya.Sofanya sangat empuk, Siska tidak merasakan sakit apa pun, namun ini tetap membuatnya sedikit marah, dia duduk dan marah, “Ray, apa yang kamu lakukan?”“Aku membelamu dan kamu malah melindunginya?” Wajah tampan Ray sangat menyeramkan.Siska takut dengan sorot matanya, takut Ray akan mengambil tindakan, jadi dia menggulingkan tubuh kecilnya ke belakang sofa dan ingin melarikan diri.Tapi Ray menangkapnya.Dia menariknya kembali dan menatapnya.Mata Siska berkaca-kaca dan dia berkata dengan marah, “Kamu benar-benar gila!”“Aku gila?” Ray mencubit dagu Siska dan menatapnya dengan mata gelap, “Malam ini, kamu dijebak oleh Kristabel, aku memukul Kristabel untukmu dan membawamu pulang, member
Read more
Bab 127
Dia mencoba sekuat tenaga untuk melepaskan tangan Ray.Kemarahan melintas di mata Ray, dia menekan tubuh Siska ke bagian belakang sofa. Tubuh mereka menempel, tidak ada jarak.“Ray...” Siska sangat terkejut hingga punggungnya menegang dan napasnya menjadi pendek.Ray punya perasaan.Siska sangat kaget.“Apa kamu gila? Dia masih menelepon...” Dia sangat malu dan marah. Siska disentuh lagi, seluruh tubuhnya bergetar.“Jangan seperti ini...” Terdengar tangisan dalam suara Siska.Ray berkata di telinganya, matanya gelap, “Katakan padanya, apakah kamu melakukan dengan sukarela?”“Tidak.” Dia menolak untuk mengatakannya. Jika dia mengiyakan, mau taruh di mana mukanya.Tapi karena dia tidak mengatakan apa-apa, Ray terus menyentuhnya.Kulit kepala Siska mati rasa dan dia menggigit bibirnya dan berkata, “Apa yang kamu inginkan?”“Katakan padanya bahwa kamu melakukan secara sukarela. Jika kamu bekerja sama denganku, aku akan melepaskanmu.” Ray menyentuhnya terus.Siska menggigit bibirnya dan ter
Read more
Bab 128
“Walau sudah bercerai, kamu tetap bisa jadi pembantuku.”Siska berteriak kepadanya, “Ray, apakah kamu gila? Kamu mempekerjakan mantan istrimu menjadi pembantu, lalu ketika istri barumu datang, apa yang akan dia pikirkan?”“Apa yang dia pikirkan tidak ada hubungannya denganmu. Kamu hanya perlu bekerja keras dan melunasi utangmu.” Setelah mengatakan itu, dia berdiri dan berjalan keluar.Siska ingin memukulinya sampai mati.Dia kembali duduk di sofa, merasa sedikit lemas dan putus asa.Bagaimana bisa bertemu dengan pria sampah seperti itu?Setelah bercerai, bukan saja uang tidak diberikan, bahkan tasnya saja perlu dikembalikan.Malam hari.Ray membuka pintu dan masuk.Wanita di tempat tidur sedang tidur nyenyak, kakinya yang panjang bertumpu pada selimut, gaunnya meluncur ke pinggangnya tanpa dia sadari.“Tendang selimutnya setiap hari.”Ray menggelengkan kepalanya, menyalakan lampu dinding yang redup. Ray membuka tutup salep di bawah lampu, mengoleskan obat pada luka di kakinya satu per
Read more
Bab 129
Tapi dia tidak punya pilihan. Dia berutang 8,8 miliar, dengan pendapatan studionya saat ini, akan sulit untuk melunasi utang tersebut.Namun jika kerja sama dengan Grup NAS dimulai, utangnya akan segera terbayar.Jadi dia menjadi percaya diri lagi. Dia mengambil jas hitam, dasi, lalu berjalan keluar.“Sudah aku bawakan.” Siska meletakkannya dan ingin pergi.Ray, “Bantu aku memakainya.”“Pembantu juga perlu membantumu memakainya?” Dia ingat bahwa Ray tidak pernah membiarkan pembantunya dekat-dekat dengannya.Ray berkata dengan tenang, “Kamu berbeda. Kamu dibayar 66 juta sebulan. Kamu adalah pembantu yang mahal, tentu saja pekerjaanmu lebih banyak.”Siska tidak berkata apa-apa dan berjalan mendekat dengan wajah dingin, melepas baju tidur Ray.Dadanya yang berbentuk terlihat.Otot-ototnya kuat dan besar, dia mengenakan celana dalam berwarna putih, terlihat sangat seksi.Siska melirik ke suatu tempat dan wajahnya tiba-tiba memerah, “Mengapa kamu tidak mengenakan pakaian apa pun di dalam?”
Read more
Bab 130
“Oh.” Siska meletakkan sendok dan mengangkat tangannya untuk mengikat dasinya.Siska mengikat bergaya windsor knot, sempurna dan tampan.“Sudah.” Siska meliriknya dan tersenyum.Ray menatap wajahnya, lalu duduk untuk sarapan. Dia berkata, “Mulai sekarang, pulang tepat waktu pukul 8 malam.”Siska tertegun dan menatapnya, “Kenapa?”“Kenapa?” Ray mengangkat alisnya, “Kamu adalah seorang pembantu, memangnya kamu tidak perlu pulang untuk bekerja?”Siska sangat tertekan, tetapi mau tidak mau bernegosiasi dengannya, “Aku akan melakukan pekerjaanku. Tetapi seperti yang kamu tahu, aku adalah seorang desainer, sering kali harus bekerja lembur.”“Bawa pulang kerjaanmu.” Ray menjawab dengan satu kalimat. Bukankah hanya menggambar? Di mana saja kamu bisa menggambar.Siska tidak berkata apa-apa, dia ingin membantahnya, tapi dia berutang 8,8 miliar padanya, pasti tidak mampu melawannya.Siska menunjukkan wajah kesal.Setelah makan, Ray bertanya padanya, “Apakah mau aku antar ke studio?”Siska berpiki
Read more
PREV
1
...
1112131415
...
88
DMCA.com Protection Status