Semua Bab Pembantu Kesayangan Mas Mantan: Bab 21 - Bab 30
58 Bab
Bab 21
Seukuran manusia yang sangat mencintai komputer kantor, sangat mengejutkan bila Alpha memutuskan untuk cuti hanya karena Saras sakit. Padahal tidak ada sangkut pautnya dengan Alpha. Pekerjaannya akan tetap berjalan dengan lancar sebab ada mama yang menjaga Gani. Saras juga sudah diobati. Tapi entahlah, Alpha ini memang tidak kompeten. Dia tidak mengerti dengan segala keputusan yang telah dia ambil. Bahkan Derma sampai bertanya berkali-kali, urusan keluarga seperti apa yang membuat Alpha mengambil cuti selama lima hari. "Tante Saras sembuh kan, pa?" tanya Gani. Mereka sedang menghabiskan waktu di ruang tengah. Alpha dengan laptopnya, mama dengan ponselnya dan Gani dengan mainannya. Mereka tetap saja sibuk sendiri-sendiri.Gani mencebik kala tidak ada yang menanggapi pertanyaannya. "Pa!""Iya," sahut Alpha tanpa mengalihkan pandangan dari layar laptop."Nggak jadi," ujar Gani keburu kesal.Alpha menatap anak laki-lakinya yang kembali sibuk dengan robot-robotnya. "Kenapa? Gani mau apa?"
Baca selengkapnya
Bab 22
"Kamu anterin nih makan malam buat, Saras." Mama mengangsurkan nampan berisi soto dan segelas teh hangat pada Alpha yang hanya bisa menerima dengan raut wajah bengong."Kok Alpha?" tanyanya merasa ini bukan tanggung jawabnya.Mama menaikkan salah satu alisnya. "Terus siapa? Gani?"Alpha menghela napas. "Kenapa nggak mama aja?"Mama malah menggelengkan kepalanya. "Mama mau pulang. Besok ada acara."Mama adalah orang sibuk. Sempat Alpha sampaikan bahwa hari-hari mamanya hanya diisi oleh acara tidak penting yang diadakan genk arisannya. Acara yang diadakan hampir setiap hari. Alpha jadi penasaran, se-menyenangkan apa arisan mama sampai rela mengabaikan putranya. Meski duda, Alpha jelas masih butuh mama."Nginap di sini aja, ma," pinta Alpha. "Nggak dulu deh, Pha," tolaknya.Bahkan mama tidak pernah mau disuruh untuk tidur di rumah Alpha. Kalau bukan karena hal mendesak, mama menolak untuk menginap.Aneh memang janda tua itu."Sesekali. Kapan lagi nginap di rumah anak sendiri," heran Alp
Baca selengkapnya
Bab 23
Seperti halnya Alpha sebelum mempunyai pembantu, seluruh urusan dapur menjadi tanggung jawabnya. Hanya dapur saja. Alpha tidak mahir membersihkan rumah meski nyatanya bisa. Dia juga tidak mau mencuci pakaian karena malas dan merepotkan. Biasanya Alpha mempercayakan pakaiannya pada laundry langganan. Bahkan ketika Saras sudah di sini, Alpha tetap mengantar pakaian miliknya ke laundry.Namun entah kenapa, di pagi yang cerah ini, Alpha mau melakukan hal yang katanya merepotkan itu. Dengan kesadaran penuh Alpha berdiri di depan mesin cuci, menunggu kainnya diputar oleh mesin pengering. Kalau saja mama masih ada di sini, mungkin Alpha akan ditertawakan. Sebab ini benar-benar kejadian langka. Alpha mencuci? Yang benar saja. Lima menit berlalu, mesin berhenti berputar. Alpha membuka mesin cuci, mengeluarkan beberapa helai kemeja serta celana bahan miliknya. Menaruh pakaian itu di ember dan membawanya menjauh dari mesin cuci. Lalu kembali menyetel mesin cuci pada mode mencuci dan memasukkan
Baca selengkapnya
Bab 24
"Ini pasti karena mie yang kamu makan semalam. Bandel sih. Saya suruh makan soto malah makan mie. Turun kan jadinya tekanan darah kamu. Kapan sembuh kalau begini?"Alpha terus mengomeli Saras yang terbaring usai diperiksa oleh dokter. Katanya Saras harus makan makanan yang bergizi seimbang dan tidak boleh sembarangan. Makan mie instan dapat menyebabkan perut Saras sakit karena sebelumnya belum diisi apa-apa."Jangan bandel, Saras." Alpha berujar lagi.Saras mengangguk pelan. Orang pingsan bukannya diberi ruang untuk beristirahat malah diomeli. Kepala Saras semakin pusing mendengar ocehan Alpha."Kamu dengar tidak?""Iya, pak," lirih Saras.Alpha mengangguk puas. "Silahkan istirahat. Saya mau pergi sebentar."Saras melirik sayu pria itu. "Mau kemana?""Kepo."Saras menyesal bertanya. "Gani mana?""Ada di depan," jawab Alpha. Dia melupakan bocah itu karena panik dengan Saras yang tiba-tiba tumbang. Tadinya Gani juga panik, tapi Alpha memintanya untuk tenang dan menunggu di luar. Mungkin
Baca selengkapnya
Bab 25
Pada akhirnya, Alpha memutuskan untuk pulang ke rumah. Dia terlanjur bad mood untuk pindah ke caffe lain. Lebih baik Alpha pulang saja dan melanjutkan apa yang dia lakukan di rumah. Lagipula, di rumah hanya ada Gani dan Saras. Alpha tentu takut jika terjadi apa-apa pada mereka. Seperti waktu itu, Bastian bisa datang kapan saja tanpa sepengetahuannya. Tidak bisa dielakkan, Bastian pasti akan kembali datang. Pria itu tidak mudah menyerah. Dia akan terus mencari Saras dan mengerahkan segalanya agar bisa membawa Saras kembali pulang.Ah, problematik sekali. Lagi-lagi Gani yang bermain sendirian menyambut kepulangan Alpha. Tidak ada teman selain robot-robotan yang kalau dilihat terlalu lama bisa membuat Alpha muak. Biasanya Gani akan main di rumah bu Warni. Namun semenjak ada Saras, Gani lebih banyak bermain di rumah. Entah itu bermain bersama Saras atau bermain bersama pasukan ultramannya."Gani," panggil Alpha.Anak itu mendongak, menatap Alpha sembari mengulas senyum. "Papa."Alpha ter
Baca selengkapnya
Bab 26
Malam menjelang begitu cepat. Hari-hari terlewati dan terasa membosankan seperti biasanya. Tidak ada yang benar-benar berarti dan membekas di hati. Alpha justru ingin segera mengakhiri masa cutinya sebab sudah terlalu rindu dengan komputer dan kursi kerjanya. Alpha merasa hampa jika tidak berkutat di hadapan komputer. Kepalanya terasa pusing jika tidak membaca berkas atau proposal yang diajukan karyawan dan kliennya.Namun meski begitu, Alpha masih harus tetap di rumah. Setidaknya sampai kondisi Saras benar-benar pulih. Masih berat rasanya bagi Alpha meninggalkan Saras dalam kondisi yang tidak baik-baik saja. Bila Saras masih belum sembuh, lantas siapa yang akan mengawasi Gani? Anak itu memang sering dibiarkan main sendirian. Tapi entah kenapa, sejak Saras hadir, Alpha tidak ingin Gani main dan berkeliaran sendirian di komplek perumahan. Alpha peduli pada Saras bukan karena dirinya, melainkan karena Gani. Hati Alpha memang masih tertuju pada Saras. Tapi bukan berarti Alpha harus bers
Baca selengkapnya
Bab 27
Saras pernah terlibat suatu kecelakaan parah yang mengakibatkan dirinya hilang ingatan. Setahun Saras berjuang untuk mengingat kembali siapa ayahnya, siapa ibunya, siapa mertuanya dan siapa sosok Bastian yang kala itu baru beberapa bulan menjadi suaminya. Saras bisa mengingat, tapi tidak semuanya. Dia hanya mengingat orang-orang yang berada di sekitarnya saat itu. Orang-orang yang meminta Saras untuk tidak melupakan mereka.Dan ucapan Alpha saat berada di dapur pada malam itu menjadi bahan pikiran bagi Saras. Apa sebelumnya mereka pernah kenal? Saras merasa tidak asing dengan Alpha, tapi juga merasa tidak mengenal pria itu. Ini adalah kali pertama Saras bertemu Alpha. Ya, kalau pria itu benar-benar bagian dari yang telah hilang dari ingatannya. "Lagi memikirkan apa? Saya?"Saras segera sadar. Lalu menoleh, menemukan Alpha berdiri di sampingnya dengan pakaian rapi. Hari ini Alpha mengakhiri masa cutinya. Saras juga sudah sembuh sehingga Alpha bisa kembali bekerja dengan tenang."Kerja
Baca selengkapnya
Bab 28
Alpha benar-benar membawa Derma ke rumahnya. Di perjalanan pulang, Alpha menjelaskan kenapa Saras bisa ada di rumahnya dan tersembunyi dengan apik tanpa diketahui oleh siapapun. Derma yang super lebay terkejut secara berlebihan. Lalu takjub, tak menyangka Alpha bisa membawa Saras tinggal di rumahnya. Padahal Alpha sudah menjelaskan bahwa dia tidak tau siapa perempuan itu. Dia menerima Saras bukan karena perempuan itu bermasalah dengan keluarganya melainkan karena Alpha butuh pembantu.Namun naasnya Derma tidak percaya. Katanya, siapa yang tidak mengenal Saraswati? Bohong jika Alpha tidak tau siapa Saraswati sebab sejatinya Alpha adalah seorang Presdir yang selalu tau dengan dunia bisnis.Sesampainya di rumah, Alpha tidak langsung mempertemukan Derma dengan Saras. Dia meminta pria itu untuk menunggu di ruang tamu sementara Alpha pergi menemui Saras di dapur. Dia harus mewanti-wanti perempuan itu untuk tidak berbicara secara berlebihan. "Teman saya datang. Tolong kamu buatkan es teh, l
Baca selengkapnya
Bab 29
Alpha galak, gengsian, cuek dan jahat. Tapi di satu waktu, Alpha bisa menjadi sangat khawatir pada Saras. Dalam satu hari, Alpha bisa bolak-balik naik tangga hanya untuk melihat Saras menemani Gani bermain. Atau pura-pura mengambil air minum di dapur untuk melihat Saras memasak makan siang dan cemilan untuk mereka. Dia selalu menapik bahwa dia mulai memperhatikan Saras secara diam-diam. Kalau ketahuan oleh Gani atau Saras, Alpha akan mengelak dengan alasan yang selalu bisa masuk di akal.Alpha tidak suka pada Saras. Dia juga tidak berharap bisa memiliki perempuan itu. Bahkan Alpha sempat berikrar untuk tidak berhubungan lagi dengan Saras. Seperti yang telah Alpha sebut di jauh-jauh hari, Alpha menerima Saras bekerja di rumahnya bukan karena dia mengenal Saras. Melainkan karena sedang butuh pembantu."Hati-hati. Itu tanaman mahal. Ingat, hutang kamu terlalu banyak sama saya."Alpha duduk di teras, menatap Saras yang sedang menyiram bunga-bunga kesayangannya sembari menikmati secangkir
Baca selengkapnya
Bab 30
"Pak Alpha mau? Manis loh mangganya," ujar Saras menawarkan mangga hasil panen tadi pada Alpha yang sibuk berkutat di depan layar laptopnya. Sedangkan Rafi telah meninggalkan rumah Alpha beberapa menit yang lalu. Di ruang tengah tersisa Alpha, Gani dan Saras. Seperti hari-hari biasa, di rumah itu hanya ada mereka bertiga. Dan besoknya tinggal Saras dan Gani karena Alpha sudah kembali bekerja.Alpha menjawab dengan gelengan kepala. Matanya tak beralih dari depan layar laptop dengan jari-jari yang bergerak lincah di atas keyboard. Saras mengerucutkan bibirnya tanpa sadar dan memilih melahap mangga itu sendirian. Gani yang menyaksikan cekikikan tidak jelas. Interaksi Alpha dan Saras terlihat lucu bagi Gani. Mereka seperti sedang melakukan atraksi yang berhasil menghibur Gani. Kehadiran mereka benar-benar membuat anak berusia 4 tahun itu bahagia."Papa buka mulutnya, aaaaaa," ujar Gani mengambil satu potong mangga lalu disodorkan ke depan mulut Alpha.Pria itu menurut dengan mudah. Meski
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
DMCA.com Protection Status