Semua Bab Legenda Dewa Cahaya: Bab 121 - Bab 130
355 Bab
121. Ritual (18+)
Chang Mei menatap ibunya tersebut dengan tatapan dalam. Dia merasa ragu namun karena dia juga sudah tahu ibunya seorang peramal taois yang handal dan tak pernah meleset, dia pun mempercayai apa yang dikatakan ibunya.Sejak saat itu, setiap ada pemuda yang datang kepadanya dan tertarik meminang dirinya, dia akan menatap mata pemuda tersebut untuk mencari tahu. Akan tetapi, tak pernah ada satu orang pun yang memiliki tanda-tanda dewa cahaya.Hingga ratusan tahun berlalu, dan Bara Sena datang dengan menjadi Dewa penolong yang menyelamatkan dirinya, Chang Mei akhirnya menemukan tanda dewa cahaya seperti yang ibunya katakan.Melihat wanita itu menatap tak berkedip ke arahnya membuat Bara Sena merasa jengah juga. Namun, dia pun akhirnya membalas tatapan mata tersebut. Dan saat matanya turun ke arah bibir, seketika napas pemuda itu menjadi sedikit memburu ketika dia melihat bibir merah merekah dan sedikit terbuka."Kau sangat cantik Chang Mei..." pu
Baca selengkapnya
122.Sepasang Naga Emas
Bara Sena dan Chang Mei masih sibuk di atas ranjang. Keduanya benar-benar menikmati waktu tersebut tanpa memikirkan hal lain. Sambil menggerakkan tubuhnya, Bara pun sibuk mencium leher jenjang tersebut."Chang Mei...Jika aku melakukan ini dengan perlahan, mungkin butuh satu hari untuk menyelesaikannya..." ucap Bara."Benarkah?" tanya Chang Mei sambil mendesah lirih keenakan."Tentu saja...Karena hanya dengan gerakan yang cepat aku akan selesai dengan lebih cepat pula..." kata Bara."Tapi aku lebih suka yang seperti ini. Tak peduli mau berapa hari sekalipun...Aku akan tetap menikmatinya..." sahut Chang Mei sambil meremas kepala Bara yang masih terbenam di kedua buah dadanya."Beberapa saat yang lalu kau hanya seorang wanita pemalu. Coba lihat sekarang, kau begitu bersemangat..." seloroh Bara.Memerah wajah Chang Mei mendengar ucapan setengah memuji setengah meledek tersebut."Ini semua karena dirimu...Jika bukan karena kau yang memulai, aku tak mungkin meminta yang aneh-aneh padamu," u
Baca selengkapnya
123.Sepasang Naga Emas (2)
Malam itu Bara Sena dan Xue Ruo kembali ke rumah penginapan setelah urusan di Kedai Serikat Geni selesai. Sesampainya dirumah Bara Sena pun merebahkan tubuhnya di atas kasur begitu saja. Entah mengapa dia sedikit merasa ngantuk sehingga tanpa banyak berpikir dia langsung merebahkan tubuhnya."Apakah ini efek dari kegiatan bersama Chang Mei? Huh...Tak kusangka dia akan meminta lebih dari sepuluh kali...Kekuatan ku seperti dihisap habis olehnya..." batin Bara.Namun dia merasa puas meski tubuhnya sedikit lelah. Setelah dia tertidur, Xue Ruo hanya duduk di atas kasur sambil cemberut. Dia menatap Bara Sena yang telah terkapar."Aneh sekali...Padahal dia itu sangat kuat dan jarang lelah. Kali ini dia terlihat kelelahan. Apakah dia mengeluarkan banyak tenaga saat menyelamatkan nona Chang?" batin Xue Ruo bertanya-tanya.Akhirnya Xue Ruo pun merebahkan tubuhnya disebelah Bara Sena. Dia pun ikut tertidur sambil memeluk punggung sang pemuda.Diluar penginapan, nampak satu sosok bayangan hitam
Baca selengkapnya
124.Sepasang Naga Emas (3)
Lu Shi merasa sangat bahagia diperhatikan begitu rupa oleh orang yang selama ini dia puja-puja. Sepanjang waktu yang Lu Shi lalui di dalam dunia penyimpanan itu hanyalah melamun dan melamun saja. Dia sangat ingin bertemu dan berbincang dengan Bara Sena, yang dia anggap sebagai tuannya. Dan akhirnya hal itu terwujud sekarang. Hanya saja, Lu Shi sangat minder bertemu dengan Bara saat wujudnya menjadi seperti itu."Waktu itu aku tengah duduk di sungai yang ada di bawah sana dimana tempat tinggalku berada. Saat itulah aku merasakan hawa kekuatan dari Pedang Sepasang Naga Emas. Aku ingat sebuah pesan dari ayahku melalui mimpi...Bahwa di luar Hutan Kematian, ada sepasang pedang yang sangat melegenda. Dan ayahku juga berpesan padaku bahwa aku memiliki kekuatan yang dia warisan ke dalam janin yang dikandung ibu, itu adalah aku..." kata Lu Shi bercerita."Ayahmu adalah orang yang sangat Sakti rupanya..." ucap Bara."Dia memiliki kemampuan melihat masa lalu, dan aku pun memiliki kemampuan yang
Baca selengkapnya
125. Menerobos
Xia Qing Yue terkejut mendengar apa yang Chu Yue Li katakan. Dia baru tahu kalau ternyata tidak hanya dia yang sembuh dari Kutukan Es. Hal itu pun membuat dia menjadi penasaran, siapa orangnya yang telah berhasil menyembuhkan Kutukan Es selain suaminya, Xiao Feng alias Bara Sena."Aku hanya ingin tahu, apakah Tabib yang menyembuhkan diriku adalah orang yang sama dengan tabib yang berhasil menyembuhkan Qing Yue. Di Jiangsu ini, ada seorang Tabib yang mampu menghilangkan Kutukan Es milik Ratu Song Yue adalah sesuatu yang hebat bukan?" kata Yang Yue Fei.Chu Yue Li mengangguk mendengar ucapan kakak seperguruannya tersebut."Benar kakak. Aku pun juga penasaran, apakah tabib itu adalah satu orang yang sama atau mereka adalah orang yang berbeda? Aku juga sangat ingin menemuinya. Mungkin aku juga bisa sembuh sama seperti kakak Yue Fei dan juga Qing Yue..." ucap Yue Li.Yue Fei tersenyum. Dia menoleh kearah Qing Yue yang masih duduk sambil menatap kedua gurunya."Mungkin Qing Yue bisa memberi
Baca selengkapnya
126.Palu Kepala Naga
Palu berukuran sebesar gajah itu tergeletak di atas arena. Xiao Cun kembali mengumumkan kepada para penonton dan juga peserta bahwa Palu tersebut adalah Palu seberat 1000 ton. Tugas para Pendekar yang mengikuti turnamen adalah mengangkat palu tersebut dan menghancurkan batu yang sudah disiapkan. "Palu ini adalah Palu Kepala Naga. Sebuah palu yang dipinjamkan oleh Tuan Agung Yuang Shi dari pegunungan 9 Puncak Naga. Beliau sendiri yang membawa palu miliknya kesini sebagai sarana untuk turnamen tahun ini. Palu Kepala Naga sangat berat dan tidak mungkin diangkat oleh orang biasa. Ini adalah tantangan bagi pendekar terpilih di Jiangsu, apakah ada yang kuat mengangkatnya? Bahkan, apakah di antara mereka ada yang bisa membuat batu disana hancur dengan palu Kepala Naga ini!?" seru Xiao Cun. Para penonton bersorak sorai. Mereka sangat menantikan aksi dari 8 pendekar yang telah lolos di babak pertama tersebut. Yang paling dinantikan oleh mereka ada
Baca selengkapnya
127.Palu Kepala Naga (2)
Lu Tian berteriak keras. Seluruh tubuhnya merah membara pertanda dia tengah mengeluarkan seluruh kekuatan yang dia miliki. Semua orang dibuat tegang saat dengan perlahan palu itu mulai terangkat.Tuan Agung Yuang Shi terkejut melihatnya."Hohoho! Sungguh tidak bisa dipercaya, di Jiangsu ada Pendekar hebat yang masih muda seperti ini! Palu Kepala Naga bisa diangkat oleh Pendekar Ranah Pemurnian Tulang! Luar biasa!" seru Yuang Shi terkagum-kagum.Raja Xue tersenyum kecil."Kau belum melihat yang lainnya Tuan Agung. Anak ini masih biasa saja menurutku. Ada yang lebih dari ini, dan kau pasti akan sangat terkejut saat melihatnya dengan mata kepala sendiri," kata Raja Xue.Yuang Shi menoleh kearah Raja Xue."Apakah itu orang dari Sekte mu yang bernama Cakara yang katanya kemarin menjadi juara setelah memotong-motong Batu Hitam dengan Pedang miliknya?" tanya Yuang Shi.Raja Xue tersenyum kecil."Kita lihat saja, s
Baca selengkapnya
128.Kekuatan Iblis
Semua orang terkejut dengan apa yang terjadi di tengah arena. Di sana, nampak Xiao Wang yang tubuhnya dipenuhi aura hitam. Aura itu membentuk satu sosok tangan raksasa yang ikut mencengkram gagang Palu Kepala Naga."Dia menggunakan kekuatan Iblis untuk mengangkat palu itu. Apakah ini tidak termasuk sebuah kecurangan!?" seru salah satu penonton."Turnamen ini diperuntukkan bagi mereka yang memiliki kemampuan. Meski orang dari Sekte Xiao ini menggunakan kekuatan iblis, aku rasa itu tidak melanggar apa pun di turnamen ini," sahut yang lain.Tetua Xiao Yang dan Xiao Bo berusaha sekuat tenaga menahan gelombang dari tubuh Xiao Wang. Namun sepertinya mereka tak cukup tangguh untuk hal itu. Raja Xue menoleh kearah para Tetua Kerajaan dan Guru Yao seolah meminta mereka untuk menangani gelombang kekuatan yang Xiao Wang ciptakan.Guru Yao bangkit berdiri."Biarkan aku saja yang mengurus hal ini. Para tetua tetaplah duduk dengan tenang," uc
Baca selengkapnya
129.Jiwa Naga Kuno
Xiao Wang melirikkan matanya kearah Bara Sena yang asyik menatap ke tengah arena dimana terlihat Xun Hao yang tengah berdiri terdiam mematung."Cih, sombong sekali bocah ini. Mentang-mentang sudah menjadi juara di babak pertama jangan kau pikir kau akan mampu melewati babak ini dengan mudah..." batin Xiao Wang.Merasa dilirik oleh pria itu, Bara Sena pun menoleh dan menatap Xiao Wang."Ada apa? Kau ingin bertarung melawanku?" tanya Bara dengan tatapan sinis.Xiao Wang menyeringai."Ada waktunya kita akan bertarung nanti. Lihat saja, kau bisa bertahan berapa lama `dengan kesombonganmu ini. Aku akan mencabik-cabiknya nanti dan mempermalukanmu di tengah arena!" ucap Xiao Wang.Bara Sena tersenyum sinis."Aku menantikan nya buruk rupa. Setahuku, tak ada orang sejelek dirimu di Sekte Xiao, hahaha!" kata Bara membuat Xiao Wang geram."Hei, bukankah katanya kau ingin memberitahu kami tentang apa yang kau lihat saa
Baca selengkapnya
130.Sang Dewa
Bara Sena mengedarkan pandangan matanya ke sekeliling. Dia tersenyum melihat semangat para penonton meneriakkan nama Iblis Es."Seharusnya kau bangga dengan hal ini Iblis Es. Mereka mengelukan namamu," ucap Bara sambil tersenyum kecil.Bara belum memulai aksinya, para tetua sudah saling membicarakan tentang anak muda itu. Yuang Shi adalah orang yang paling banyak berbicara karena dia pun penasaran dengan sosok pemuda yang katanya berhasil membelah Batu Hitam milik Sekte Xiao yang selama ini tak ada satu pun orang yang bisa melakukannya kecuali hanya menggores saja."Jadi dia yang namanya Cakara?" tanya Yuang Shi."Hm..." Raja Xue mengangguk kan kepalanya."Kabarnya dia akan menjadi menantu mu Raja Xue?" tanya Yuang Shi lagi."Benar. Aku akan menjadikan dia menantu karena dia adalah orang yang paling cocok untuk putriku Xue Ruo," sahut Raja Xue."Hahaha! Memangnya tak ada lagi pria selain dia di Jiangsu ini?" tanya T
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
1112131415
...
36
DMCA.com Protection Status