Semua Bab Ternyata Aku Tak Mengenal Suamiku : Bab 21 - Bab 30
34 Bab
Bab 21
Bab 21POV HafizAku berdiri mematung di hadapan pintu kamar kami, kamarku bersama 2 perempuan yang paling ku cintai di dunia ini. Maysarah dan putriku Nina.Ku atur nafas sejenak, menghilangkan kedongkolan terhadap Nabila yang kini telah ku serahkan pada Pak Hasan dan Bara untuk dibawa ke kantor Polisi. Maysarah pasti semakin ilfill padaku saat ini. Mungkin dalam pandangannya aku adalah laki-laki pemarah yang tak berperasaan dan selalu tunduk pada ibunya. Yah.... karena memang itulah yang ku tunjukkan selama ini. Aku ingin Maysarah menjauhiku. Biarlah aku mencintainya di tengah jarak yang memisahkan kami. Aku tak bisa melihatnya sakit karena diriku. Tapi dirinya itu candu bagiku. Kehadirannya, wajahnya, aromanya, semua hal yang ada padanya selalu mampu membangkitkan gairahku. Aku ingin menyentuhnya, menyelami kehangatannya, tapi air mata yang ia sembunyikan membuat diri ini merasa menjadi penjahat paling zalim sedunia. Seandainya ia tau, bahwa aku selalu ingin masuk ke kamar ini,
Baca selengkapnya
Bab Akhir
POV Hafiz"Nabila sudah Hafiz serahkan ke Polisi," tegasku.Ummi menghela nafasnya. Lalu menghenyakkan tubuh besarnya di sofa, tepatnya di samping Abi."Hh... Kita yang bersalah di dalam hal ini. Harusnya kita memberinya keringanan asalkan ia mau bertaubat," ujar Ummi kemudian. Aku langsung mengernyit kesal. Bagaimana Ummi bisa berniat meringankan hukuman untuk pembunuh seperti Nabila?"Kenapa saat Nabila yang melakukan kesalahan, Ummi mau memaafkannya? Tapi kenapa tidak untuk Maysarah? Apa karena Maysarah mengetahui sesuatu yang Ummi rahasiakan selama ini?" sentakku dengan emosi yang mulai meluap."Apa maksudmu, Hafiz?" duduk Ummi langsung tegak. Wanita yang selama ini ku pikir adalah ibu kandung ku menatap was-was."Ummi menemukan sebuah video dari lemari Maysarah, bukan?" pancing ku sembari menatap Ummi dengan seksama.Raut wajah Ummi langsung menegang."Video itu Hafiz yang simpan. Hafiz yang menemukannya, bukan Maysarah!""Video apa Hafiz?" Kali ini Abi yang bertanya."Video reka
Baca selengkapnya
Ekstra part
Aku menatap takjub suami yang kupikir selama ini tak pernah mencintaiku. Ia baru saja turun dari podium diiringi jawaban salam dari para wali santri. Hari ini, laki-laki bertubuh jangkung itu berdiri menggantikan abinya untuk memimpin pesantren. Langkahnya yang panjang bergerak ke arahku dan Nina yang duduk di barisan kursi terdepan. Senyuman yang kharismatik menghiasi bibirnya yang merah muda tak tersentuh nikotin. Ia benar-benar terlihat sempurna, bak pangeran. Dan yang lebih menakjubkan lagi, ternyata laki-laki tampan itu telah jatuh cinta padaku sejak awal ijab-kabul pernikahan kami. Teringat kembali kata-katanya beberapa malam yang lalu, saat aku mengintrogasi perihal perasaannya."Kata Abang kemarin Abang cinta sama Maysa, tapi kenapa waktu ta'aruf Abang maksa Bang Bara yang gantiin?"Bang Hafiz menatapku kaget. "Kok kamu tau? Bara yang ngasih tau ya? Wah, benar-benar Bara ini. Nyari kesempatan dalam kesempitan!""Nggak kok. Maysa denger sendiri waktu Abang ngobrol sama Bang B
Baca selengkapnya
Rahasia Orang Dewasa
Bab 1"Ouh, shit!" Suara umpatan terdengar dari kamar berpenerangan remang-remang itu. Di tengah suara rintik gerimis yang meningkahi sunyinya malam.Seorang gadis cantik berambut awut-awutan bangkit dari kasurnya dengan celana basah. Bibir mungilnya berdecak kesal sembari melangkah cepat ke arah kamar kecil yang berada di sisi kiri kamarnya. Bau pesing mulai tercium di kamar itu. Sampai gadis itu kembali dari kamar kecil dengan handuk kimono, rambutnya yang basah menguarkan harum shampo di tengah bau pesing. Tubuh kurusnya tampak bergetar kedinginan. Ia buru-buru mencari piyama bersih dari dalam lemari.Selesai menghangatkan tubuhnya dengan piyama ditambah outer wol, mata bulatnya melirik ke arah tempat tidur. Bibir merah gadis itu mendesah lega. Ah, untunglah ada perlak dan kain yang sengaja ia gelar di atas kasur. Kalau tidak, mungkin ompol-nya saat ini telah melebar kemana-mana.Namanya Amanda, gadis cantik yang memiliki masalah unik dan lain dari yang lain di usianya yang ke 29
Baca selengkapnya
ROD Tetangga Baru
Bab 2"Aargh!" Amanda menekan bantal di telinganya dengan frustasi. Tapi suara bising itu tetap masih menyusup ke pendengaran. Ia sama sekali tak bisa memejamkan mata. "Ini Ibu-ibu ngapain sih, masih di rumah orang?!" gerutunya sembari bangun dan melempar bantal bersarung abu-abu itu ke lantai. "Nungguin orang pindahan kok sampai seheboh itu?!"Gadis yang masih memakai piyama itu bangkit dari tempat tidurnya dengan wajah kesal. Lalu berjalan lemah menghampiri meja, tempat ia biasa mengetik naskah untuk novelnya."Ah, mending nulis dari pada pusing dengerin gosip ibu-ibu," gumamnya sembari membuka laptop, lalu memasang earphone ke telinga. Alunan lagu Bruno Mars mulai mendayu. Gadis itu memejamkan matanya. Meresapi irama yang selalu mampu menetralkan perasaannya.Jari-jemari lentiknya kemudian mulai menari di atas keyboard laptop. Menyalurkan imajinasinya ke dalam tulisan.Tok tok... Suara ketukan di pintu kamarnya. Namun Amanda sama sekali tak mendengar.Tok tok tok...! Ketukan pad
Baca selengkapnya
ROD VCD Film Blu
Bab 3Amanda melihat ruang tamunya yang tak terlalu luas itu telah dipenuhi orang. Semua laki-laki. Kecuali ibu mereka tentunya. Beliau jadi seperti permaisuri yang dikelilingi pangeran. Atau, seperti desainer bersama para modelnya. Bukan tanpa alasan Amanda jadi membayangkan seperti itu, karena ketiga laki-laki yang kini sedang menatapnya itu tampan semua. Ah.... Hati Amanda jadi ketar-ketir!"Assalamualaikum... Maaf Papa telat," ucap seseorang dengan nada buru-buru dari arah pintu masuk rumahnya. Amanda menoleh. Dan matanya seketika terbelalak.Seorang laki-laki paruh baya berkepala setengah botak dan berkacamata berdiri di ambang pintu dengan nafas memburu.Bukankah... Laki-laki itu yang menyeberang sembarangan tadi pagi? Wajah dengan raut lembut itu masih jelas tercetak dalam ingatannya. "Nggak apa-apa, Pa. Kami juga baru datang bertamu," jawab ibu mereka seraya bangkit dan menyalami laki-laki itu. "Silahkan masuk, Pak! Oh, jadi ini suaminya Ibu Lidia?" sambut Mirna ramah. "I
Baca selengkapnya
ROD Malam Yang Mengejutkan
Bab 4BRUK!!Kotaknya jebol dan menumpahkan semua isinya. Mata Axel seketika melotot, melihat barangnya berceceran. Tapi, lebih melotot lagi matanya Amanda. Karena ternyata isi kotak itu adalah VCD film biru."Astaghfirullah!" Aih! Amanda sampai menyentuh bibirnya sendiri. Tumben, bukan umpatan yang keluar dari mulutnya. Sementara Axel langsung bergegas mengumpulkan VCD yang tercecer. Tangannya sampai bergetar. Dan raut wajahnya terlihat panik luar biasa.Amanda masih terpaku, hingga kemudian dengan ragu-ragu ia berjongkok untuk membantu. "Nggak perlu!" sentak Axel, membuat gerakan Amanda seketika terhenti. Apalagi melihat wajah laki-laki itu yang menatapnya marah."Apa itu yang jatuh?" tanya Lidia dari dapur. Wajah Axel berubah pucat. Matanya kembali menatap Amanda tajam."Jangan ngomong apapun, oke? Jangan sampai ada yang tau!" ancamnya, sebelum kemudian buru-buru pergi dengan membawa kotaknya. Amanda mengernyit. Bukannya umurnya sudah 29 tahun? Kenapa sikap laki-laki itu seper
Baca selengkapnya
ROD Pengakuan Exel
Perlahan tangan Amanda meraba ke sekeliling kasur, dan menemukan sebutir batu kerikil. Batu ini yang telah menembak kepalanya, dan sepertinya begitu juga dengan cermin. Siapa yang telah melakukan ini? Dan dari mana asalnya?Kepala Amanda cepat-cepat menoleh ke arah jendela kamarnya. Jendela kayu dengan model klasik itu memiliki rongga-rongga untuk ventilasi udara. Mungkinkah dari sana? "Akh!" Samar-samar terdengar suara orang yang mengaduh sakit. Sepertinya itu suara laki-laki. Dana asalnya dari teras samping rumah tetangga baru!**Amanda memijit kepalanya yang terasa berdenyut dan mencengkeram. Gara-gara kejadian aneh tadi malam, ia tak bisa memejamkan lagi matanya. Diambilnya buku catatan berkulit merah muda yang biasa dijadikannya buku catatan untuk ide-ide cerita yang tiba-tiba muncul. Namun kali ini ia bukan hendak mencatat ide cerita, tapi orang-orang yang patut dicurigai atas kejadian semalam. Yang pertama Axel. Bisa saja laki-laki itu sengaja menerornya agar tak membocork
Baca selengkapnya
Rahasia Bu Linda
Malam menjelang. Amanda mulai was-was. Matanya terus saja menoleh ke arah jendela. Memperhatikan dengan seksama, jika saja ada bayangan di baliknya.Laptop yang telah terbuka sejak tadi sama sekali tak disentuh keyboard-nya. Bagaimana ia bisa berfikir dalam keadaan tegang seperti ini? Kopi yang tadinya ia buat untuk menghilangkan kantuk pun tak tersentuh. Hingga dingin karena diabaikan pemiliknya. Akhirnya Amanda memilih untuk menonton Drakor saja untuk pengalihan rasa takut.Drama Korea yang berjudul cheese in The trap menjadi pilihan. Tapi karakter tokoh cowoknya yang aneh dan memiliki sisi gelap membuat bulu kuduk semakin meremang. Gadis itu cepat-cepat menghentikan film-nya dan memilih untuk mendengarkan musik saja.Jam sudah menunjukkan pukul 11 malam. Mata Amanda mulai terasa berat. Tak ada kesibukan dan tak ada asupan kafein, ditambah merdunya alunan musik membuat gadis itu cepat mengantuk. Dan finally ... Amanda terlelap di atas meja kerjanya.TUK! Suara aneh kembali terden
Baca selengkapnya
ROD Kejadian di Rumah Bu Wiwid
Di depan jendela kamarnya, Amanda duduk termangu menatap keluar dengan tatapan kosong. Apa yang harus ia lakukan sekarang? Buku diary yang bertuliskan nama Axel dan Pak Dahlan sebagai orang yang ia curigai telah dicoretnya. Setelah Bu Lidia menceritakan perihal rahasianya kemarin, gadis itu benar-benar bingung. Bukan Axel dan bukan Pak Dahlan. Lalu siapa? Dan kenapa ia sampai diteror begini? Rasanya ia tak pernah berbuat buruk terhadap orang lain. Bukannya sok baik, tapi ia memang jarang bertemu orang-orang, apalagi sampai berbincang dan bergaul. Hh... Kepalanya benar-benar pusing, karena tadi malam pun ia masih dikejutkan oleh tembakan kerikil itu. Hari ini ia harus mengatur rencana untuk menjebak pelakunya.Jika ditaburi beling di bawah jendela, bisa saja tak berpengaruh kalau pelakunya memakai sepatu berhak tebal, dan malah akan membuat orang itu semakin kalap. Begitu pun dengan jepitan tikus atau benda-benda tajam lainnya.Ah... Seandainya ia sejenius anak kecil dalam film Home
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234
DMCA.com Protection Status