Semua Bab Dibuang Suami Dinikahi Pengagum Rahasia: Bab 41 - Bab 50
54 Bab
41
“Bentar, aku liat ke luar dulu ya,” bisik Juan.“Ikuuut, aku kepo,” rengek Melani manja.Mereka kemudian menuju pintu dan melihat melalui sebuah lubang apa yang terjadi, ternyata di luar tampak dua orang wanita sedang mabuk dan menggedor kamar mereka.“Loh, itu kan si ondel-ondel kesiangan? Ngapain dia di sini sama si Clarissa?” tanya Juan.Melani melihat ke arah lubang kecil yang mengarah ke luar dan matanya terbelalak melihat Riana dan temannya. Pakaian mereka sangat terbuka dan itu membuat dia tidak mengijinkan Juan untuk melihat mereka.Wanita itu membuka pintu perlahan dan segera ke luar, kedua wanita itu tertawa terbahak-bahak lalu meninggalkan Melani sambil meminta maaf sambil berjalan sempoyongan. Sesekali mereka berbisik-bisik kemudian terkikik genit. Melani menggelengkan kepala.“Dasar orang aneh, oh …, jadi yang tadi itu yang namanya Clarissa? Cantik juga, pantesan,” sindir Melani.“Sayang, udah deh jangan car
Baca selengkapnya
42
[Apa? Di rumah sakit mana? Oke tunggu di sana, saya sama suami berangkat sekarang,] ujar Melani kemudian mengakhiri panggilan telepon.“Siapa, Sayang? ada apa?” tanya Juan sambil menyerahkan Rafael kepada pengasuhnya.“Candra kecelakaan, Sayang. Itu tadi Bu Murni yang kasih tau,” jawab Melani dengan wajah khawatir.“Ya udah kalo gitu ayo kita ke sana,” ajak Juan sambil berdiri.Melani menuju kamar dan mengambl tas serta dompet, tidak lupa membawa serta dompet sang suami. mereka kemudian menuju rumah sakit di mana Candra sedang mendapat penanganan.Di perjalanan Juan merasa cemburu kepada sang istri yang tampak khawatir, dia curiga jika Melani masih menyimpan rasa kepada mantan suaminya tersebut. Tanpa dia sadari kini raut wajahnya berubah muram, an Melani menyadari hal itu.“Sayang, kamu kenapa? Cemburu?” tanya Melani.“Udah tau nanya,” jawab Juan ketus.Melani tertawa ter
Baca selengkapnya
43
“Ada apa? Kok kamu ngeliatin aku gitu, Sayang?” tanya Juan.“Kamu kok tau Clarissa nginep di hotel yang sama? Jangan-jangan kamu tau di mana kamarnya,” tuduh Melani.Juan tertawa terbahak saat Melani mengatakan hal yang demikian, menurutnya itu tuduhan yang tidak masuk akal sama sekali. Bukan wanita namanya jika tidak mencari masalah saat keadaan sedang damai, ya …, meski tidak semua wanita demikian. Jua menyadari hal itu dan tahu jika sang istri butuh penjelasan darinya.Akhirnya dia menjelaskan bahwa dia sama sekali tidak tahu apapun tentang di mana Clarissa tinggal, dia merasa itu bukan urusannya dan tidak perlu mencari tahu hingga sejauh itu. Dia juga menjelaskan jika keluarga kecilnya dalah prioritas baginya dan tidak butuh orang ketiga dalam biduk rumah tangganya.Juan juga menyadari jika wanita butuh bukti bukan jannji, Juan mengatakan bahwa hari ini dia sengaja tidak bekerja karena ingin meluangkan banya waktu bersama Melani, meski dia sebenarnya sedang membuat kejutan esok ha
Baca selengkapnya
44
“Kamu? Ngapain ke sini?” tanya Juan dengan nada tidak suka.“Kenapa? Kaget? Istrimu cantik juga, ini yang kamu ceritain dulu kalo kamu bucin sama dia? Cantik.” jawab Hadi sambil tersenyum nakal.“Aku peringatkan kamu jangan main-main sama keluargaku. Aku gak bakal tinggal diam,” ancam Juan.Melani mundur dan dudk di balik mejanya, dia memberikan ruang kepada dua lelaki yang kini berada di kantornya.Istri Juan itu juga ingin mengetahui apa tujuan Hadi datang ke kantornya, padahal seingatnya lelaki itu mengatakan bahwa sekretarisnya akan mengurus semuanya terkait kontrak.Hadi duduk dengan angkuh dan Juan duduk berseberangan sambil melipat kedua tangan di dada lalu menyandarkan punggungnya di sandaran sofa.“Santai, ngapain tegang begitu mukamu. Apa kamu takut? Hahaaha,” ejek Hadi.“Aku gak takut apapun, Hadi. Yang aku gak suka cara kamu menatap istriku,” balas Juan.“Siapa suruh punya istri cantik. Oh ya, kamu jangan berpikir kalo kedatanganku ke sini karena masa lalu dan Vivian. Bisn
Baca selengkapnya
45
Rita mundur kemudian menutup pintu, tetapi kalah cepat dengan lelaki kekar dan tampan yang kini berada di depannya.Lelaki itu memegang tangannya dan menyeringai serta menatap penuh gairah.“Lepas, pergi kamu dari sini!” usir Rita sambil menarik lengannya.“Mana bisa, aku pengen nikmati tubuh kamu,” tolak lelaki tersebut.“Jangan gila kamu ya,pergi!” usir Rita.Lelaki tersebut mendorong tubuh Rita ke dalam sehingga pintu terbuka lebar, wanita itu meronta sekuat tenaga mencoba melepaskan diri dari pelukan lelaki tersebut.Lelaki tersebut menghempaskan Rita di sofa empuk lalu mengambil sesuatu berbentuk pil dari dalam sakunya, lalu mengambil segelas air yang berada di atas meja, dia memaksa Rita membuka mulut lalu mesukkan pil tersebut dan memberinya minum hingga tersedak.Penampilan Rita kini tampak berantakan, lelaki itu kemudian menuju meja yang sudah ditata sedemikian romantis olehnya.‘Cih, dulu waktu pacaran sama aku kamu gak pernah siapkan makan malam romantis begini. Menciummu a
Baca selengkapnya
46
“Iya, maaf aku salah gak bisa menahan diri. Aku akan bertanggungjawab dan nikahin kamu,” cakap Candra.Rita menangis sedih dan juga bahagia, Candra berusaha menenangkan tapi menjaga jarak kemudian .memakai kembali pakaiannya.Lelaki itu akhirnya berpamitan dan kembali ke rumah, di dalam mobil dia tidak habis pikir bagaimana bisa dia sedemikian ceroboh. Candra akhirnya menuju toko perhiasan, mencari satu set perhiasan emas serta sepasang cincin nikah. Dia meminta Bu Murni mencarikan pemuka agama untuk menikahkan dirinya dengan Rita nanti malam.[Buru-buru banget, Pak. Gak ada masalah kan? Kena grebek misalnya?] tanya Bu Murni dalam panggilan telepon.[Gak, Bu. Cuma gak pengen nunda aja,] jawab Candra dan kemudian panggilan telepon berakhir.Candra memilih kebaya putih beserta setelannya dan menyiapkan banyak seserahan untuk Rita nanti malam, kemudian dia meminta agar diantar pukul delapan malam ke alamat yang diberi.Candra kembali ke apartemen Rita, wanita itu kini tampak segar denga
Baca selengkapnya
47
Tidak teras pukul delapan malam sudah tiba, Juan dan Melani sudah hadir beserta keluarga dari Rita. Candra terperangah menatap calon istrinya yang tampak sangat cantik saat dirias.Ikrar pernikahan diucapkan dengan lantang dan penuh keyakinan, Rita menitikkan air mata karena terharu dan tidak menyangka akan menjadi seorang istri mulai malam ini.Usai resmi dinyatakan suami istri para tamu yang diundang dipersilakan menyicipi hidangan yang disedikan terbatas. Melani yang memiliki ide untuk memesan beberapa menu maknan bserta hidangan penutup dan juga aneka minuman ringan.“Selamat, ya. Semoga langgeng,” ucap Juan sambil menyalami Candra.Beberapa mengucapkan semoga mendapatkan buah hati, Candra tersenyum lebar dan diam-diam hatinya bak teriris pedih tak terkira.Juan dan Melani memahami perasaan Candra dan mengalihkan ke perbincangan lain, Rita tahu jika dia tidak akan pernah memiliki keturunan dari suaminya. Akan tetapi dia sudah memikirkan langkah apa saja yang akan ditempuh untuk me
Baca selengkapnya
48
“Bu, Candra ke mana?” tanya Riana dengan ketus dan bernada angkuh.“Pak Candra lagi bulan madu ke luar negeri,” jawab Bu Murni berdusta karena kesal.Riana menghentakkan kaki dan duduk di teras dengan wajah kesal, Bu Murni meninggalkannya di teras lalu kembali melanjutkan pekerjaannya.“Bisa-bisanya bulan madu ke luar negeri, waktu sama aku di kamar aja gak ke mana-mana. Gak adil,” gerutu Riana.Riana kini penampilannya semakin cantik penuh pesona, dia kesal kepada Candra yang kini telah menikah lagi dengan Rita, Dia berencana akan mengacaukan rumah tangga Candra dan Rita, dengan harapan Candra akan kembali dan bisa dimanfaatkan seperti di masa lalu. Riana memulai rencananya dengan mengirim pesan romantis penuh rayuan kepada Candra, Wanita itu mengatakan bahwa dia telah berubah dan menyadari serta meminta maaf atas kesalahan di masa lalu. Dia juga merayu Candra agar kembali bersamanya dengan berbagai janji manis yang tentu saja dusta“Ini orang ngapain sih ngirim pesan aneh begini?
Baca selengkapnya
49
“Apalagi sih? Perasaan dari tadi aneh terus deh sikap kamu,” sembur Rita.“Itu liat.” tunjuk Candra.Tampak oleh Rita seorang wanita dengan wajah sombong berjalan ke arah mereka.“Ah, dunia ini sempit ya, Mas. Takdir bawa kamu kembali sama aku.” Riana bergelayut di bahu Candra.Rita mendorong Riana agar menjauh dari sang suami, meski dia tidak mengenal siapa wanita yang berada di depannya, istri Candra meyakini bahwa yang sedang menggoda suaminya bukan wanita baik-baik.Candra memeluk pinggang sang istri dengan mesra kemudian mencuim mesra pipinya, wajah Riana tampak merah karena merasa sedang diejek.“Ini istri aku, sebaiknya kamu menjauh dari hidup kami karena aku punya kebahagiaanku sendiri. Minggir sana,” usir Candra.“Kamu jangan gitu dong, Sayang. Dia pasti gak bisa melayani kamu dengan baik, pasti jauh lebih aku dari dia. Kamu inget kan kalo aku yang terbaik,” ucap Riana penuh rasa percaya diri.“Maaf, aku gak tertarik lagi sama pelakor seperti kamu,” cemooh Candra.Sepasang pe
Baca selengkapnya
50
Candra menghela napas kemudian diam sejenak sebelum mengutarakan pikirannya.“Iya, Sayang. Memang disiplin harus sejak dini supaya kelak dia gak seenaknya, kalau aku boleh saran nih, gimana kalo disiplin itu dimulai umur tiga tahun? Kan dia udah mulai tuh paham, udah bisa ngomong juga. Kamu gak perlu sering marah, tinggal tegur trus hukum dia kalo melanggar lagi. Gimana?” tawar Juan.“Masuk akal sih, Sayang, tapi kayanya bakal rada telat kalo kita ngajarin Rafael dari umur tiga tahun deh. Pas hamil aku kan baca-baca di internet, masa keemasan anak itu dari dia hidup sampai umur dua tahun, ada juga yang menulis masa itu dari baru lahir hingga umur lima tahun. Aku gak mau anak kita terlambat dididik, makanya tadi aku marah,” urai Melani.“Oke, jangan terlalu keras ya. Aku gak ulangi bela dia kalo lagi kena marah, biar dia tau kesalahannya dan gak diulang. Kamu jangan marah lagi dong.” Juan merayu sang istri dengan mencium puncak kepalanya.Bagi Juan, kehidupan rumah tangganya penuh deng
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
DMCA.com Protection Status