All Chapters of Pesona Istri Kontrak Mafia Kejam: Chapter 41 - Chapter 50
124 Chapters
Bab 41 | Hadiah Untuk Agnes
"Uhm, baiklah. Tapi sungguh, aku tidak suka di buat penasaran seperti ini.” Gumam Agnes dan menarik nafas, menumpuk kembali kesabarannya.Brice mengusap puncak kepala rambut Agnes. Dia juga tak sabar melihat reaksi Agnes.Sepuluh menit pun berlalu, Brice menghentikan kendaraannya tepat di depan sebuah gedung tingkat empat.Brice mematikan mesin mobilnya lalu membuka seatbealt milik Agnes, kemudian ia turun mengitari bagian depan mobil dan membuka pintu untuk Agnes, “Ayo sayang.”Brice mengulurkan tangannya.Agnes turun dan memegang tangan Brice, ia menatap bingung dengan gedung mewah yang kontruksinya full dari kaca. Namun, dia hanya mengikuti langkah Brice yang membawanya.Dan akhirnya mereka tiba di depan pintu utama gedung, “Selamat pagi Tuan, selamat pagi nona.” Sapa Zeta menyambut Brice dan Agnes.“Pagi Silvia,” jawab Agnes kepada asistent Brice itu, dia masih tidak cukup akrab dengan Silvia yang tidak lain adalah Zeta, si bungsu dari enam Angel’s Brice.Silvia—Zeta lalu mengelua
Read more
Bab 42 | (21+) On Bathtub
“Tentu saja di sini!” ucapnya dan langsung melumat bibir manis Agnes yang begitu basah.“Euhm…” Brice mendudukkan Agnes di tepi bathtub, lalu kembali melumat bibir istrinya itu, saling berbagi saliva dan melilitkan lidah mereka.Agnes mengalungkan kedua tangannya di leher Brice, “Buka bajuku sayang,” bisik Brice kepada Agnes sembari melepaskan pakaian Agnes dengan cepat.Dengan sesekali ia terus saja menyesap tiap kulit tubuh Agnes yang begitu mulus. Mulai dari leher, hingga ke bagian payudaranya yang sudah terekspos begitu cantik.Brice melepaskan keseluruhan pakaian Agnes dengan mudah tanpa meninggalkan sehelai benang pun, begitu pun dirinya yang kini hanya menyisakan boxer yang menutupi miliknya.“Euhm… Ah! Brice!” suara lirih dan desahan pelan Agnes membuat Brice semakin bergairah ingin terus mencecap setiap inci tubuh Agnes.Kilauan lampu terpancar begitu indah di tubuh mulus Agnes.“Oh my Brice!” pekik Agnes dengan desahan kuat saat Brice memasukkan jarinya ke dalam inti tubuhny
Read more
Bab 43 | Perhatian Si Mafia Dingin
Brice dan Agnes benar-benar menghabiskan siang panas mereka di dalam kolam mini. Usai berbagi peluh di kolam kecil yang berisikan air hangat itu.Pria berhazel biru itu membawa tubuh Agnes yang lagi-lagi di penuhi bercak merah kebiruan karena ulahnya ke atas tempat tidur.Tenaga Agnes kembali habis terkuras karena dirinya, mengikuti permainan liar sang suami.Agnes bergelayut dengan manja, melingkarkan kedua tangannya di leher Brice. “Capek, hmm?”“Hmm,” gumam Agnes sebagai jawaban, dirinya terlalu malu mendengar pertanyaan seperti itu dari Brice.Entah bagaimana bisa stamina pria ini begitu kuat dan begitu mendominasi. Dirinya berkali-kali kembali mendapatkan puncak kenikmatan saat di kamar mandi. Wajahnya merona merah saat mengingat kembali apa yang baru saja ia lakukan bersama Brice di dalam kolam mini itu.Brice terkekeh mendengar gumaman Agnes.Pria kekar itu tidak menunjukkan rasa lelah sedikitpun, ia dengan kuat membopong tubuh Agnes dan membuka pintu kolam mini itu.“Tunggu,”
Read more
Bab 44 | Misi Pertama
Agnes saat ini berada di dalam walk in closet miliknya. Dengan gaun tidur sutra, wanita cantik itu tertegun melihat jejeran gaun di dalam lemari pakaian begitu rapi dan cantik.Bahkan gaun-gaun itu tersusun per warna, entah siapa yang memiliki kerajinan seperti ini.“Gaun-gaun disini bahkan lebih banyak dari pada gaun di walk in closet milikku, Brice.” Ucap Agnes begitu melihat Brice berjalan ke arahnya dengan handuk yang bertengger di pinggangnya. Memperlihatkan dada bidang yang begitu liat dan lembab.Brice tersenyum dan berjalan menghampiri Agnez, Cup!Mengecup sudut bibir Agnes dan berkata, “Aku senang mendengarnya. Aku malah berpikir ini masih kurang.”Plak! “Aoch….”Agnes menepuk lengan berotot Brice. “Jangan aneh-aneh Brice!”Brice terkekeh dan lagi-lagi memeluk Agnes, mengecup puncak kepala istrinya. Ia sendiri masih tidak percaya jika saat ini ia sudah berstatus menjadi seorang suami dari wanita cantik di depannya. Padahal ia baru saja menggoda kakak sepupunya—Austin Harold,
Read more
BAb 45 | Bertemu Target Pertama
“Ya?”“Just do it, sayang.”Dengan tulang pipi yang memerah, Agnes mengangguk, tersipu. “Hmm, ok.”“Thank you,” kemudian ia membuat lingkaran di tangannya agar Agnes mengalungkan tangannya.“Jangan pernah jauh dariku, hmm?” Agnes mengangguk sebagai jawaban.“Satu hal lagi, jangan pernah bersentuhan lain dengan orang lain. Apapun itu.”Agnes kembali mengangguk, dia hanya di jelaskan sedikit oleh Brice saat di mobil tentang siapa yang akan mereka kunjungi. Pria paruh baya bernama Basilius Sjors, seorang politikus.Brice yang tidak mau mengambil risiko sendirian, apalagi saat ini fokusnya hanya kepada Agnes. Yang tentu saja, dimana ada Brice menjalankan misi ia pasti membawa enam asistennya yang disebut sebagai The Angel’s. Mereka adalah Alpha, Beta, Gamma, Delta, Epsilon, dan Zeta. Mereka semua memiliki kemampuan khusus dan berpengalaman dalam melakukan infiltrasi.Bersama Agnes, pria berhazel biru itu berencana untuk menemani Basilius berbicara sambil mengalihkan perhatiannya, sedangka
Read more
Bab 46 | Aku Tahu Kelemahanku
Brice dan Agnes pun keluar dari mansion bersama dengan The Angel’s yang tentu saja tidak di sadari oleh Agnes. Mereka naik ke mobil mereka masing-masing, di mana Brice dan Agnes menaiki sebuah limusin mewah berwarna hitam dan di supiri oleh salah satu bodyguard miliknya, sedangkan The Angel’s terbagi menjadi tiga kendaraan, meninggalkan mansion Basilius tanpa diketahui oleh siapa pun. Mereka telah berhasil menyelesaikan misi mereka dengan sempurna.Dan tanpa Agnes sadari, Brice sudah memberikan kode kepada para The Angel’s untuk menunggunya di markas.“Ayo sayang,” Brice menuntun Agnes masuk ke dalam kediaman mereka, dengan hati-hati membantu Agnes turun dari mobil.“Jadi kita benar-benar pindah?” tanya Agnes memastikan saat mereka tiba di depan pintu utama.Brice tersenyum, “Iya, kita pindah malam ini, hmm? No problem?”Agnes mengangguk pasti,”Yups,”Kedua pasangan pengantin baru itu masuk ke dalam rumah mereka. Berjalan beriringan, tak terpisahkan, tidak terlihat tanda-tanda adanya
Read more
Bab 47 | Menyelinap di Kediaman Basilius
Mereka bertujuh berpencar mencari di tiap sudut, berharap menemukan ruangan rahasia lainnya. Tetapi sayangnya, mereka tidak bisa menghindari bertemu dengan beberapa pengawal yang masih berjaga.Masing-masing The Angel’s dan Brice terlibat aksi baku hantam yang sangat intens dengan pengawal-pengawal yang berjaga. Mereka tidak mau membuang waktu dan energi untuk berbicara banyak. Mereka hanya fokus untuk mengalahkan lawan-lawan mereka dengan cara apapun.Alpha, yang ahli dalam bela diri karate, menghajar dua orang pengawal dengan tendangan dan pukulan yang cepat dan akurat. Dia tidak memberi kesempatan kepada mereka untuk menyerang balik. Dia bergerak seperti kilat dan menghantam mereka dengan kekuatan penuh.“Kau pikir kau bisa menghentikanku?” Alpha mengejek salah satu pengawal yang terkapar di lantai dengan senyuman khasnya yang begitu menakutkan.Hal itulah yang membuat Alpha menjadi kakak tertua para The Angel's.Gamma, yang ahli dalam menggunakan pisau, melukai tiga orang pengawal
Read more
Bab 48 | (21+) Maniak Yang Aku Suka
Begitu berpisah dari The Angel’s, Brice segera melajukan kendaraannya menuju ke rumahnya. Dimana sang istri menunggunya.“Sial!” gumam Brice sambil melihat jam tangan mewahnya.“Sudah lebih dari 2 jam! Karena para cecunguk sialan itu!” umpat Brice, “aku harap Agnes masih tertidur lelap saat aku tiba di rumah…” batinnya.Jalanan yang masih terbilang sepi, membuat Brice dengan mudah mengendarai kendaraannya itu. Tidak sampai lima belas menit, dengan kecepatan mengendara di atas 60-80km/jam, Brice akhirnya tiba.Pria itu berjalan dengan cepat menuju kediamannya, masuk ke dalam lift. Begitu tiba, pria itu segera masuk ke dalam ruang pakaian dan ke kamar mandi.Usai membersihkan tubuhnya dari bercak-bercak darah lawannya. Brice memakain pakaian tidurnya, “Hah…” Brice bernapa lega melihat Agnes yang masih terlelap.Dengan hati-hati ia naik ke atas tempat tidur dan masuk ke dalam selimut.Dilihatnya wajah cantik Agnes yang masih begitu mempesona tanpa riasan makeup bahkan saat ia tidur pun s
Read more
Bab 49 | Perasaan Semakin Dalam
Kemudian pria itu memeluk tubuh Agnes, menindihnya, membuat wanita cantik itu tersenyum dan ikut melingkarkan tangannya memeluk belakang Brice.Brice mengecup puncak kepala dan kening Agnes, “Thank you, sweety.”Usai percintaan panas di pagi hari yang berlangsung lebih dari 3 jam itu mereka berdua benar-benar di buat kelaparan.Agnes yang berniat ingin memasak di dapur di cegah oleh Brice, “Pesan saja, hmm?”Wanita cantik itu berlalu dan berjalan menuju dapur. Membuka lemari pendingin dua pintu dan mendapati hanya ada air mineral dan beberapa minuman kaleng. Membuat Agnes melirik ke arah Brice, “Kosong?”Brice tersenyum dan menghampiri Agnes, “Setelah makan, kita jalan beli bahan makanan dan kebutuhan lainnya, ok?” bujuk Brice sembari memeluk Agnes dari belakang.Agnes mengangguk pelan.Brice menarik lembut tangan Agnes, mereka duduk di ruang tamu menunggu makanan yang telah di pesan oleh Brice.Suara bell berbunyi, Brice segera berdiri. “Tunggu, hmm?”Brice melangkah menuju pintu dan
Read more
Bab 50 | Zandvoort
Satu jam kemudian, Agnes mulai melihat lautan di depannya. Warna biru air laut membuat wajah cantiknya itu menyunggingkan senyuman manis.“Bukannya ini Zandvoort, Brice?”Brice bergumam sebagai jawaban, “Tapi kita pergi ke sisi yang lainnya, hmm?”“Sisi lain?”“Iya, yang tidak banyak orang seperti di sana,”Bola mata indah Agnes berbinar bersama pantulan sinar matahari sore, membuat Brice tertawa, “Do you like it, sweety?”Agnes mengangguk dengan bersemangat.Brice menaikkan tangannya dan memainkan pipi Agnes dengan penuh cinta, “Hmm, syukurlah.”Tidak lama kemudian, Brice memarkirkan kendaraan di depan salah satu toko souvenir. Dimana toko pakaian, souvenir, restaurant bahkan cafe berjejer dengan rapi dan indah di sepanjang jalan.“Mau mampir?” tanya Brice sebelum turun dari mobil.“Boleh?”“Tentu saja, Ayo…”Brice turun dari mobil, lalu saat ia mengitari mobil, Agnes sudah keluar terlebih dahulu. Membuat pria itu segera meraih tangan Agnes. “Kenapa gak nunggu seperti biasa?”“Gak sa
Read more
PREV
1
...
34567
...
13
DMCA.com Protection Status