All Chapters of Pesona Istri Kontrak Mafia Kejam: Chapter 51 - Chapter 60
121 Chapters
Bab 51 | Makanan Inti
Dalam sepersekian detik Zeta dan Epsilon menghilang di balik sofa besar dan kain horden. Sedangkan Gamma membuka map perusahaan sambil menyelipkan foto yang ada di atas meja.Brice sendiri dengan sigap berdiri, melihat Agnes sudah berjalan keluar. "Hai sayang." ucapnya lalu menangkup wajah Agnes, ia meraup bibir Agnes cukup lama.Dan hal itu di manfaatkan oleh Epsilon dan Zeta untuk kabur dari persembunyian mereka."Brice..."Dengan wajah merona Agnes berjalan di sisi Brice mendekat ke tempat Orlin berada. Dia tidak pernah menyangka Brice akan dengan santainya menciumi dirinya di depan asistentnya tanpa malu.“Malam Nona,” sapa Orlin dengan senyuman ramahnya.“Maaf sudah merepotkanmu seharian ini, Orlin.” Ucap Agnes tulus.Orlin—Gamma segera menaikkan kedua tangannya dan bergerak untuk mengatakan tidak dengan panik, “Tentu saja tidak, Nona. Aku senang melakukannya.”“Hah… Tapi, tetap saja… Terima kasih untuk hari ini.”Orlin tersenyum, “Sama-sama, Nona. Kalau begitu saya izin pamit.”
Read more
Bab 52 | (21++) Di Atas Meja Makan
Agnes bingung dengan perkataan Suami kontraknya itu, “Mana makanannya?”Brice berjalan mendekat dan tersenyum begitu tampan, pria itu menunduk dan berbisik, “Kamu sayang! Kamu makanan inti malam ini…”Deg!Tubuh Agnes meremang mendapatkan bisikan yang begitu erotis dari suara berat Brice.Brice mengecup bahu dan masuk menyesap, menghirup aroma tubuh Agnes di ceruk lehernya.“Euhm, Brice…”Agnes mulai melenguh manja dan memiringkan kepalanya, memberikan akses kepada Brice untuk mencumbu dirinya.Wanita cantik bersurai indah itu menyandarkan punggungnya di sandaran kursi dan mendongakkan wajahnya, Brice tidak menyia-nyiakan hal itu. Pria tampan itu segera meraup bibir ranum istrinya itu.Mereka saling bercumbu dan melumat begitu dalam dan penuh gairah. Sedangkan tangan Brice sudah menurunkan tali tipis gaun tidur yang di kenakan oleh Agnes.Memperlihatkan tubuh indah istrinya itu, gundukan puncak dadanya yang begitu ranum terlihat begitu mempesona di dalam bungkusan bra berwarna hitam.
Read more
Bab 53 | (21+) Hilang Kendali
“Aku tidak pernah merasakan hal luar biasa seperti ini!” Brice kemudian menurunkan Agnes, dan membuat Agnes memunggunginya. Agnes memegang sudut meja, sedangkan Brice sudah bersiap menghujami liang miss v sang istri dengan hebat. “Oh!” Lenguh Agnes saat milik masuk cukup dalam. “Sayang! More! More!” racau Agnes seraya mendongakkan kepalanya ke atas. Dengan posisi ini, dia dapat merasakan boa Brice masuk begitu dalam di tubuhnya, ini adalah salah satu posisi yang ia paling sukai. Namun kelemahannya, ia tidak dapat melihat wajah tampan suaminya yang begitu menikmati permainan mereka. Melihat wajah tampan Brice yang di kucuri keringat itu adalah sesuatu yang erotis, melihat bulir keringat yang jatuh membuat damage ketampanan suaminya itu berlipat-lipat ganda. “Ohhh! Sayang! Miss v mu meremasku dengan hebat! Aku menyukainya sayang!” racau Brice. “Yes sayang! Aku menyukainya, more please!” sahut Agnes dengan suara yang begitu seksi. Kemudian Brice mengambil kedua tangan Agnes, “As y
Read more
Bab 54 | Miss A
Brice lalu menarik selimut dan menutup tubuh mereka berdua, di saat Agnes tidur dengan sedikit berjarak, Brice mendekat dan memeluk tubuh Agnes yang tengah menghadap ke langit-langit kamar. Cup! Cup ! Cup! Brice mengecup pipi Agnes berkali-kali, membuat Agnes kegelian, “Brice…” gumamnya manja. “Wangi, cantik, sempurna.” Puji Brice menatap wajah Agnes dari samping, sembari tangannya menyentuh wajah Agnes, mulai dari mata, hidung hingga bibir. Agnes menoleh ke samping, membuat wajah mereka saling berhadapan. Tatapan mata mereka saling bertemu. Brice menarik tubuh Agnes, sehingga tak ada jarak di antara mereka. Agnes ikut membelai wajah Brice, menatap penuh kagum pria yang kini menjadi suami kontraknya yang tersisa 98 hari, jika lewat jam 12 malam maka akan menjadi 97 hari. “Tampan, sempurna…” ucapnya pelan. Cup! Brice mengecup kening, hidung dan bibir, lalu memeluk istrinya, “Tidur, sweety.” Agnes tersenyum, ia menghirup aroma tubuh Brice yang selalu saja membuat dirinya begitu
Read more
Bab 55 | Menyelesaikan Basilius
“Bunuh dia Boaz!” titah Basilius kepada Boaz, pria tegap bertubuh kekar. Pria yang Brice lihat kemarin malam saat di pesta. “Ah! Ternyata anjing Basilius!” ejek Brice, dengan sengaja memancing amarah lawannya. Pria yang bernama Boaz itu menggeram dan mengumpat kepada Brice dengan bahasa belanda, “Debiel – lemah !” Brice tertawa dan mengambil posisi saat melihat lawannya sudah berlari ke arahnya. Brice menggunakan pukulan dan tendangan yang kuat dan akurat, sementara Boaz menggunakan gerakan yang lincah dan tak terduga. Mereka saling menghindar, menangkis, dan melukai. “Kau tidak akan pernah bisa mengalahkan aku, berengsek!” seringai Brice, sembari memberikan tendangan dan pukulannya. “Bunuh dia, Boaz!” seru Basilius dengan pengeras suara. “Jangan sombong!” balas Boaz menatap tajam kepada Brice. Mereka terus bertarung tanpa henti. Namun, perbedaan keterampilan dan pengalaman mulai terlihat. Brice semakin mendominasi pertarungan. Dia berhasil mematahkan lengan Boaz dengan satu pu
Read more
Bab 56 | Wajah Brice Yang Terluka
Terdengar suara Basilius mengumpat dan memohon secara bersamaan. “Bereskan!” titah Brice sembari melangkah keluar, dan dalam hitungan detik terdengar suara tembakan yang begitu tipis, bersamaan dengan itu, nyawa Basilius berakhir. Brice menuju mini van, di mana Beta sudah menunggunya. “Selamat Mr.B!” ujar Beta menyambut Brice dengan senyuman. Itulah kebiasaan The Angel’s setelah mereka menyelesaikan misi. “Goodjob Beta! Dan cari nama itu!” “Baik Mr.B! Tapi sebaiknya biar saya obati luka anda.” Jawab Beta sambil memegang kotak p3k. Brice duduk di kursi dan membiarkan Beta membersihkan lukanya. Tidak lama kemudian, Alpha, Gamma, Delta, Epsilon dan Zeta menyusul masuk ke dalam mini van. “Mr.B bagaimana keadaan wajah tampan anda?” celutuk Zeta begitu masuk ke dalam mini van. “Hmm!” Brice bergumam malas menganggapi banyolan Zeta. “Huft! Pasti Miss A mengajukan 1000 pertanyaan kepada Anda!” Brice menaikkan satu alisnya. “Benarkah?” “Tentu saja Mr.B!” Brice mengangguk pelan dan kem
Read more
Bab 57 | (21++) Mengobati Luka
“I wanna eat you, sweety!’ Wajah Agnes memerah, padahal dia tidak ada maksud apapun saat menunduk seperti tadi. Ia murni mengobati pria itu dengan tulus. “Brice… Aku…” suara Agnes tertahan, ia tidak dapat lagi mengucapkan apa yang ada di pikirannya. Brice sudah melumat bibirnya begitu intens dan dalam. Brice menurunkan kepalanya, sedangkan tangannya sudah menurunkan tali tipis dari bahu Agnes, membuat payudara indah Agnes terlihat sempurna, ia menghisap puncak payudara Agnes dengan begitu lembut. Tangan lain pria itu meremas payudara yang satunya, memilinnya dengan jari-jari besarnya. Agnes memeluk kepala Brice dengan kedua tangannya, desahannya lolos berkali-kali saat Brice mengisapnya dan memainkan putingnya dengan ujung lidahnya. “Oh Brice… Akh!” Brice tersenyum, dan tangannya mulai melucuti dalaman segitiga berenda milik Agnes, mengusap inti tubuh istrinya itu yang sedang berlutut di depannya. Sedangkan Agnes, sudah membuang kepalanya ke belakang merasakan desiran aneh di se
Read more
Bab 58 | Jadi Apa Rahasiamu
Brice benar-benar kembali memakan Agnes pagi-pagi buta, hasrat dan gairahnya tidak dapat ia tahan jika sudah berhubungan dengan istrinya ini. Tubuh Agnes terlalu menggairahkan untuk di lewatkan begitu saja. Niatnya yang hanya bermain cepat, berakhir dengan pergulatan panjang yang membuat tubuh mereka kembali dengan peluh keringat. Dengan berakhirnya aksi panas mereka berdua, saat ini mereka baru selesai mandi di jam 7 pagi. Agnes dengan senandung lembut menyiapkan pakaian kerja untuk Brice, disaat pria itu masih berada di dalam kamar mandi untuk membersihkan rambut halus di wajah tampannya. Setelah menyiapkan pakaian kerja untuk Brice, ia melenggang pergi ke walk in closet miliknya. Ia masih sedikit kebingungan dengan walk in closet yang luas dan memiliki begitu banyak bilik untuk memenuhi aspek penampilannya. Ia harus membuka tutup lebih dari tiga pintu, baru bisa menemukan pakaian kerja. Agnes menghela nafas saat melihat pakaian kerja miliknya benar-benar tertata sangat rapi. Ia
Read more
Bab 59 | Berapa Ronde?
Usai menyelesaikan sarapan mereka, Brice menciumi istrinya itu cukup lama sebelum benar-benar keluar dari ruangan Agnes. “Siang aku jemput, hmm?” Agnes mengangguk dan melambaikan tangannya kepada Brice. Begitu pintu tertutup, wanita cantik itu duduk di kursi kebesarannya, menghela nafas dalam-dalam. Dadanya berkecamuk, merasa ada sesuatu yang salah. “Sembilan puluh tujuh hari, yah sisa sembilan puluh tujuh hari lagi. Kehidupan yang aku jalani bersama Brice. Apa semua akan baik-baik saja? Tidak masalah kalau aku menerima semua perhatian pria itu?” Dada Agnes merasa sesak, dan satu hal yang membuatnya bingung. Baru saja berpisah beberapa saat, ia sudah merindukan suara dan sosok laki-laki itu. “Hah! Sepertinya kepalaku sudah dicemari oleh pria mesum itu!” gumamnya kesal tapi raut wajahnya tidak berhenti tersenyum. Dan di saat bersamaan, Frida masuk ke dalam ruangan dengan senyuman lebar di wajahnya, “Bu Bos! Malam pernikahan anda, anda terlihat begitu cantikkkk!!!” seru Frida tidak b
Read more
Bab 60 | Telepon Mesra Agnes
“Sayang…?” suara Agnes mendayu-dayu di telinga Brice, pria itu tidak dapat menutup senyuman di wajah tampannya. “Iya? Ada apa sayang? Hmm?” jawab Brice begitu lembut dengan suara rendahnya. “…” Lama baru terdengar lagi sahutan dari Agnes. “Kamu gak sibuk ‘kan, sayang?” “Hmm, tidak. Katakan ada apa?” “I… miss you…” ucap Agnes dengan sedikit terbata-bata. Brice menaikkan satu alisnya, ia dapat mendengar suara yang sedikit bising di tempat Agnes, “Ah..” gumamnya dalam hati. Sadar jika istrinya itu sedang di jahili oleh orang lain. Pria tampan itu berdiri dari duduknya, berjalan menuju jendela, sambil menatap pemandangan, ia pun berkata. “ I miss you too, sweety.” “…” Brice tersenyum, saat mendengar jawaban kaku dari Agnes. “Ah iya.” Meskipun mungkin saja Agnes sedang acting, dia merasa sangat senang mendengarnya. “Kamu gak sibuk, hmm?” “Gak juga, satu jam lagi aku meeting. Sekarang lagi bersama Rosa dan Frida.” Brice menahan tawanya, dengan jelas istrinya itu sedang mengirim
Read more
PREV
1
...
45678
...
13
DMCA.com Protection Status