Semua Bab DOA KUBUR TAK SEMPURNA : Bab 41 - Bab 50
104 Bab
KEDATANGAN NIKITA DAN HANI
“Nona Hani dari kemarin belum datang, Mak.”“Baiklah. Nanti kalo sudah datang, suruh ke rumah Mak. Saya pulang dulu kalo gitu.”“Ya, Mak. Terima kasih ceritanya.”Wanita tua ini balik badan lalu beranjak meninggalkan rumah besar. Seketika sekuriti terkejut saat melihat Hani tanpa mata memeluk bakul milik Mak Jamu sambil menatap sedih ke arah sekuriti.Pria ini meringis ngeri lalu buru-buru menutup pintu gerbang sekaligus mengembok kembali. Pria ini tidak habis pikir dengan yang terjadi terhadap dua wanita penghuni rumah besar.Kenapa Nona Hani dan Nona Nikita jadi hantu, kalo tidak mati? Itu jelas, mereka mati tidak wajar. Arwahnya jadi gentayangan, batin sekuriti sambil bergidik.Pria ini balik badan menuju pos jaga. Mata pria ini seketika terbelalak melihat tubuh Tasya terbujur di atas bangku panjang dalam pos. Pria ini mendekat ke arah tubuh si wanita. Pria ini mengecek denyut urat si wanita. Ternyata, masih terasa denyut nadi di lengan Tasya. Sekuriti ini pun tersenyum lega.Dua t
Baca selengkapnya
TEROR DARI KEDUA ARWAH
Tangan Nikita mengusap kedua mata pria dengan telapak tangan berlumuran darah. Wanita dengan penampilan mengerikan tersebut mencongkel salah satu bola mata miliknya lalu menggenggamkan pada telapak tangan kiri sekuriti.Darah keluar dengan deras dari kelopak yang sudah tidak ada bola matanya. Nikita tersenyum menyeringai dengan dua taring meneteskan darah merah kehitaman.“Pak, kenapa kamu gak menolongku? Padahal aku pengen kabur? Kenapa justru kamu serahkan aku ke Pak Kades kembali? Aku mati karena ulahmu,” ucap Nikita lirih akan tetapi semakin membuat tubuh sekuriti berguncang hebat.“No-Nona, m-maaf.” Pria Tua ini berucap dengan suara gagap.“Hi hi hi hi!” Suara tawa Nikita melengking dengan kedua tangan tiba-tiba telah menggendong bayi berbulu lebat berlumur darah segar. “Lihatlah! Ini anak Pak Kades!”Pria Tua itu pun seketika jatuh tidak sadarkan diri. Pagi harinya, rumah besar jadi geger oleh keadaan sekuriti tua yang siuman dari pingsan dalam keadaan histeris.“Nona, maafkan sa
Baca selengkapnya
BAYI PEMINUM DARAH
“Permisi. Kami sedang diburu waktu,”ucap si sopir langsung tancap gas. Tasya yang merasa tidak dihargai lalu berteriak memaki sambil menunjuk-nunjuk mobil jenazah yang secara menakjubkan telah sampai di depan beranda.“Kalian buruan urus itu! Kaga bener!” Tasya memerintahkan dua bodyguard untuk menyusul mobil jenazah.“Siap, Nona!” Kedua bodyguard memberi hormat lalu langsung berlari ke arah rumah.Namun, Tasya dibuat keheranan oleh pergerakan mobil jenazah yang tiba-tiba telah mulai berjalan ke arah kembali. Dari arah dalam rumah, bodyguard dan sekuriti berlari mengejar. Tasya yang punya firasat ada yang tidak beres, segera berlari ke tengah paving untuk menghadang kembali mobil jenazah.“Stop! Siapa kalian? Turun!”teriak Tasya dengan suara nyaring.Teriakan Tasya akhirnya dapat respons dari pengemudi, kaca mobil langsung turun. Dua orang yang sangat dikenal oleh Tasya tersenyum ke arahnya. Si pengemudi yang tidak lain adalah Nikita segera menyapa,“Halo, Tasya! Biarkan kami bawa Pak
Baca selengkapnya
SEMUA DIKUBUR KECUALI PAK KADES
“Oek! Oek! Oek!” Tangisannya seketika bergema di seluruh area Bukit Bajul. Sebuah tangisan yang mampu membuat semua pepohonan bergerak tak tentu arah. Semua penghuni hutan pada lari tunggang langgang.“Ya, sudah. Cepat kamu kasih minum. Bapak akan segera melakukan ritual,” ucap Pak Atmo yang lalu mengusap lembut kepala bayi yang berlumuran darah tersebut.“Auuung! Ouuoong!” Lolongan serigala dan anjing liar bergema di atas batu besar.Pak Atmo berjalan naik ke makam keramat. Nikita meniup pintu belajar mobil jenazah dan seketika terbuka. Tubuh Pak RT meluncur masuk ke gudang tua dan langsung terbujur di lantai.Sementara dalam gudang terdapat tiga tengkorak manusia sisa mayat Bon-bon, Jacky dan Bu Lodi. Sementara tubuh Pak Kades masih setengah sekarat dengan luka busuk berbelatung berada di pojok ruangan.Terdengar suara rintihan dari bibir pria tersebut yang separuh sudah membusuk. Pak RT yang pingsan mulai siuman karena bau busuk yang sangat menyengat menusuk lubang hidung.“Auh! Aa
Baca selengkapnya
SAAT RITUAL KAMASUTRA
"Semua mati? Pak Kades belum mati. Biarlah anakmu bermain dengan dia,”ucap Pak Atmo yang bersiap akan pergi.Rombongan aneh telah bergerak masuk. Mereka mulai memasukan semua mayat ke keranda, kecuali tubuh Pak Kades yang sengaja dibiarkan sekarat. Sementara Pak Atmo telah berjalan naik ke ujung bukit untuk mempersiapkan lubang kubur keempat mayat.Rombongan ini dipersiapkan untuk melakukan ritual pembangkitan para ruh untuk peresmian anggota baru penunggu Bukit Bajul. Setelah semua jenazah telah dimasukkan keranda masing-masing, rombongan mistis ini bergerak ke arah puncak bukit.Mereka bergerak dipimpin oleh Nikita dan Hani. Seluruh anggota rombongan terbang di antara pepohonan. Saat mereka sampai puncak bukit, keempat liang lahat telah siap untuk mengubur jenazah-jenazah.Mereka masih harus menunggu Pak Atmo selesai melakukan ritual. Banyak sekali hal aneh yang dilakukan orang tua itu bersama teman gaibnya–Nyi Dhiwot–yang terlihat menjijikkan atau bisa dibilang sesat.Malam ini sun
Baca selengkapnya
TERJEBAK DALAM GUA
Kalung itu seperti tersangkut sesuatu, dia coba menariknya dengan sekali hentakan, tetapi seperti ada kekuatan yang menarik tangan Pak Atmo masuk ke dalam peti. Bruukk!Pak Atmo pun akhirnya masuk peti. Seorang wanita cantik berbau harum telah menyambut tubuhnya.“Selamat datang di istanaku, Pak Atmo,” ucap wanita cantik.Kedua mata pria tua ini terbelalak sempurna. Sosok yang berada di bawah tubuhnya kini adalah Bu Silvia. Bagaimana bisa dia berada di sini? Tanya Pak Atmo dalam hati.Tiba-tiba semua berubah. Peti berisi perhiasan lenyap, begitu pun sosok Bu Silvia. Sementara itu, Pak Atmo berada di sisi sebuah lubang besar berisi air keruh dan berbau anyir. Cengkeraman tak kasat mata yang menarik tubuh pria tua itu semakin kuat. Dari atas permukaan air yang keruh, dia melihat bayangan makhluk mengerikan sedang menatap tajam. Pak Atmo memejamkan mata untuk menghindari kengerian sembari tetap mempertahankan diri sekuat tenaga, agar tubuh tidak sampai ikut tersedot ke dalam. Tenagany
Baca selengkapnya
SERANGAN PASUKAN POCONG
“Bagaimana aku bisa percaya kalo kamu bukan bagian dari makhluk itu?”“Aku barusan datang. Ini hanya ruh saja karena tubuhnya terjebak dalam kamar rumah Pak Kades. Tolong keluarkan tubuhku! Aku akan membantumu untuk membongkar semua tindak kejahatan Pak Kades.”“Buktikan kalo kau itu Bu Silvia!”“Baiklah!”Tiba-tiba tubuh Pak Atmo terasa panas tak terkira. Beberapa saat tubuhnya kejang dan ada sesuatu yang hangat masuk ke raganya. Kini, tubuh Pak Atmo mulai bergerak tanpa kehendaknya sendiri. Dia beranjak pergi menuju arah cahaya lalu langkah kaki sudah berada di luar gua.Sesaat kemudian, tubuh Pak Atmo mengejang hebat lalu lemas lunglai bersimpuh di tanah. Sekujur badan bagai terserap energinya. Pria tua ini berdiam diri beberapa waktu lamanya.“Tolong bongkar kamar ritual Pak Kades!” Terdengar suara Bu Silvia lagi.Pak Atmo menarik napas dalam untuk mendapatkan oksigen. Berdiam dalam gua pengap, dalam dada berasa sesak dan terhimpit. Perlahan-lahan jalan napasnya mulai longgar. Dia
Baca selengkapnya
RITUAL PULIHKAN ENERGI
“Auch!”pekik Pak Atmo kesakitan. Ternyata kesaktian yang dipunyainya beberapa saat tadi langsung menghilang begitu pasukan pocong hancur.“Pak, kenapa kemari?” Terdengar suara Nikita tanpa wujud.Pak Atmo mengedarkan pandangan guna mencari keberadaan putrinya dengan meringis kesakitan.“Nduk, Bapak mau menolong Bu Silvia,”ucap Pak Atmo lirih.“Buka telinga Bapak. Biar aku obati.”Pak Atmo segera membuka kedua telapak tangan dan embusan angin sedingin es langsung masuk gendang telinga. Pria tua ini merasakan sensasi isis dan perih mirip terkena tetesan cairan alkohol.Beberapa saat menahan rasa tidak nyaman dan akhirnya terasa enteng di telinga. Pak Atmo merasa kuping telinga normal kembali dan tidak nyeri lagi.“Telinga Bapak sudah sembuh, Nduk,”ujar Pak Atmo dengan rona bahagia menyelimuti wajahnya.“Ya, udah. Bapak pulang saja! Biar aku yang urus Bu Silvia.” Terdengar suara Nikita masih tanpa wujud.Pak Atmo pun gegas beranjak pergi. Pria ini menyadari kekuatan fisiknya telah banyak
Baca selengkapnya
PERTEMUAN MENGERIKAN
Galang terdiam untuk beberapa saat. Dia mempertimbangkan permintaan gadis itu. Bukan karena parasnya. Namun, karena rasa iseng akibat sudah lama tak ada teman kencan, sekaligus penasaran. "Tolong, Mas ...." Nadia kembali meminta, kali ini dengan emoticon menangis di ujung chatnya.Akhirnya Galang menuruti keinginan gadis itu, lalu mereka janji ketemu di kafe ini. Galang menatap wajah manis itu lekat. Hingga Nadia Resti Putri sedikit salah tingkah di atas sofa yang didudukinya. "Mau minta tolong apa?"tanya Galang dengan suara dibuat selembut mungkin."Nanti sehabis dari sini, boleh, gak, minta antar ke kamar mayat?"Nadia membalas sembari tersenyum menggoda.Indra penciuman Galang mengendus bau harum bunga melati bercampur anyir darah. Pria ini mencari sumber bau tersebut dan ada di sekitar Nadia. Namun, si pria mengabaikan itu. Bahkan bulu kuduk yang mulai meremang pun tidak dihiraukannya. Dia telah terbuai oleh paras cantik dan perilaku manis Nadia."Emang mau ngapain, ke kamar ma
Baca selengkapnya
SATU KORBAN NIKITA
"Khilaf? Hi hi hi hi! Sekarang, waktunya kau temani aku di liang lahat." Udara mendadak berubah menjadi sangat dingin, seolah ingin membekukan apa pun yang dilewatinya. Jangkrik dan binatang malam lain pun enggan bersuara. Hanya burung gagak yang terdengar bersahut-sahutan. Galang beringsut ke belakang menggunakan tangannya Dia merapatkankan tubuh ke dinding sambil bergeser hendak keluar kamar. Suara gesekan dedaunan yang diterpa angin membuat hati semakin ciut. Belum lagi aroma busuk bercampur wangi bunga melati yang menguar. Nikita tertawa melengking, lalu dengan cepat tangannya yang berkuku tajam mengoyak dada pria yang telah pucat pasi tersebut. Jemari tangan Nikita dengan kuku-kuku panjang mengeluarkan jantung Galang. Kemudian, jantung berlumur darah segar dijejalkan ke dalam mulut Galang. Mata lelaki itu terbelalak dan tubuhnya kejang beberapa saat. Kemudian tubuh itu pun diam tak bergerak dan langsung kaku. Beberapa waktu kemudian, ibunya mendatangi kamar Galang. Teriakan hi
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
34567
...
11
DMCA.com Protection Status