All Chapters of Kakak Cantik, Jadi Mamiku!: Chapter 311 - Chapter 320
330 Chapters
S2 : Hari Buruk
Hari itu Jean menemani sang mama menghadiri arisan ala-ala wanita sosialita yang sebagian besar dari kalangan orang kaya. Jean sebenarnya malas, tapi karena sang mama memaksa, membuatnya akhirnya ikut.“Kalau ada pembahasan kencan buta atau jodoh-jodohan lagi, aku milih pulang,” ancam Jean.“Apaan, sih? Mama sudah bilang tidak ada,” balas Ive, “lagian misal dijodohkan pun wajar. Usiamu sekarang berapa? Sudah 29 tahun lebih, tapi belum juga punya pasangan,” keluha wanita itu lagi.Jean hanya menatap sang mama, lantas memilih tak bicara lagi.Arisan itu diadakan di restoran bintang lima. Sebagai kaum sosialita yang menjaga nama baik suami masing-masing, mereka memang sering berkumpul seperti ini.“Jean ikut juga,” kata salah satu teman Ive.Jean hanya mengangguk membalas sapaan wanita itu. Dia lantas ikut duduk di samping sang mama.“Kebetulan Jean juga libur, jadi ya ikut saja daripada dia bosan di rumah,” ucap sang mama lantas menoleh Jean.Jean sebenarnya lebih suka di rumah atau jal
Read more
S2 : Kencan Buta
“Pipimu kenapa?” Sang mama sangat syok melihat pipi Jean yang agak merah, apalagi putrinya itu sedang mengompres saat menemukan Jean yang tak kunjung kembali ke ruangan.“Tidak kenapa-napa.” Jean meletakkan kain yang digunakan untuk mengompres, lantas mengalihkan pandangan dari sang mama.Ive menatap Jean yang terlihat kesal, hingga kemudian berkata, “Ayo pulang saja.”“Apa arisannya udah selesai?” tanya Jean sambil menatap sang mama.“Kalau belum selesai, sana selesaikan dulu saja. Aku tunggu di sini ga papa,” ujar Jean lagi.“Tidak, ayo pulang!” ajak Ive sambil menarik tangan putrinya itu.Mana mungkin bisa wanita itu membiarkan putrinya sendirian dalam kondisi seperti itu, membuat Ive memilih mengajak pulang Jean.Saat sampai di rumah, Jean langsung pergi ke kamarnya. Dia terlihat lesu hingga membuat sang mama cemas.Sepanjang perjalanan pulang tadi, Ive tak bertanya lagi soal yang terjadi di restoran karena takut membuat mood Jean semakin buruk. Namun, dia pun tak bisa diam saja me
Read more
S2 : Rencana Kencan Buta
“Ini Bu Amanda, dan ini Bu Ive.” Teman Ive memperkenalkan dirinya dengan Amanda karena diundang datang ke sana. “Senang bertemu dengan Anda,” ucap Amanda sambil menjabat tangan Ive. Ive menganggukkan kepala, lantas mereka duduk bersama. “Aku di sini untuk mempertemukan kalian atas permintaan Bu Amanda, jadi jika ada yang ingin kalian bahas, silakan. Aku akan pergi ke meja lain,” ucap teman Ive lantas pergi begitu saja. Ive sendiri awalnya bingung kenapa dirinya diundang datang ke sana, tapi mencoba berpikir positif saat bertemu Amanda yang memiliki aura positif. “Jadi, pertemuan ini sebenarnya karena aku ingin membahas soal putrimu. Putrimu bernama Jean, kan?” Amanda mulai membahas apa yang ingin disampaikan. Ive mengerutkan alis mendengar ucapan Amanda, hingga kemudian menganggukkan kepala. “Ada apa dengan putriku?” tanya Ive agak cemas. Amanda menatap Ive yang gelisah, lantas tersenyum agar lawan bicaranya itu tak panik. “Begini, beberapa hari yang lalu, Jean memb
Read more
S2 : Menolak Kencan Buta
Raja masih menunggu sang mama di mobil, dia pun melihat Jean keluar bersama seorang wanita paruh baya lantas masuk mobil hingga pergi meninggalkan halaman parkir restoran. Pemuda itu sangat penasaran, kenapa Jean seperti memiliki dua sisi yang sangat sulit ditebak. Raja terus melamun sampai tak menyadari jika sang mama sudah masuk mobil. “Kenapa kamu melamun? Sudah datang juga ga kasih kabar,” protes Amanda. Raja terkejut mendengar protes sang mama, lantas memandang ke wanita itu. “Mama juga sudah tahu aku datang, jadi tidak perlu aku kasih tahu lagi,” balas Raja lantas melajukan mobil meninggalkan restoran. Amanda terlihat senang setelah kesepakatannya dengan Ive tercapai. Dia memang sangat ingin Jean menjadi menantunya daripada Stella yang dianggapnya sombong. “Apa benar Mama mau menjodohkan Arthur?” tanya Raja tiba-tiba kepo dengan masalah sang kakak. Amanda menoleh Raja, lantas mengangguk sambil menjawab, “Iya, mama sudah punya kandidatnya. Yang jelas dia lebih bai
Read more
S2 Bicara Dengan Raja
Jean keluar pergi jalan-jalan karena sedih dengan sikap sang mama, tapi meski begitu dia juga tahu kalau sudah bersikap berlebihan. Jean hanya takut saja, apalagi dia pun pernah patah hati karena mantannya selingkuh yang membuatnya minta putus. Jean duduk di taman sendirian. Dia beberapa kali menghapus air mata, meski sudah berusaha untuk tak menangis. “Kenapa mereka tak paham?” Jean menghapus air mata lagi, lantas mendongak agar semakin tak menangis. Saat sedang merenung sendiri, tiba-tiba ada yang menyodorkan tisu ke arahnya. “Siapa yang tidak paham?” Jean menoleh hingga terkejut melihat Raja di sana. Dia pun memalingkan wajah agar pemuda itu tak melihatnya menangis. Dia berusaha terlihat kuat saat ada di hadapan orang lain. “Tidak ada,” balas Jean masih tak mau menatap Raja. “Pakailah ini,” ucap Raja karena Jean menggunakan jari untuk menghapus air mata. Jean dengan terpaksa mengambil tisu dari Raja, lantas menggunakannya untuk menghapus air matanya. “Mau minum?” Raja jug
Read more
S2 : Bertemu Lagi
“Dia menggemaskan sekali.”Jean menemui Aruna dan Ansel di rumah. Dia sekarang sedang menatap bayi Aruna yang ada di baby box.“Aku senang kamu mau main ke sini,” ucap Aruna sambil menyuguhkan minuman di meja.Jean menoleh Aruna sambil memulas senyum ke istri sepupunya itu.“Kebetulan saja lewat, jadi sekalian mampir mau lihat bayi kalian,” jawab Jean lantas menatap Evano lagi.Aruna dan Ansel saling tatap, mereka tahu jika Jean tak pernah mampir ke rumah, tapi hari ini memang sangat berbeda.“Bagaimana pekerjaanmu? Sudah ada kemajuan?” tanya Ansel lantas menyeruput kopi buatan Aruna.“Baik,” jawab Jean lantas duduk di samping Aruna.Jean menatap Aruna dan Ansel bergantian, lantas menghela napas kasar hingga membuat Aruna dan Ansel menatap ke arahnya.“Apa ada masalah?” tanya Ansel saat melihat sepupunya itu seperti memiliki beban berat.“Bukan masalah besar, tapi aku butuh teman bicara,” jawab Jean.Aruna dan Ansel saling tatap sejenak, keduanya lantas menatap ke Jean.“Ya, bicara sa
Read more
S2 : Setuju Kencan Buta
“Kamu bilang apa?” tanya Jean menyelidik.Raja malah tersenyum, lantas menggelengkan kepala.“Tidak ada, hanya bilang umur kita tidak terpaut jauh, jadi kita bisa jadi teman,” jawab Raja sambil menggoyangkan pulpen yang ada di jari.Jean menatap curiga ke Raja, tapi memilih mengabaikannya. Dia pun mulai menjelaskan rincian tugas untuk pemuda itu. Jean mengajari dengan sangat detail dan sabar.“Sudah paham?” tanya Jean.“Sudah, sangat jelas,” jawab Raja lantas mengambil alih buku dari Jean.“Aku kerjakan dulu,” ucap pemuda itu lantas fokus mencatat.Jean memilih menikmati kopi pesanannya. Dia memperhatikan Raja yang sedang menulis dengan serius.“Ini hari Sabtu, memangnya kamu kuliah?” tanya Jean.Raja berhenti mencatat. Dia diam sejenak lantas menoleh Jean yang duduk di kursi sampingnya.“Tidak kuliah, hanya kebetulan saja tadi ada perlu di kampus,” jawab Raja sambil tersenyum lantas kembali mencatat.Jean hanya mengangguk-angguk. Dia melirik minuman yang dibeli Raja, benar-benar masi
Read more
S2 : Tidak Berjalan Baik
“Ingat Jean, jangan langsung menolaknya. Usahakan berkomunikasi dulu, mungkin mengobrol dulu dengannya agar memahami satu sama lain,” ucap sang mama menasihati saat melihat Jean sudah bersiap pergi kencan buta.Jean hanya tersenyum menanggapi ucapan sang mama, meski kencan buta kali ini sudah bisa dipastikan akan gagal, tapi Jean tetap berpura jika akan berusaha.“Iya, aku akan mengingat ucapan Mama,” balas Jean.Ive menatap Jean yang terlihat cantik hari itu. Dia mengusap lembut pipi putrinya itu penuh kasih sayang.“Mama bukan ingin memaksa, hanya saja mama tidak bisa melihatmu berubah. Mama suka Jean yang dulu, yang ceria, dan selalu rendah hati,” ucap Ive yang tak pernah bisa menerima perubahan Jean dari remaja ke dewasa.Jean hanya menganggukkan kepala, lantas pamit pergi.Jean pergi ke kafe tempat kencan butanya akan dilaksanakan. Dia sesekali mengecek ponsel, bahkan terlihat berbalas pesan dengan se
Read more
S2 : Tolak Semua
Raja menoleh ke Arthur, sama halnya dengan sang kaka, Raja pun terkejut karena teman kencang Jean adalah Arthur.“Dia teman kencanmu?” tanya Raja ke Jean.Jean mengangguk-angguk menjawab pertanyaan Raja.“Kamu mengenalnya?” tanya Arthur sambil menunjuk ke Jean.“Kenapa kamu peduli?” Stella tidak terima Arthur malah lebih peduli ke Jean.Arthur menoleh ke Stella tapi kemudian memandang ke Raja.Raja melepas pelukannya dari Jean, lantas menautkan jemari mereka.“Tentu aku mengenalnya. Dia kekasihku, saat dia bilang mau dijodohkan dengan seorang pria, aku pikir siapa. Jika kamu yang dijodohkan dengannya, lebih baik lupakan. Aku tidak akan melepasnya.”Setelah mengatakan itu, Raja menarik Jean pergi dari tempat itu.Arthur sangat terkejut mendengar ucapan Raja, belum lagi sang adik langsung menarik Jean pergi.“Arthur!” Stella emosi karena Arthur malah menata
Read more
S2 : Salah Menaruh Hati
“Apa maksudmu mengatakan itu?” tanya Jean tak paham dengan larangan pemuda itu.Raja terlihat memalingkan muka sesaat sambil menghela napas kasar, lantas kembali menatap Jean.“Karena aku tidak suka kamu dekat dengan pria lain,” jawab Raja.Jean ingin tertawa mendengar ucapan pemuda yang masih dianggapnya bocah itu.“Jangan mengada-ada. Meski kita bisa dekat, bukan berarti kamu bisa melarangku dekat dengan siapa, apalagi jika itu perintah orang tuaku,” ujar Jean tak peka dengan maksud ucapan Raja.“Kamu tidak bisa dekat dengan pria lain, kan? Bahkan kamu meminta tolong untuk menggagalkan kencan dengan pria lain. Bukankah itu cukup membuktikan, kamu tidak nyaman berada dekat pria lain,” ujar Raja lagi.Jean benar-benar bingung dengan situasi yang sedang dihadapinya. Dia memberikan helm yang tadi dipakai ke Raja, lantas menatap pemuda itu.“Memang, tapi bukan berarti aku menutup kemu
Read more
PREV
1
...
282930313233
DMCA.com Protection Status