Semua Bab Istri Kesayangan Mafia: Bab 41 - Bab 50
139 Bab
Menantang Buaya Lapar
Cup. Zara terhenyak saat merasakan sebuah kecupan mendarat di pipinya.Melepaskan sendok dari tangannya, Zara mencubit perut kotak-kotak Arkana yang liat.Cup. Arkana memberikan satu kecupan lagi mengabaikan protes Zara yang sedari tadi matanya melotot.“Kak Aaaar,” erang Zara menghasilan kekehan kekasihnya.Pria itu selalu menyempatkan diri berkunjung sepulang kerja, mengabaikan rasa lelahnya.“Makan kok sambil ngelamun,” tegur Arkana seraya mengambil satu brokoli dari piring Zara lantas memakannya.“Ih ... jorok, tangannya kotor!”Zara berseru saat Arkana hendak mencomot udang asam manis dari atas piringnya.“Oh ya ... cuci tangan dulu.” Pria itu berujar kemudian beranjak dari kursi meja makan tidak lupa mencuri kecup di pipi Zara.Zara memejamkan mata sekilas menahan kesal, tiba-tiba saja pria itu sudah duduk di sampingnya dengan posisi miring memberikan kecupan tanpa aba-aba, mengejutkannya.Arkana juga tidak mengindahkan protesnya dan terus mencuri kecup di pipinya.Zara lupa bi
Baca selengkapnya
Menahan Diri
Suara dering ponsel yang memekakan telinga membawa Zara dari mimpi indahnya.Mimpi tentang bagaimana Arkana menyentuhnya dengan lembut hingga membuatnya melayang ke Nirwana.Zara mengerjap, menarik kesadaran sepenuhnya dan merasakan perutnya terasa berat.Ada tangan dengan gurat otot samar melingkar di pinggangnya lantas punggungnya terasa hangat dan hembusan napas menerpa lehernya membuat Zara meremang.Arkana, pria itu memeluknya erat. Sedang tidak sadar saja Arkana masih bisa bersikap posesif kepadanya.Zara mengembuskan napas sambil memejamkan mata, ia ingat tadi malam Arkana berhenti setelah puas memberi banyak tanda di dua bagian menyembul di dadanya.Pria itu kembali mengancingkan piyama Zara dan mengatakan jika ia terlalu mencintai Zara hingga tidak ingin mengambil apa yang belum menjadi miliknya hingga mereka syah menjadi suami istri.Zara terharu, ia terisak di dada Arkana hingga tanpa sadar terlelap di sana.Zara mengangkat tangan Arkana namun pelukan itu begitu erat bahkan
Baca selengkapnya
Foto Preweding
“Hai sayang ... .” Monica menyapa ramah.Mengecup pipi Zara di bagian kiri dan kanan , Zara menegang ternyata Nenek Arkana dari pihak Bundanya tidak semenakutkan yang ia bayangkan mengingat pagi tadi sempat mengancamnya melalui sambungan telepon.Monica beralih pada Arkana, tubuh jangkung sang cucu menyulitkannya untuk memberikan kecupan sehingga Arkana harus sedikit membungkuk agar memudahkan Monica memberikannya kecupan.“Kalian tepat waktu juga juga ya,” ujar Monica, menuntun Zara dan Arkana menuju suatu ruangan.“Grandma, Kana ‘kan bukan model ... mana bisa pose-pose kaya gitu?” Arkana berusaha mempengaruhi Monica untuk merubah pikiran beliau agar tidak menjadikannya seorang model.“Nanti ada yang ngarahin, lo tinggal nurut aja ... trus tunjukin tuh tampang ganteng misteriusnya ... .” “Tampang ganteng misterius gimana?” Arkana tidak mengerti apa yang dimaksud grandmanya.“Yang itu loh, tatapan tajam menggoda yang di sipit-sipitin gitu, ah ... lo kalau lagi narik perhatian cewek b
Baca selengkapnya
Arkana Dalam Versi wanita
“Lepas ah, nyebeliiiin!” Zara menggeram tertahan sambil menarik tangannya yang Arkana cengkram dengan kuat.Setelah berbuat tidak senonoh kepadanya di ruang ganti, Arkana meminta Zara bergegas untuk berganti pakaian karena ia harus pergi ke kantor.Efek pening di kepala Zara yang Arkana timbulkan karena sentuhan dan belaiannya masih terasa, belum lagi saat ini jantungnya bekum bisa berhenti berdebar kencang.Bagaimana tidak, Arkana dengan sengaja menurunkan bagian atas gaunnya sampai pinggang.Zara sampai terkesiap kemudian menyilangkan tangan di depan dadanya yang polos tanpa penghalang.Gaun yang Zara gunakan terakhir untuk pemotretan tidak memungkinkan menggunakan bra sehingga ia harus merelakan buah dadanya dinikmati oleh tatapan mata Arkana sepanjang pemotretan.Namun, saat mereka berada di ruang ganti ternyata Arkana menuntaskan rasa penasarannya.Pria itu menunduk dan mengulum salah satu puncak di dada Zara, memainkannya dengan lidah.Saat itu, tanpa sadar Zara mengerang nikmat
Baca selengkapnya
Leopard Betina
“Radit ... Darius sama Zara mana?” Arkana yang baru saja masuk ke ruangannya setelah melakukan meeting bertanya kepada Raditya yang sudah ada di sana.Raditya mengangkat bahunya. “Gue datang, enggak ada siapa-siapa di sini.” Arkana ingat jika ia meminta Darius menemani Zara makan siang.Baru saja ia hendak merogoh ponselnya untuk menghubungi Zara—gerakan tangannya terhenti saat Bella masuk membawa tumpukan berkas.Arkana duduk di kursi kebesarannya, meraih pena bersiap untuk menandatangani berkas tersebut.“Pak ... notulen rapat barusan nanti Bella kirim lewat email ya, sekarang Bella laper mau makan dulu ... kepala Bella udah berkunang-kunang nih.” “Hem,” balas Arkana dengan mata yang sibuk memindai tulisan di kertas.“Ih si Bapak jadi cuek gini sama Bella mentang-mentang punya pacar baru ... padahal dulu bentar-bentar, Bella disuruh ngangkang ... atau enggak disuruh ngemut trus—“ “Bellaaaaa!” Arkana menggeram kesal. Apa maksud sekertarisnya itu mengatakan hal yang sangat Arkana
Baca selengkapnya
Lolos Dari Kejaran Musuh
“Seenggaknya Jordi tau siapa yang dia hadapi,” gumam Arkana kemudian.Darius dan Raditya mengangguk menyetujui. Arkana cukup disegani di dunia hitam, ia adalah mafia yang memiliki banyak teman dan selalu menghormati para ketua mafia lainnya, selain Arkana adalah anak dari pengusaha sukses tanah air.Telinga Zara yang sedari tadi menangkap semua informasi tersebut membuat benaknya memikirkan banyak hal.Zara berusaha untuk tidak overthinking tapi dari apa yang ia dengar, Jordi masih menginginkannya dan bila pria itu bersikeras untuk mendapatkannya maka Arkana akan dalam bahaya.Meski begitu Zara lega bila Arkana membeli perusahaan ayahnya karena perusahaan tersebut adalah hasil dari kerja keras sang ayah selama hidup.“Sayang ... lo ngelamun?” Entah sejak kapan Arkana berdiri di samping Zara.Zara terhenyak. “Heu?” Matanya mengerjap beberapa kali.“Pulang yuk?” Arkana menarik Zara agar berdiri lantas memeluknya erat. Menenggelamkan wajahnya diceruk leher Zara.“Kaaaaakkkk ...,” protes
Baca selengkapnya
Pria Baik Untuk Bunga
“Jadi kamu bisa masak juga?” Angga bertanya basa-basi dengan suara bindeng.Ia duduk di barstool sambil menopang dagu memperhatikan Bunga yang sedang memasak makan malam untuk mereka.Tidak sengaja keduanya bertemu di rumah sakit setelah Angga berobat karena flu melandanya begitu hebat.Bunga menemaninya menunggu obat di farmasi, setelah makan malam mereka tempo hari—tidak ada komunikasi lagi antara mereka karena memang belum bertukar nomor ponsel.Tapi tiba-tiba mereka dipertemukan di rumah sakit tempat Bunga bekerja.Bunga merasa prihatin dan tidak tega membiarkan Angga pulang menggunakan taxi online, pria itu tidak berani menyetir karena kondisi kesehatannya yang tidak memungkinkan.“Bisa donk, gue tinggal sendiri jadi harus bisa semuanya sendiri,” balas Bunga diakhiri senyum untuk Angga.Tadi di jalan Bunga bertanya apakah Angga sudah makan dan pria itu menjawab akan makan di warung sate dekat apartemennya.Lagi-lagi Bunga merasa tidak tega dan malah membawa Angga ke apartemennya
Baca selengkapnya
Informasi Yang Tidak Diharapkan
Langkah Zara terhenti saat melihat seorang wanita berdiri di depan jendela kamar ICU sang Bunda.Mengamati ekspresi wanita itu dari jauh selama beberapa saat lalu melanjutkan langkahnya kembali.Zara berhenti tepat di samping perempuan itu yang kini menoleh ke arahnya.“Bunda kuat, beliau pasti bangun ... iya kan?” Zara bersuara. Entah ia tujukan kepada siapa.Bunga yang berdiri di sampingnya tidak menanggapi, ia kembali menatap wanita yang terbaring lemah dengan berbagai macam alat penunjang kehidupan.Kenapa juga ia malah berdiri di sini? Wanita yang sedang koma itu adalah Ibu dari gadis yang sangat dicintai Arkana.Bunga pun tidak mengerti kenapa tadi menghentikan langkah di depan kamar ini menyempatkan untuk mengecek kondisi Ibu Maya.“Bangun Bun, Zara mau menikah ... Zara enggak akan menikah kalau Bunda enggak bangun.” Zara melirih dengan suara bergetar.Bunga melirik ke samping, sorot mata Zara tampak penuh penderitaan.Kehilangan ayah untuk selamanya dan sang bunda koma, Zara
Baca selengkapnya
Gila Karena Wanita
Usai kepergian Raditya, tinggalah Darius dan Arkana. “Kemaren, waktu lo ngobatin luka keserempet peluru ... Bunga enggak ngomong apa-apa?” Darius bertanya.“Gue ke IGD ... enggak ke apartemen Bunga.” Arkana membalas dengan nada enggan.“Kenapa?” “Masih kesel gue sama dia.” Ekspresi Arkana tampak murka.“Dia temen kita, Kana ... gadis yang mencintai lo juga ... maafin aja.” “Siang ini dia ngobrol sama Zara ... enggak tau apa yang mereka bicarakan yang pasti Zara seperti ingin menangis.” Arkana menceritakan info yang diterimanya dari orang-orang yang ia tugaskan untuk menjaga Maya.“Zara ngadu sama lo?” Darius bertanya sambil menaikan satu alis, tampak skeptisnya sungguh menyebalkan.“Bukan, mana pernah Zara ngadu sama gue ... gue tau dari orang-orang yang jagain Bunda Maya.” “Coba lo tanya langsung sama Zara ... sejahat-jahatnya Bunga, dia temen kita, Kana!” Arkana malas menanggapi. Darius benar, Bunga adalah timnya tapi bila perempuan itu menyakiti Zara maka Bunga akan menjadi mu
Baca selengkapnya
Musuh Sekaligus Pelindung Bagi Zara
Toilet di sekolah ini ada banyak, Arkana sengaja memutar jalan menuju toilet yang jauh dan jarang dikunjungi siswa dan siswi di sana hanya agar bisa mencari Zara di setiap sudut sekolah.Setiap lantai ia sisir, indera pendengaran dan penglihatannya menajam untuk mencari sosok Zara.Tapi Zara tidak ditemukan di manapun hingga akhirnya langkah Arkana terhenti di anak tangga menuju rooftop.Ia urung melanjutkan niatnya menuju toilet dekat rooftop. Arkana memutar tubuh untuk kembali ke lantai bawah namun langkahnya berhenti ketika baru dua anak tangga yang ia pijaki.Arkana mendengar suara gedoran pintu, meski samar tapi ia yakin bila itu berasal dari toilet dekat pintu menuju rooftop.Arkana mempercepat langkah menaiki tangga dan suara gedoran pintu diselingi isak tangis seorang gadis semakin kencang.“Kak Nadiaaa, buka ... hiks ... hiks ... hiks.” Suara Zara terdengar jelas dari dalam toilet wanita.Tanpa enggan Arkana masuk ke sana dan menemukan sebuah ember di depan pintu bilik toile
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
34567
...
14
DMCA.com Protection Status