Semua Bab Anak Kembar sang Mafia: Bab 131 - Bab 140
146 Bab
Apa yang Ingin Viyone Sampaikan?
Willis yang menyadari posisi Markus yang ada di sudut ruangan, membulatkan mata besarnya dan menatap dengan penuh ketakutan. Dengan suara bergetar, Willis mulai berbicara."Markus Salveston adalah orang yang membayarku waktu itu. Dia mengancamku dan memaksaku untuk melakukannya," ujarnya sambil menunjuk ke arah Markus.Ruangan yang sebelumnya hening seketika berubah menjadi riuh. Semua anggota mafia yang mendengar ucapan Willis menjadi heboh, saling berbisik dan memandang dengan tatapan penuh curiga ke arah Markus."Jangan bicara sembarangan!" bentak Markus, wajahnya memerah karena marah. Ia bangkit dari kursi dengan kasar, menghentakkan meja di depannya. "Brak!" Suara dentuman meja yang keras membuat semua orang terdiam sejenak, mengalihkan pandangan mereka sepenuhnya ke Markus.Semua mata sekarang tertuju ke Markus, yang berdiri dengan penuh kemarahan. Suasana tegang memenuhi ruangan, seakan udara di dalamnya mendadak menjadi berat.Willis yang sudah terlanjur membuka mulut, tidak bi
Baca selengkapnya
Pengakuan Viyone
Saat Viyone maju, Markus menatap putrinya itu. Selain para senior tidak ada yang tahu siapa istri Wilson. Wilson mengenggam tangan istrinya erat, ia tahu sangat berat bagi istrinya untuk berkata yang sebenarnya."Sebelumnya saya meminta maaf, Atas berita tentang suami saya yang tersebar belakangan ini. Semua ini karena seseorang yang tidak puas sehingga mengunakan cara ini untuk menjatuhkan suami saya. Kejadian 6 tahun lalu, saat itu kami belum saling kenal. Wilson telah terminum obat perangsang dari jebakan orang. Saya adalah gadis di malam itu. Yang menghilangkan efek obat dari tubuh Wilson," ungkap Viyone."Apa, dia adalah gadis di malam itu?""Apakah benar, Wilson telah melecehkanmu?" tanya salah satu mafia."Tidak! Wilson tidak memaksaku, saya sendiri yang rela melakukannya. Wilson tidak pernah menyakiti saya sama sekali. Setelah malam itu saya pergi meninggalkannya," jawab Viyone tegas.Nick dan anggota Dragon tidak menyangka Viyone akan menutupi kejadian yang sebenarnya. Sement
Baca selengkapnya
Suasana Memanas
"Tidak akan pernah ku biarkan kamu melupakan ini, Wilson. Kau jangan lupa, putriku adalah istrimu. Dan dua anakmu itu adalah cucuku. Aku adalah mertuamu!" kata Markus dengan nada ketus, suaranya penuh dengan otoritas yang memaksa.Wilson memandangnya dengan sorot mata yang tajam, namun tetap tenang. "Markus Salveston, kamu masih bisa dengan mudahnya mengatakan aku adalah putrimu, lantas kenapa di saat itu kamu pergi begitu saja?" ujarnya Viyone dengan suara bergetar menahan emosi yang selama ini terpendam.Markus terdiam sejenak, wajahnya mengeras mendengar kata-kata putrinya. "Bella...itu bukan berarti kamu harus bekerja sama dengan musuhku!" bentaknya, suaranya menggema di ruangan itu.Viyone merasakan hatinya semakin terluka. Dengan air mata yang mulai menggenang di pelupuk matanya, dia menjawab, "Wilson adalah suamiku, kehidupanku berubah menjadi lebih baik karena dia. Sejak aku masih kecil kamu di mana? Saat aku sakit kamu di mana? Saat mama meninggal kamu di mana? Kamu bahkan t
Baca selengkapnya
Kerja Sama Markus dan Mafia Lain
"Markus, jangan keras kepala, tidak ada gunanya kamu melawan. Kami semua ada di pihak Dragon," ujar senior mafia dengan tegas.Beberapa mafia yang membela Markus bangkit dan mendekati Markus sambil berkata, "Wilson, bagaimana pun Markus adalah mertuamu. Apakah kamu tidak terlalu berlebihan sehingga ingin membunuhnya?""Kedua nyawa orang tuaku direnggut olehnya. Bagaimana penjelasannya?" tanya Wilson."Kamu tidak seharusnya percaya pada kata-kata orang yang bukan bagian dari kita. Mungkin saja dia hanya berniat memecah kita semua," jawab mafia itu."Salah tetap salah, tidak perlu mencari alasan," jawab Wilson."Wilson, bagaimana kalau kita duduk dan berdamai saja, mungkin ini hanyalah kesalahpahaman. Lagi pula sekarang hubunganmu dan Markus semakin dekat. Dia juga adalah kakek dari kedua putramu," ujar mafia itu dengan sengaja."Ini adalah urusanku dan Markus. Mengenai urusan kami, kami akan selesaikan sendiri tanpa harus melibatkan banyak pihak," jawab Wilson dengan tegas.Ketegangan
Baca selengkapnya
Serangan Dari Musuh
Mobil hitam itu mengejar mobil Wilson dengan cepat, mesinnya meraung keras saat mereka mendekati target. Mobil Wilson mencoba memacu kendaraannya lebih cepat, tapi kecepatan mobil hitam itu tak tertandingi. Tidak lama kemudian, mereka berhasil menyusul dan tanpa menunggu lama, langsung melepaskan tembakan, "Dor! Dor!"Tembakan menembus kaca-kaca mobil dan bodinya, suara peluru menghantam logam dan pecahan kaca berserakan di dalam kabin. Orang yang berada di dalam mobil itu membungkuk untuk menghindari peluru, namun penembakan terus berlanjut, menciptakan suasana mencekam.Musuh menembak tanpa henti, membuat mobil sasaran mereka bergetar hebat. Mesin mobil Wilson mulai mengeluarkan asap, tanda-tanda kerusakan parah. Tiba-tiba, sebuah peluru mengenai tangki bahan bakar, dan dalam sekejap, ledakan dahsyat terjadi. Api dan asap membumbung tinggi, menyelimuti mobil yang kini hanya tinggal kerangka. Ledakan itu terdengar panjang dan bergema di sekitar.Para anggota mafia yang dikirim oleh
Baca selengkapnya
Si-kembar dibawa Pergi
"Tapi, Bos. Anak-anak Wilson selalu dalam pengawasan ketat. Wilson begitu melindungi keluarganya sehingga kita sulit untuk mendekati mereka. Mereka juga belum masuk sekolah," ujar Taylor, suaranya bergetar sedikit, menunjukkan kecemasan yang dirasakannya membahas masalah ini dengan Markus.Markus mengerutkan alisnya, menunjukkan ketidaksabaran yang semakin meningkat. Ia adalah seorang pria paruh baya dengan mata tajam dan raut wajah yang selalu serius. Ketika ia berbicara, suaranya rendah namun tegas, memberikan kesan bahwa setiap kata yang keluar dari mulutnya adalah perintah yang tidak boleh dibantah."Apakah kau tidak bisa cari cara lain? Apakah perlu aku yang mengajarimu?" tanya Markus dengan ketus, matanya menatap tajam ke arah Taylor.Taylor menunduk, merasa malu sekaligus takut. Ia tahu bahwa kegagalan bukanlah pilihan dalam pekerjaan ini. "Baik, Bos," jawabnya pelan, mencoba menyembunyikan ketidakpastiannya.Markus menghela napas panjang, mencoba menahan amarahnya. "Aku tidak
Baca selengkapnya
Mata-mata di antara Anggota Wilson
Chris dan Vic yang diculik dibawa ke sebuah rumah mewah yang telah ditunggu oleh Markus. Sikembar ditidurkan di kamar mewah dan luas dalam kondisi tidak sadar. Lampu-lampu kristal berkilauan di langit-langit, dan hiasan dinding berlapis emas menambah kesan kemewahan ruangan itu.Markus berdiri di samping kasur dan menatap kedua cucunya itu dengan sorot mata dingin namun penuh perhitungan. Di ruangan itu, keheningan terasa mencekam, hanya terdengar suara napas pelan dari dua anak yang tak berdaya."Apakah tidak ada yang tahu?" tanya Markus dengan suara rendah namun penuh otoritas pada salah satu anggotanya yang menculik sikembar itu."Bos, pengawasan mansion Wilson tidak begitu ketat seperti biasa. Jadi, tidak ada yang tahu," jawab anak buahnya dengan tegas, namun ada sedikit nada ketakutan dalam suaranya.Markus mengangguk pelan, wajahnya tetap tanpa ekspresi. "Siapa namamu? Dan kau adalah anggota Wilson. Kalau kau bekerja dengan baik denganku, aku tidak akan mengecewakanmu!" ujarnya,
Baca selengkapnya
Akting Sikembar
"Bertindak ceroboh?" tanya Stuart yang tidak paham."Kau akan segera paham," jawab Wilson dengan senyum.Stuart kemudian dibawa oleh Steven ke tempat kurungan di Markas Dragon. Tempat itu suram dan penuh dengan kegelapan, bau lembap menyengat hidung Stuart saat ia dilemparkan ke dalam salah satu sel. Terdengar suara pintu besi yang berderit saat ditutup, meninggalkan Stuart dalam kegelapan total.Sementara itu, di tempat lain, Chris dan Vic baru saja sadar. Mereka saling memandang bingung, menyadari bahwa mereka berada di kamar yang asing."Kakak, apakah kita pindah alam?" tanya Vic yang melirik sana sini, mengamati semua perubahan di kamar itu."Kita berada di kamar orang lain," jawab Chris sambil mengucek matanya dan mencoba mengingat kejadian terakhir yang mereka alami."Kamar siapa? Kenapa kita bisa ada di sini?" tanya Vic dengan penuh kekhawatiran."Sepertinya tempat dia," jawab Chris yang merujuk pada seseorang, dengan nada suara yang mengisyaratkan bahaya.Si kembar itu kemudia
Baca selengkapnya
Rencana Sikembar
"Kakek, apakah kakek tahu betapa jantungku ini sangat merindukanmu siang dan malam, Aku berharap bisa bertemu denganmu selma ini. tapi karena aku selalu diawasi oleh paman-paman sehingga aku tidak bebas," ucap Vic sambil menangis.Chris, dengan tatapan tajam," menjawab, "Yang benar adalah hatimu, bukan jantung," ujarnya sambil mengeleng kepalanya.Markus, yang menyaksikan pertukaran emosi itu, tersenyum dan bertanya, "Ha ha ha...kalian sangat lucu sekali. Chris, Vic, apakah benar kalian merindukan kakek?""Iya," jawab sikembar dengan serentak sambil mengangguk.Namun, Markus menyampaikan pemikirannya, "Anak yang pintar, Kakek mengira selama ini kalian tidak mengakui ku lagi."Dengan jujur, Chris dan Vic menjawab, "Kami hanya berpura-pura di depan papa dan mama."Vic lalu mengajukan pertanyaan yang menggugah, "Apakah kakek dan mama tidak bisa berbaikan lagi?"Sementara itu, Chris menyuarakan kekhawatirannya, "Kakek dan papa apakah harus bermusuhan?"Markus menyadarkan mereka, "Urusan k
Baca selengkapnya
Markus Yang Ditipu
Wilson dan anggotanya melaju dengan tenang di jalan menuju restoran, sementara di dalam mobil, suasana sedikit tegang. Wilson dan Viyone sesekali melihat ponsel mereka, memastikan bahwa Chris dan Vic berada dalam posisi yang aman."Apakah Chris dan Vic akan dalam bahaya setelah Markus tahu rencana kita?" tanya Viyone dengan nada cemas. Ia duduk di samping suaminya, menggenggam tangannya erat."Tenang saja, Viyone. Mereka sangat pintar. Bukankah mereka juga berhasil mengelabui Stuart dan Markus? Jadi, mereka tahu cara menemukan jalan keluar," jawab Wilson dengan yakin, menenangkan istrinya."Aku berharap begitu juga. Aku tidak menyangka mereka sangat berani," ujar Viyone dengan nada khawatir."Karena mereka mirip denganku," ucap Wilson sambil tersenyum, mencoba mencairkan suasana.Sementara itu, di dalam restoran, Vic berlari ke sana ke mari, penuh energi setelah makan."Vic, kamu baru saja selesai makan. Jangan lari-lari!" seru Chris yang mengikuti adiknya dengan cemas.Markus, yang b
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
101112131415
DMCA.com Protection Status