All Chapters of Misteri Kematian di Kota Hema: Chapter 51 - Chapter 54
54 Chapters
51. Sudah saatnya mati
Rita terus menyerang sembari membungkuk di bawah kolong tempat tidur. "MATII!!!" teriakan itu terus menghantui Alana. Alana memejamkan matanya. Tidak ada perlindungan, tidak ada harapan lain. Ia hanya bisa menahan isakan tangisnya dan berlindung dalam ketakutan. Alana terus membungkam mulutnya agar tidak bersuara. "Gue pasti mati hari ini," batinnya. Dipertengahan serangan Rita, seketika Alana menyadari bahwa tidak ada rasa sakit yang terasa. Rita terlihat puas seraya tertawa. Beberapa kali Ia menancapkan pisau itu pada box. Hingga dimana, Ia menyadari bahwa tidak ada jejak darah yang tertinggal pada pisau. "Hah!" Rita keheranan. Sesekali Ia mencoba lagi. Lagi-lagi pisaunya bersih tanpa noda darah.Namun, lagi-lagi tidak ada reaksi apapun dari Alana.Hal itu membuat Rita keheranan, mengapa tidak ada jeritan dari Alana ketika pisau itu menancap ke dalam box kardus.Alana membuka matanya. Seketika Alana mengingat sesuatu, bahwa Bima telah menyimpan bantal di sisi tubuh Alana."Bim! L
Read more
52. Hilang
Lili keheranan. "Coba pelan-pelan, jelasin secara detail. Siapa yang mau bunuh kita?" tanya Lili."Mereka Li! Mereka! Lo harus percaya! Gue hampir aja dibunuh Bu Rita!" jawab Alana, dengan napas terengah-engah. Tubuhnya tak berhenti bergetar. Alana terus mengamati keadaan. "Kita harus pergi sekarang! Cari Bima sekarang! Kita harus tolong Bima, Athur! Lili! ... Bima sendirian sedangkan mereka banyak.""Bima kemana?" tanya Athur. "Emangnya mereka kenapa?""Jangan banyak tanya! Kita harus cari Bima ... SEKARANG!" tegas Alana. "Kita bisa mati disini. Cepat atau lambat! Makanya gerak cepat ... mereka jahat Li, Athur. Percaya sama gue. Mereka agresif. Kalian bisa langsung kena tombaknya ... atau mereka bakalan nusuk kalian. Mereka tiba-tiba agresif, mereka gila, mereka jahat. Kita harus keluar malam ini.""Coba jelasin pelan-pelan ... mereka itu siapa?" tanya Lili. "Tarik napas pelan-pelan—" (ucap Lili disergah Alana)."Keburu kita mati, Lili ... ya mereka! Mereka ... semua orang-orang di K
Read more
53. Manusia kebal itu, ternyata??
Suara itu mengganggu dipikiran. Menggelegar. Menakutkan. Suara itu dimana-mana. Bahkan Alana dan Lili tak tahu sumber asalnya darimana."Suaranya dimana?" bisik Alana seraya tiarap. Sedikit demi sedikit merayap."Gatau. Kalo mereka semakin deket kesini, lo harus tetap merayap.""Merayap seperti ini?" Suara itu terdengar asing."Itu suara lo?" tanya Lili lagi."Bukan ...."Perasaan Alana dan Lili mulai tak karuan. Perlahan Alana dan Lili menggenggam pistol yang mereka bawa."Suara saya ... gini kan?"Jantung Alana dan Lili seketika berhenti seperkian detik. Napasnya mulai terengah-engah. Tubuhnya mulai lemas.Dengan cepat Alana menghidupkan senternya. Cahayanya langsung menyorot. Ada seseorang yang sudah berada di sisi Lili. Sedang merayap juga.Ia tertawa melengking. "Seperti ini?" Tubuhnya elastis merangkak dengan cepat. Lalu kembali lagi."Seperti ini? Seperti ini? Seperti ini?" Sepanjang merangkak Ia mengejek dengan tatapan tajam seraya tersenyum. "Atau ... seperti ini?" Tubuhnya k
Read more
54. Dunia harus tahu
Alana dan Lili sudah mempersiapkan segalanya. Termasuk untuk hari esok. Untung saja, semua perlengkapan berada di mobil dan beberapa senjata tajam ilegal bekas pencarian kasus mereka."Gue parkirin mobilnya di depan rumah. Sengaja, biar kalau lari nggak terlalu jauh," ucap Lili. "Yakin? Gue nggak usah ikut?""Gue rasa mereka emang nggak ada di sini. Jadi gue sendiripun bisa kok.""Langsung gesit Na! Ambil handphone, kembali ke mobil. 3 menit ya? Lo nggak balik, gue susul.""Iya."Perlahan Alana mengamati keadaan sekitar. Begitupun Lili, mengamati dari jauh. Alana mengendap-endap dan berusaha cepat agar bisa masuk ke dalam.Keadaan pintu rumahnya saja sudah jebol. Keadaannya sudah berbalik. Dulu damai sekarang mencengkeram. Memang, tak ada sesuatu hal yang berlebihan bisa digenggam dengan asal-asalan. Adapun, ada yang harus dikorbankan."Lama banget tuh anak." Lili mulai kepanikan, Alana tak kunjung kembali. Ia terus menatap pada smartwatch-nya. "Gue hitung 10 detik.""10.""9.""8.""
Read more
PREV
123456
DMCA.com Protection Status