All Chapters of Tawanan Hati Sang Raja: Chapter 11 - Chapter 20
62 Chapters
10. Tidak Sama
Pesta telah berakhir, saat ini Charlotte telah berada di kamar pengantin mereka yang telah dihias dengan indah.Perasaan Charlotte campur aduk, wanita itu merasa sedikit malu, tapi juga bersemangat untuk malam pertamanya dengan Xinlaire.Ia menunggu kedatangan Xinlaire, seharusnya tidak lama lagi. Detik demi detik berlalu, Charlotte yang sudah mempersiapkan dirinya dengan baik terus melihat ke arah pintu. Sebelumnya dia telah diajari oleh nenek dan ibunya mengenai apa yang harus dia lakukan malam ini.Benar saja, beberapa saat kemudian pintu terbuka. Sosok gagah Xinlaire tampak di depan mata Charlotte.Charlotte segera berdiri menyambut Xinlaire. "Anda sudah datang, Yang Mulia."Raut wajah Xinlaire tidak menunjukan kehangatan seperti biasanya. Pengkhianatan yang terjadi pada keluarganya membuatnya sulit untuk mempercayai orang lain, tanpa terkecuali. Oleh sebab itu dia sulit untuk didekati.Charlotte sudah hampir terbiasa dengan sikap Xinlaire yang seperti ini, oleh sebab itu dia tida
Read more
11. Karma
Dengan langkah tergesa Xinlaire pergi ke paviliun Raylene. Beberapa saat lalu dia telah menerima laporan dari Domenico bahwa Raphael berhasil melarikan diri.Di dalam kamar pengantin, Charlotte bertanya-tanya masalah mendesak apa yang membuat Xinlaire meninggalkannya tanpa mengatakan apapun.Ini adalah malam pernikahan mereka dan Xinlaire tadi mengatakan bahwa pria itu tidak akan meninggalkannya, tapi nyatanya Xinlaire tetap pergi setelah kedatangan Domenico.Apakah mungkin ada kaitannya dengan Raylene? Charlotte mulai merasa tercekik, dia segera keluar dan mengirim pelayan utamanya untuk mencari tahu ke mana Xinlaire pergi."Di mana putri Raylene?" Xinlaire bertanya pada Vivian."Putri Raylene berada di dalam, Yang Mulia."Xinlaire mendorong pintu utama paviliun, kemudian melangkah lebih ke dalam untuk memastikan bahwa Raylene benar-benar berada di dalam. Pria itu kemudian mendorong pintu kamar Raylene dengan pelan.Di atas ranjang ia melihat Raylene sedang tidur, sementara itu ada M
Read more
12. Ramuan Cinta
Satu minggu berlalu, hari ini adalah waktu kunjungan Charlotte dan Xinlaire ke kediaman orangtua Charlotte. Hal ini harus dilakukan oleh pengantin baru, meski Xinlaire adalah seorang raja dia masih tetap melakukan tradisi itu, setidaknya untuk menghormati orangtua Charlotte.Usai makan bersama, Xinlaire pergi ke ruang kerja perdana menteri. Dua pria itu membahas mengenai pemerintahan.Sementara itu Charlotte kini minum teh bersama dengan ibu dan neneknya."Apakah kau masih terus meminum ramuan penyubur yang nenek berikan padamu?" tanya Dorothy."Aku masih meminumnya, Nenek.""Itu bagus, sebentar lagi kediaman ini akan mendapatkan kabar baik." Dorothy tersenyum senang."Itu mungkin tidak akan terjadi. Obat itu tidak berguna sama sekali," seru Charlotte."Apa maksudmu, Nak?" Rebecca tampak heran. Ramuan penyubur dari ibu mertuanya adalah yang terbaik, dahulu ia juga meminum ramuan itu dan setelahnya ia segera mengandung Charlotte."Aku dan Yang Mulia Raja belum berhubungan badan." Charl
Read more
13. Ular
Xinlaire sampai di kamar Raylene, pria itu melihat istrinya sedang menutup mata di atas kursi, tapi detik selanjutnya mata Raylene terbuka dan langsung terarah padanya.Kaki Xinlaire melangkah mendekati kursi, dari jaraknya saat ini ia bisa mencium aroma tubuh Raylene yang sangat dia sukai. Hanya dengan mencium bau itu saja sudah membuatnya menggila.Tanpa mengatakan apapun, Xinlaire meraih tubuh Raylene. Mengangkatnya lalu membawanya ke ranjang.Raylene sedikit terkejut dengan tindakan Xinlaire yang tiba-tiba, tapi wanita itu tidak memberontak sama sekali karena dia telah banyak belajar, tidak ada gunanya memberontak dari Xinlaire karena pada akhirnya dia akan kalah.Saat ini dia hanya bertindak seperti boneka yang tidak memiliki nyawa, mungkin saja suatu hari nanti Xinlaire akan bosan bermain-main dengannya dan mencampakannya karena sudah tidak menyenangkan lagi.Satu minggu tidak menyalurkan nafsunya membuat Xinlaire menjadi lebih lapar dari biasanya. Ditambah efek ramuan cinta di
Read more
14. Mati Rasa
"Yang Mulia, ini sarapan Anda." Melissa membawakan sarapan untuk Raylene yang sedang melamun.Raylene tidak memiliki selera untuk sarapan seperti hari-hari sebelumnya, wanita itu akan membiarkan sarapannya menjadi dingin sebelum akhirnya ia memaksa dirinya untuk menyantap makanan yang diberikan dari belas kasihan Xinlaire.Dia selalu diingatkan oleh kata-kata Xinlaire, jika ia tidak makan maka kakaknya akan kelaparan selama beberapa hari."Apa yang sedang Anda pikirkan, Yang Mulia?" Melissa meletakan sarapan di meja dengan hati-hati. Kejadian semalam membuatnya sedikit bertanya-tanya, apakah benar majikannya yang membuka jendela lagi setelah ia kunci."Tidak ada." Raylene menjawab singkat. Ia hanya melamun, pikirannya kosong.Melissa ingin bertanya, tapi dia akhirnya mengurungkan niatnya. Dia hanyalah seorang pelayan yang tidak boleh meragukan kata-kata majikannya.Raylene sendiri tidak memikirkan apa yang terjadi semalam, seseorang jelas mencoba membunuhnya semalam, tapi dia tidak pe
Read more
15. Trik Lama
"Yang Mulia, apakah Anda akan benar-benar pergi ke jamuan teh yang diadakan oleh Ratu?" Melissa mengkhawatirkan Raylene. Dia tahu bahwa Charlotte tidak menyukai Raylene, dan ia yakin bahwa Charlotte pasti akan mempermukan Raylene di jamuan itu nanti.Sudah satu minggu sejak Charlotte dinobatkan sebagai ratu, dan dalam jangka waktu itu juga hidup Raylene mulai dipersulit. Charlotte mulai memotong uang untuk keperluan Raylene tanpa alasan.Selain itu bagian dapur juga tidak memberikan Raylene makanan mewah seperti biasanya. Raylene nyaris menyantap makanan yang sama dengan pelayan.Mendapatkan perlakuan seperti itu tidak membuat Raylene mengeluh. Pada dasarnya apapun yang ia makan rasanya akan tetap sama, tidak terasa nikmat sama sekali.Bahkan begitu lebih baik, setidaknya dia merasakan apa yang dirasakan oleh kakaknya di penjara yang mungkin mendapatkan makanan tidak layak."Aku harus mematuhi perintah Ratu." Raylene tidak ingin mencari masalah, dia akan baik-baik saja
Read more
16. Mengandung
"Yang Mulia, apakah Anda merasa tidak enak badan?" Melissa memperhatikan wajah Raylene yang pucat."Kepalaku sedikit pusing," jawab Raylene. "Aku tidak bisa menghabiskan sarapan." Wanita itu berdiri dari tempat duduknya, mungkin dia akan merasa lebih baik setelah istirahat.Selama ia kurang tidur karena Xinlaire yang terus menerus menyentuhnya. Mungkin itulah penyebab ia tidak enak badan seperti ini."Yang Mulia mari saya bantu." Melissa hendak meraih tangan Raylene, tapi segera ditolak oleh Raylene."Aku bisa sendiri." Raylene meninggalkan kursi dan hendak menuju ranjang, tapi belum ia mencapai ranjang tubuhny telah jatuh ke lantai."Yang Mulia!" Melissa berlari panik menuju Raylene. Wanita itu memanggil Raylene sekali lagi, tapi tidak ada jawaban."Vivian!"Vivian segera masuk. "Apa yang terjadi pada Selir Raylene?""Aku tidak tahu, Yang Mulia tiba-tiba tidak sadarkan diri. Bantu aku membawa Yang Mulia ke ranjang, lalu setelah itu tolong panggilkan tabib."Vivian segera membantu Mel
Read more
17. Keguguran
"Ibu, Nenek, janin di dalam kandungan Raylene tidak boleh dibiarkan hidup. Apa gunanya posisi ratu jika pada akhirnya anak wanita jalang itu yang naik tahta sebagai penerus Allegra." Ekspresi wajah Charlotte terlihat sangat geram.Rebecca dan Dorothy memiliki pemikiran yang sama dengan Charlotte. Janin di dalam kandungan Raylene tidak bisa dibiarkan tetap hidup. Mereka tidak boleh mengambil resiko sekecil apapun. Penerus Allegra harus dilahirkan oleh Charlotte bukan Raylene.Keduanya tidak mengerti kenapa Raylene sangat beruntung. Wanita itu belum lama menikah dengan Xinlaire, tapi sudah mengandung."Nenek akan memesan obat penggugur kandungan segera." Dorothy akan melakukan apa saja untuk cucunya."Berapa lama obat itu akan tersedia, Nenek?""Tidak akan lama, mungkin hanya membutuhkan waktu dua hari saja."Charlotte tidak ingin menunggu lama, jika bisa saat ini juga obat itu ada di tangannya. Memikirkan Raylene mengandung benar-benar membuatnya gila.Siapa yang tahu apa yan
Read more
18. Tidak Pantas Dicintai
"Lihat mereka baik-baik, siapa yang membeli obat penggugur kandungan dari tokomu?" Xinlaire menatap pengelola toko obat tempat dari mana botol obat yang beberap saat lalu ditemukan.Pengelola itu menatap para pelayan di paviliun Raylene satu per satu. "Itu dia, Yang Mulia."Wajah Melissa mendadak beku. "Tidak! Saya tidak pernah membeli obat apapun dari toko Anda!" Ia segera mengelak."Yang Mulia saya tidak salah mengenali orang. Pelayan saya juga bisa memberi kesaksian." Pria paruh baya itu berkata dengan sungguh-sungguh.Tatapan Xinlaire berpindah ke beberapa pelayan toko obat yang berlutut di lantai."Yang Mulia, apa yang dikatakan oleh Tuan Eric benar. Saya adalah orang yang melayani Nona itu membeli obat penggugur kandungan." Seorang pelayan wanita bicara.Dada Melissa berdebar tidak menentu sekarang. Dia sangat menyadari bahwa saat ini ia telah dijebak. Orang-orang itu bekerja sama untuk membuatnya menjadi tersangka.Raylene juga menyadari hal yang sama, ia sangat percaya pada Me
Read more
19. Yang Terbaik
Xinlaire kembali ke tempat istirahatnya. Kemarahannya masih belum berkurang sedikitpun. Xinlaire melampiaskan amarahnya terhadap barang-barang yang ada di kamarnya.Dia masih tidak menyangka bahwa Raylene akan begitu kejam. Calon anak mereka tidak memiliki kesalahan sama sekali, seharusnya Raylene tidak membunuhnya.Usai melampiaskan kemarahannya dengan menghancurkan sekelilingnya, Xinlaire meraih botol arak dan meminumnya dengan marah.Apa yang dilakukan oleh Raylene benar-benar tidak termaafkan olehnya. Raylene harus merasakan hukuman dari tindakan sepihaknya.Xinlaire tidak akan pernah memedulikan Raylene lagi. Semakin menderita Raylene di istana dingin maka itu akan semakin baik. Itu adalah harga yang pantas Raylene bayar karena telah membunuh anak mereka.**Dua pelayan mengantarkan Melissa yang telah dicambuk ke istana dingin. Raylene segera mendekati Melissa yang tergeletak di lantai dengan susah payah."Melissa." Hati Raylene tersayat ketika melihat kondisi Melissa
Read more
PREV
1234567
DMCA.com Protection Status