All Chapters of Pembalasan Istri yang Kau Duakan: Chapter 11 - Chapter 17
17 Chapters
11. Kabar Mengejutkan
Sagara bisa lepas dari rencana perjodohan sialan itu berkat kebohongannya. Sekarang masalah lain timbul, dan memaksa Sagara harus memutar otak untuk memenuhi permintaan Sang kakek. "Kamu punya pacar?" Sagara mengangguk cepat. Dia sama sekali tidak gugup seolah sudah terbiasa berbohong. "Kalau begitu, bawa dia kemari. Baru aku percaya kalau kamu sudah punya pacar." "Tapi, Kek," keluh Sagara yang langsung terkejut dengan permintaan Tuan Wisnu. "Kalau kamu menolak, aku anggap berbohong. Bawa dia kemari, dan aku baru akan berhenti merencakan perjodohan ini." Sagara meremas rambutnya dengan gusar. Sekarang dia harus mencari wanita yang mau menjadi pacar bohongan. Sebab pada kenyataannya, Sagara tidak punya seorang kekasih yang bisa dia kenalkan kepada Tuan Wisnu. Bagaimana mau punya kekasih? Sagara baru tiba sehari di sini. "Sialan!" Pria itu memukul kemudi mobilnya dengan kesal. Di saat yang bersamaan, ponselnya bergetar menandakan ada pesan yang masuk. Daffa
Read more
12. Dendam
Plak! Suara tamparan itu terdengar nyaring hingga membuat perhatian beberapa orang teralihkan, begitu juga dengan Sagara. Pria itu langsung berbalik dan menatap Andra yang sedang memegang pipi dengan tatapan yang tak bisa dibaca. Hanya tangan pria itu yang tampak mengepal kuat. "Alana, beraninya kamu!" bentak Andra dengan wajah merah menahan malu. "Dasar laki-laki brengsek! Jadi, selama ini kamu selingkuh di belakang Kayla? Apa jangan-jangan Kayla tidak masuk karena sudah tahu semua ini?" sinis Alana dia menatap wanita yang berdiri congkak di samping Andra. "Dan kamu ... dasar wanita nggak tau malu! Pelakor!" "Alana, jaga ucapan kamu. Dia bukan pelakor, dia istriku. Lagipula aku dan Kayla sudah memutuskan untuk berpisah." Lagi-lagi Alana dibuat terkejut dengan ungkapan Andra yang terkesan tak tau malu. "Berpisah? Oh, sialan! Kalian berdua benar-benar brengsek, nggak tau malu." "Alana--" Tangan Andra terangkat ke udara ingin membalas perkataan Alana, tetapi tidak j
Read more
13. Permintaan Aneh Sagara
"Akhirnya ketemu," ucap Sagara pelan. Dia tidak peduli dengan keterkejutan di wajah Kayla. "Tuan, ba-bagaimana bisa Anda ada di sini?" Kayla mengusap kasar pipinya, dan langsung berdiri hendak membungkukkan tubuh sebagai tanda hormat, tetapi Sagara mencegah dengan duduk langsung di samping Kayla. "Kamu tidak masuk kerja seminggu ini. Apa kamu tidak tau ada pemeriksaan di rumah sakit?" Sagara menoleh, dan dia terdiam sesaat saat melihat mata Kayla yang masih tampak terkejut. "Saya ... ingin mengajukan pengunduran diri. Bagaimana Tuan tau saya ada di sini?" Kening Kayla masih tampak berkerut, kebingungan. Kenapa Sagara tiba-tiba saja ada di depan matanya? Lantas, dari mana pria itu tahu dia ada di sini? Sagara kembali menatap lurus ke depan. Melihat anak-anak yang sedang bermain dengan riang gembira. Selama beberapa hari ini, dia sudah berusaha mencari Kayla ke mana-mana, dan akhirnya Sagara berhasil menemukan keberadaan wanita itu. "Tuan, saya butuh penjelasan agar
Read more
14. Situasi Aneh
Kayla tertawa begitu mendengar syarat yang diajukan oleh Sagara. Menikah? Terdengar mustahil. Bagaimana dia bisa menikah dengan orang yang baru dikenal? "Kamu butuh kekuasaan untuk membalaskan rasa sakit hatimu, Kayla. Menjadi Nyonya Dewanta bukan pilihan yang buruk." Seketika tawa Kayla terhenti. Dia menatap Sagara dengan saksama. Perkataan pria itu benar. Sagara kembali menatap wajah sendu Kayla dengan lekat. Mata besar dengan bulu mata lentik itu benar-benar tidak pernah bisa pergi dari bayangan Sagara sejak mereka bertemu. "Pernikahan kontrak. Ini adalah perjanjian yang saling menguntungkan, Kayla. Setelah mendapatkan gelar Nyonya Dewanta, kamu bisa membalaskan rasa sakitmu kepada pria itu." "Lalu apa yang akan Tuan dapatkan?" Sagara terdiam sejenak. "Aku akan terbebas dari perjodohan." "Perjodohan?" "Ya, aku tidak suka dengan hal seperti itu," jawab Sagara tenang. "Kamu tau aku tinggal di negara bebas, dan aku tidak suka dengan ikatan seperti itu." "Kal
Read more
15. Calon Nyonya Dewanta
"Apa itu sangat penting?" Sagara tidak menjawab pertanyaan yang Kayla lontarkan. Pria itu justru kembali bertanya yang mana membuat Kayla kebingungan. "Saya rasa ... tidak terlalu," ucap Kayla pada akhirnya. Dia memilih untuk melanjutkan perbincangan mereka. Kayla segera mengambil surat kontrak yang sudah selesai mereka tandatangani. "Kalau begitu, saya permisi dulu, Tuan. Saya harus kembali ke panti." "Tunggu dulu, Kayla!" Sagara ikut berdiri saat melihat Kayla berdiri. Pria itu memanggil pelayan untuk membayar pesanan mereka, dan setelah selesai Sagara kembali menatap Kayla yang sejak tadi setia menunggunya. "Tuan ingin saya melakukan sesuatu lagi?" Sagara mengangguk. "Bulan depan kamu harus bertemu dengan keluarga saya." Wajah Kayla tampak terkejut dengan permintaan Sagara yang tiba-tiba. "Bertemu dengan keluarga Anda? Apa itu tidak terlalu cepat, Tuan? Lagi pula saya tidak tahu apakah putusan perceraian sudah keluar dari pengadilan?" "Aku hanya ingin mengenalkan
Read more
16. Sagara yang Sebenarnya
Sagara benar-benar menepati ucapannya. Pria itu datang kembali setelah satu minggu berlalu. Dia akan menagih janji Kayla yang akan pindah dari panti hari ini. Tentu saja, kedatangan Sagara membuat bu Arum terkejut. Apalagi saat Sagara mengutarakan niatnya untuk menjadi donatur tetap di panti ini. “Tuan serius ingin menjadi donatur panti?” tanya bu Arum tak percaya. Wanita paruh baya itu bahkan sampai berkaca-kaca karena terlalu senang. Akhirnya, panti yang dia dirikan sejak dulu akan punya masa depan yang jelas. Sagara mengangguk dengan senyum tipis. “Saya serius, Bu.” “Terima kasih kalau begitu, Tuan. Saya merasa sangat bahagia karena akhirnya ada malaikat yang mau menolong kami semua di sini.” Bu Arum meraih tangan Sagara dan menggenggamnya dengan kuat sebagai ucapan terima kasih, bahkan sampai ingin mencium tangan pria itu sebelum Sagara menolaknya. “Panggil saya Saga saja, Bu, dan jangan mencium tangan saya seperti ini. Saya lebih muda dari Ibu.” “Terima
Read more
17. Sikap Hangat Sagara
Mendadak suasana terasa begitu canggung saat Sagara tiba-tiba saja menggenggam tangan Kayla. Tidak ingin membuat perasaan siapa pun salah paham, Kayla segera menarik tangannya dengan cepat. Wajah wanita itu juga terlihat begitu gugup. "Kamu gugup?" tanya Sagara yang terlihat kembali santai, seolah tidak terjadi sesuatu. "Ya, aku tidak pernah disentuh oleh orang asing." "Orang asing? Aku calon suami kamu, Kayla. Ingat itu!" tukas Sagara masih dengan menatap jalanan. "Tapi pernikahan itu hanyalah kontrak saja." Terdengar hembusan napas panjang dari Sagara saat mendengar ucapan Kayla. "Apa itu artinya kita tidak boleh berpegangan tangan? Kalau seperti itu, semua orang akan curiga, Kayla. Lagi pula di surat kontrak kita tidak ada larangan berpegangan tangan."Ya, apa yang Sagara katakan itu benar. Meskipun hanya pernikahan kontrak, tetapi mereka juga harus bersikap normal agar orang-orang percaya. Kayla menoleh dengan hati-hati, dan melihat wajah Sagara yang terlihat begitu te
Read more
PREV
12
DMCA.com Protection Status