Semua Bab Menyesal Setelah Bercerai : Suamiku Ternyata Kaya Raya : Bab 11 - Bab 17
17 Bab
Tertangkap Satpol PP
Ini lebih sakit dari sekadar sebuah tamparan. Semua kalimat Raysa terasa menyayat hatinya. Sakit dan sesak. Reza mengangguk kecil dengan mata yang masih menatap Raysa, berharap masih ada setitik harapan pada hubungan mereka ini."Kasih aku waktu buat berkemas, aku akan pergi dari sini.""Baguslah, cepat pergi sana!" usirnya lagi yang mana Raysa kini pergi dari kamarnya.Reza masih duduk di tempat tidur, menatap setiap bagian ruangan itu. Tiba-tiba dia teringat dengan gelang Via yang dia tinggalkan beberapa hari lalu. Reza langsung mencarinya, menggeledah setiap bagian kamar. Namun, ternyata benda itu tidak dia temukan di mana pun juga.Reza belum mengemasi barangnya, dia berniat untuk mendapatkan gelang itu lebih dulu sebelum dia pergi. Dia keluar dari kamar, berniat menanyakannya langsung pada Raysa.Namun, kakinya berhenti melangkah saat melihat ada seorang laki-laki tengah duduk bersama Raysa. Dia terlihat rapi dengan jasnya, di atas meja terdapat banyak berkas yang Reza tidak tahu
Baca selengkapnya
Bakti Sosial di Pantai Giri
Seharian Reza dikurung di sana, sebelum akhirnya ditempatkan ke bangunan di belakang. "Kamu dan yang lainnya untuk sementara waktu tinggal di sini dulu. Kamu bisa ikut aktivitas yang sudah dijadwalkan dan ya bantu-bantu aja di sini.""Ini rumah dinas sosial, tempat di mana orang-orang seperti kalian tinggal. Daripada tinggal di jalanan, mengganggu orang, lebih baik di sini. Kalian akan aman, terjamin juga, asalkan nurut aja sama semua petugas," jelasnya lagi yang mana Reza hanya bisa pasrah.Dia tersenyum hambar, menatap ruangan itu yang terdiri dari beberapa tempat tidur. Bukan merasa hina, Reza hanya merasa terluka dengan sikap Raysa yang dengan tega membuangnya. Kalau dia tidak dibuang, tidak mungkin istrinya itu menolak mengenalinya.Raysa secara terang-terangan menyebut kalau mereka tidak saling mengenal. Membuat dada Reza terasa sesak, tenggorokannya seperti dicekik, benar-benar sakit. Reza mengusap wajahnya, yang ternyata bulir bening melintas di pipi."Terimakasih Pak, sudah m
Baca selengkapnya
Pergi Tanpa Harta
Senyum penuh kemenangan tampak jelas di wajah pria yang menutup wajahnya dengan masker, dia memberi isyarat pada semua preman suruhannya untuk membawa Reza pergi dari sana. Dia tak mau kalau ada saksi mata yang akan membuat namanya tercoreng di media masa.Reza diseret menuju mobil yang sudah disiapkan tak jauh dari sana, mereka tak sadar kalau tubuh Reza meninggalkan jejak di pasir pantai itu. Reza diangkat dan dilempar dengan kasar. Mobil hitam itu melaju meninggalkan area pantai dan berhenti di sebuah bangunan tua.Kepala Reza terasa pening, kesadarannya sudah kembali walau matanya masih belum bisa menatap sekitar dengan baik. Reza hanya menemukan ada beberapa orang laki-laki bertubuh tinggi besar mengelilinginya. Mereka menggunakan masker hitam dan topi, membuat Reza tak bisa mengenali mereka satu per satu.Reza kembali diseret ke kursi, dia didudukkan dengan paksa."Tanda tangani surat cerai ini atau kamu akan dihabisi!" ucap salah satunya.Saat mendengar ucapan itu, Reza baru sa
Baca selengkapnya
Aru Malaca
Semua nelayan berpencar mencari Reza, setelah beberapa menit pencarian, salah satunya melihat jejak mobil yang membuat mereka langsung mengarah ke beberapa tempat terdekat di sana. "Pak, kita cari ke arah sana. Siapa tahu ada bangunan kosong atau apa yang bisa dijadikan tempat kejahatan. Kita cek satu per satu, sekalian tanya sama orang sekitar siapa tahu melihat mobil mencurigakan!"Baru saja mereka akan pergi, tiba-tiba mereka melihat mobil hitam yang melaju dengan kecepatan tinggi. Mobil itu keluar dari arah hutan, membuat para nelayan segera berlari."Kita cek di rumah kosong itu!"Semua berlarian dan begitu masuk, mereka menemukan Reza berlumuran darah."Pak Darma, ada Nak Reza di sini!""Cepat bawa mobil, kita bawa dia ke rumah sakit!" teriak Pak Darma.Reza pun langsung digotong ke luar dan dinaikan ke dalam pick up. Pak Darma dan beberapa nelayan membawanya ke rumah sakit. Kondisi Reza tidak cukup parah, tusukan itu tak sampai mengenai organ tubuhnya. Jadi, dia bisa langsung p
Baca selengkapnya
Wajah itu mirip sekali dengan Papa
Pusat perbelanjaan memiliki atap yang dihuni oleh para elit global yang memiliki kartu akses VIP. Di mana tempat itu juga terhubung ke sebuah hunian apartemen bintang 5."Di atas sana ada apa, ya?" tanya Reza.Saat dia naik ke lantai atas, seketika mata Reza beradu dengan sepasang mata yang cukup dikenalinya. Sosok misterius yang pernah memintanya untuk ikut pergi, orang yang mengklaim kalau dirinya adalah sang pewaris.Sosok itu melirik Reza, tetapi kemudian matanya kembali teralihkan pada seorang perempuan yang berjalan di depannya. Reza memicingkan mata, takut kalau orang itu berbuat kejahatan. Namun, terlihat kalau dia seperti tengah mengawalnya."Siapa perempuan yang dikawalnya?" tanya Reza.Reza yang penasaran terus melangkah dengan mata yang tak lepas dari targetnya. Sampai akhirnya di sampai di depan toko pemesan. "Mas, bisa tolong ini atur dulu. Saya ada keperluan sebentar!""Oh boleh, kamu mau ke mana?""Za, ini tempat baru bagi kamu. Jangan jauh-jauh ya, nanti saya susah ca
Baca selengkapnya
Pamit
"Tuan, silakan!" pinta seorang pengawal meminta Reza mengikutinya. Reza dibawa ke ruangan yang terlihat seperti ruang rapat. Meja besar dan panjang dengan banyak kursi yang mengitarinya. Reza dipersilakan untuk duduk, diikuti oleh wanita paruh baya yang kini duduk di kursi paling utama. Dia tersenyum pada Reza, membuatnya hanya bisa membalas senyuman itu dengan hampa. Bingung juga harus bersikap seperti apa, Reza tidak mengenalinya sama sekali. "Tuan Muda, ini Nyonya Wiryo. Beliau adalah Eyang Anda." Sontak kalimat bodyguard itu membuat Reza melirik wanita di depan sana, yang masih terlihat tersenyum. "Panggil saja Eyang Wiryo. Apa kabar kamu, El?" tanyanya lagi dan Reza hanya mengangguk saja. Reza masih tampak kaku, tetapi Eyang Wiryo memintanya untuk menceritakan semua hal yang terjadi dalam hidup Reza. Eyang ingin tahu semuanya. Tentang kehidupan remajanya, dewasanya, dan bahkan percintaannya. Eyang juga menanyakan status Reza saat ini. Sebenarnya masih ragu, tetapi Eya
Baca selengkapnya
Berebut Jabatan
Tak ada bunyi alarm atau teriakan Raysa, kini Reza benar-benar tidur dengan nyenyak di tempat barunya. Hanya cahaya sang raja dari ufuk timur yang membangunkannya, membuat Reza langsung terperanjat dari tidurnya.Reza berniat untuk bergegas bangun, tetapi dia ingat kalau saat ini dia tengah ada di rumah Eyang Wiryo. "Sudah bangun, Tuan Muda?" tanya seseorang.Reza langsung melirik ke sumber suara, yang ternyata di sana ada Dani yang sudah siaga dengan pakaian khas pengawal. Reza tersenyum hampa sembari menggaruk kepalanya yang tak gatal."Oh iya, kami tunggu di bawah karena Anda harus ikut Eyang Wiryo ke perusahaan utama!" ucap Dani lagi yang membuat Reza sedikit menaikkan alisnya.Reza kini berdiri di depan cermin, menatap tubuhnya yang dibalut kemeja dan celana hitam, dan juga sepatu yang mengkilap. Dia seperti orang baru, terlihat sangat tampan dan mempesona. Reza memuji dirinya sendiri. "Ternyata kalau berdandan seperti ini aku juga sangat tampan," ucapnya.Reza juga mengenakan ja
Baca selengkapnya
Sebelumnya
12
DMCA.com Protection Status