David bukanlah pria suci, walaupun memiliki impian yang mulia. David sudah begitu sulit mengendalikan diri, terhadap setiap rayuan yang dilancarkan oleh Bella. David tahu, dirinya hanya akan menjadi bagian dari rencana balas dendam wanita ini. Mirisnya, peran yang dipikul hanyalah sebatas teman kencan bagi Bella, tidak lebih.
Apakah dirinya mampu menjalani hubungan seperti itu? Apakah dirinya mampu melanggar semua norma yang dijunjung tinggi selama ini? Yang terpenting adalah, bagaimana dirinya menjalani hidup pada saat Bella meninggalkannya?
Bella mempererat pelukan dan memperdalam ciumannya. Bibir pria ini amat berbeda dengan bibir Ben. Bella menyukai rasa David, bahkan ingin rasa pria ini yang tertinggal pada dirinya.
Pertahanan David luluh lantak. Ya, anggap saja ini bagian dari petualangan yang tidak berarti.
Malam itu, Bella menerima David dengan penuh sukacita. Perlakuan David yang begitu lembut dan memuja dirinya, membuat B
Isabella Swan atau yang biasa dipanggil Bella, mengintip dari balik pintu kamar tidurnya. Gadis berusia 17 tahun itu, mendengar pertengkaran kedua orang tuanya dan itu mengusik perhatiannya.Lain halnya dengan Crystabella Swan yang biasa dipanggil Crystal, sang kakak sama sekali tidak peduli dengan pertengkaran kedua orang tuanya itu. Crystal menggunakan headset untuk kembali fokus pada permainan ponselnya.Kedua orang tuanya sering bertengkar, bahkan terkadang beberapa pukulan mendarat di tubuh ibu. Bella sangat mengkhawatirkan ibu, yang sudah begitu lelah seharian bekerja dan masih harus menghadapi ayah yang selalu pulang dalam keadaan mabuk.Semenjak ayah dipecat dari pekerjaannya 3 tahun yang lalu, beliau menjadi frustasi dan sangat mudah tersinggung. Setiap ibu mengucapkan sesuatu, maka ayah akan langsung mengamuk. Ayah bukannya berusaha mencari pekerjaan lain, tetapi malah menghabiskan waktu dengan minum minuman beralkohol.PRANGGG!
"Bagaimana denganmu?" tanya Bella yang menjawab pertanyaan Nicholas dengan pertanyaan."Tentu aku akan mengambil jurusan hukum! Aku ingin menjadi pengacara ternama!" ujar Nicholas sambil tersenyum lebar.Lalu, mereka berdua berjalan ke arah halte bus dan duduk di sana sembari menunggu."Bagaimana denganmu?" tanya Nicholas kembali.Bella menghela napas dan menatap kekasihnya itu, seraya berkata, "Aku akan kuliah tahun depan.""Mengapa seperti itu? Pasti itu karena kakakmu, Crystal. Aku akan menegurnya!" ujar Nicholas kesal dan mengeluarkan ponsel dari saku celananya."Hei .... Hentikan!" ujar Bella dan menahan Nicholas yang sudah hendak menghubungi nomor ponsel kakaknya itu.Ponsel adalah barang mewah bagi keluarga Swan. Yang memiliki ponsel hanya Crystal dan Bella sendiri tidak yakin bagaimana kakaknya itu mampu membeli ponsel. Jadi, Bella menyimpan nomor ponsel kakaknya di ponsel milik Nicholas. Walaupun, tidak pernah sekalipun Bella menghu
Crystal berusaha keras untuk berdiri, tetapi karena mabuk, kakinya tidak mampu berdiri tegak.Bella kembali menghampiri kakaknya itu dan menangkap tubuh Crystal yang kembali limbung. Merasakan sentuhan tangan Bella di lengannya, membuat Crystal murka dan kembali mendorong tubuh adiknya itu dengan kuat.Brukkk!!!Bella terduduk di atas lantai, cukup keras. Hal itu membuat Bella meringis kesakitan dan menatap Crystal dengan rasa tidak percaya."APA?""Kamu tidak senang dengan perlakuanku? Semua yang terjadi padamu bukan salahku! Semua itu terjadi karena kamu terlalu baik dan menjadi bodoh!""BODOH!!!"Crystal bersandar di dinding rumah yang sudah lapuk dan menatapnya dengan penuh kebencian, kemudian lanjut berkata, "Aku hanya ingin menjadi kaya dan terlepas dari kedua orang tua bodoh itu!""Dan dirimu tentunya! Adik kecil yang selalu bertingkah layaknya seorang malaikat! Kau tahu, karena aku kakakmu, maka aku akan memberimu nasehat!"
Bella mengedarkan pandangannya, dan terlihat jelas dirinya berada di rumah sakit."ISABELLA SWAN!!!"Bella mendengar jelas, suara ibu yang meneriaki nama lengkapnya. Itu tanda, bahwa ibu benar-benar marah.Bella memalingkan kepalanya ke arah asal suara tadi. Dirinya melihat, ibu melihatnya dengan raut wajah begitu marah. Apa yang terjadi dengan wajah ibu? Wajah ibu hampir separuh tertutup lebam, bahkan salah satu mata ibu begitu merah."A-apa yang terjadi terhadap Ibu?"Tanya Bella, dirinya bahkan kesulitan mengenali suaranya sendiri. Suaranya saat ini, terdengar begitu lemah dan serak. Untuk mengucapkan satu kalimat tadi, membuat tubuhnya berkeringat dingin.Di samping ibu, Ellena melihat Crystal yang seperti biasa, selalu terlihat tidak peduli."Kau ...! Kau anak durhaka!"Cecar ibu kepada Bella, ini pertama kalinya Bella melihat ibu begitu marah."Sudahlah, Bu! Ayah pantas menerima hukuman itu. Lihat apa yang
Nnn"Nyonya Swan tidak bisa menjemput dirimu. Jadi, aku menyempatkan waktu untuk mengantarmu pulang."Inspektur David mencoba menjelaskan. Sebetulnya, dirinya hanya kebetulan lewat dan memastikan apakah gadis itu sudah pulang. Namun, informasi yang di dapat dari perawat, sama sekali tidak ada keluarga gadis itu yang datang hari ini. David sendiri tahu jelas, ibu gadis itu sangat marah karena keberaniannya melapor kepada polisi dan hal yang diucapkan Sang Ibu juga masuk di akal. Kedepannya Keluarga Swan akan sulit menghadapi para tetangga dan warga sekitar.Bella mengangguk dan berdiri, lalu berjalan mendekati Inspektur David."B-bagaimana dengan biaya rumah sakit?" tanya Bella. Dirinya memiliki tabungan, tetapi tidak banyak dan disimpan di rumah."Kantor sudah membayarnya!" jawab Inspektur David singkat. Dirinya pribadi membayar tagihan rumah sakit gadis itu, karena rasa iba.Bella tidak lagi berkata-kata, dirinya patuh mengikuti Inspektur David d
"Itu pantas! Ayah sudah mengkalkulasi, kami akan mengambil cicilan untuk 10 tahun. Jadi, uang muka tidak terlalu berat," ujar Tuan Hall tersenyum bahagia."Tapi-"Nicholas tidak memiliki kesempatan untuk mengutarakan keberatan, karena ibunya lanjut berkata, "Turuti perkataan orang tuamu! Itu akan membuat dirimu lebih dipandang tinggi!""Namun, kami masih kekurangan sedikit untuk pembayaran uang muka! Bella, apakah kamu mau membantu Nicholas? Aku yakin, kamu tidak akan keberatan!" ujar Nyonya Hall menatapnya tajam.Bella menelan ludah. Dirinya memiliki sedikit tabungan, tetapi itu untuk biaya kuliahnya tahun depan."Ayolah, Bu! Jangan merepotkan Bella, dirinya sendiri harus-"Kembali ucapan Nicholas terpotong, tetapi kali ini oleh Bella yang buru-buru berkata, "Tentu! Aku akan membantu Nicholas!"Seketika senyum merekah di wajah Tuan dan Nyonya Hall. Hal itu membuat Bella merasa sedikit tenang, walaupun itu artinya dirinya akan kehilang
"Kita akan melewati ini semua bersama," bisik Nicholas.Bella merasa matanya hangat, begitu juga dengan hatinya. Saat ini, Bella merasa sangat beruntung dengan keberadaan Nicholas di sisinya.Bella melangkah masuk melewati pagar rumah dan kembali berbalik menatap Nicholas yang masih menatap dirinya."Pulanglah!" ujar Bella sambil menggerakkan tangannya meminta pria itu segera pergi."Selamat malam," ujar Nicholas sambil melambai pada Bella.Bella menunggu sampai Nicholas menghilang baru membuka pintu rumah. Namun, tangannya yang diletakkan di kenop pintu terhenti, saat sebuah mobil mewah berwarna hitam berhenti tepat di depan rumah mereka.Bella berbalik dan melihat seorang pria berpakaian rapi keluar dari pintu pengemudi, berjalan ke arah pintu penumpang bagian belakang dan membuka pintu itu. Bella melihat sepertinya pria itu adalah seorang supir, jika dilihat dari pakaiannya yang terlihat seperti seragam.Crystal turun dari mobil da
Setidaknya, hari ini Bella dapat melihat ibunya tersenyum dan dirinya berterima kasih karena kedatangan Nicholas.Hari-hari berlalu dengan cepat, tidak terasa tiga tahun sudah berlalu. Saat ini, Bella berusia 20 tahun. Enam bulan lagi, ayahnya akan dibebaskan. Karena kelakuan ayah yang baik, beliau mendapatkan remisi.Bella tidak lagi kuliah. Keuangan keluarga mereka sangat buruk. Uang yang di dapat dari menjahit boneka tidak seberapa. Terlebih, Bella masih harus ikut membayar cicilan kendaraan Nicholas. Namun, Bella tidak keberatan. Nicholas tumbuh menjadi pemuda yang begitu memukau dengan otak brilian.Terkadang, Bella akan merasa berkecil hati saat bersama dengan Nicholas. Banyak hal yang tidak lagi dapat mereka bicarakan, bisa dikatakan jenjang sosial mereka sudah berbeda. Bahkan, Bella sudah jarang pergi ke rumah keluarga Hall. Orang tua Nicholas beberapa kali secara terang-terangan menolak kehadirannya, dengan mengabaikan deringan bel yang dibunyikan olehnya.