Share

Mengendalikan Kekuatan

Suasana kelas 2-F hari ini heboh membicarakan tentang peristiwa kematian misterius yang terjadi di wilayah mereka.

"Hei-hei kau lihat berita kemarin? Aku jadi berpikir dua kali, tidak bahkan seratus kali jika ingin keluar rumah sendirian..." Kata salah seorang gadis yang berpenampilan sangat modis di kelas 2-F.

"Benar-benar mengerikan..." Sahut gadis lain yang baru saja masuk kelas.

"Pagi Erika..." Sapa gadis modis yang duduk berkerumun dengan gadis-gadis lainnya itu. "Apa yang terjadi?"

"Kalian sudah lihat berita kemarin? Kematian-kematian aneh di wilayah kita?" Erika meletakkan tasnya.

"Kami juga sedang membicarakannya, benar-benar menakutkan..." Kata gadis berambut pendek di samping Akiko gadis yang selalu tampil modis.

"Apa sebaiknya kita memakai masker kemana-mana agar tidak terkena virus aneh yang membunuh para gelandangan itu?" Kata gadis lainnya.

"Kurasa itu bukan virus penyebabnya, aku yakin itu pembunuhan..." Kata Akiko si gadis modis.

"Kudengar ciri-ciri kematiannya mirip dengan kematian Dert..." Perkataan Erika membuat gadis-gadis lain merinding mendengarnya.

"Pagi semua..." Sapa Ake yang baru saja masuk kelas bersama Jenn.

"Pagi Ake.." Sahut gadis-gadis lain.

"Pagi Jenn..." Akiko tersenyum manis ke arah Jenn.

"Yo...gadis-gadis..." Jenn menghambur di antara kerumunan para murid perempuan yang sedang membicarakan peristiwa kematian yang terjadi di sekitar mereka.

Sementara yang lain tengah asik dengan obrolannya...

Tak seperti biasanya, hari ini Rue masuk kelas bahkan terlalu awal. Dia nampak tertidur di bangku belakang, saat teman-teman sekelasnya heboh bercerita, berteriak dan tertawa. Hal yang sangat Rue benci.

Bahkan saat teman-teman sekelasnya heboh membicarakan peristiwa kematian yang terjadi, seperti biasa Rue tetap tidak pernah peduli dengan apa yang orang-orang bicarakan, sekalipun itu mengenai dirinya.

Sampai akhirnya Lyl datang dan duduk disebelahnya, kerumunan para gadis yang tadinya mengelilingi Jenn itu terpecah menjadi dua, seolah di kelas itu mereka memiliki dua idola. Penggemar Jenn dan penggemar Lyl.

"Hai Lyl, selamat pagi" Sapa salah seorang gadis.

"Pagi.." Jawab Lyl dengan senyum ramahnya.

"Lyl, apakah kau memiliki seseorang yang kau suka di sekolah lamamu?" Tanya gadis lain, di depan Lyl.

"Ih Aubrey pertanyaanmu..." Sahut gadis lainnya. "..tapi aku juga penasaran..."

"Jawab Lyl, jawab..." Gadis-gadis yang berkerumun itu membuat keributan kecil, di dekat Rue yang terbiasa sendirian. Membuat Rue yang memaksakan diri untuk tidur, terganggu dengan suara berisiknya.

Rue mengangkat wajahnya yang semenjak tadi ia rebahkan di meja. Dia bangun dari tempat duduknya.

"Rue, mau kemana?" Tanya Lyl. "maaf mengganggu tidurmu.." Lanjut Lyl dengan ramah.

"Tcih..!" Rue nampak kesal dengan akting Lyl sebagai manusia. Dia berjalan meninggalkan bangkunya sebelum sempat keluar kelas, Clarey Hassel wali kelasnya sudah di ambang pintu. Akhirnya ia kembali ke bangkunya dan merebahkan kepalanya kembali di mejanya.

Bukan tanpa alasan, hari ini Rue berada di kelas dan datang lebih awal. Dia mencoba menghindari nafsu membunuhnya, dia berpikir jika dia berada di kelas, mungkin dia tidak memakan korban hari ini. Dia masih berpikir semua yang ia lakukan bukanlah kemauannya, tapi karena kekuatan yang ia dapatkanlah yang mempengaruhinya.

Sepanjang jam pelajaran Rue terus memikirkan cara untuk meningkatkan kemampuannya, hingga tanpa sadar dia yang dari tadi menyenderkan kepalanya di meja, tertidur.

*************************************************************

Di tengah kota, di depan gedung pemerintahan terjadi bentrok antara aparat dan demonstran. Hal yang cukup lumrah terjadi di suatu negara. Tampak beberapa korban jiwa antara aparat dan demonstran. Terlihat beberapa reporter yang mengabarkan kejadian tersebut, selain itu beberapa orang juga sibuk mengabadikan moment itu dengan kamera ponselnya. Entah apa yang ada dalam pikiran manusia-manusia itu.

Hal serupa di sudut kota lainnya, bentrokan antar kelompok juga terjadi. Banyak hal yang dapat menjadi pemicu suatu perselisihan, tak jarang berbagai dalih digunakan hanya untuk suatu kepentingannya.

Manusia, tak perlu lagi bantuan setan dan iblis, karena manusia dapat melebihi iblis. Bahkan dalam hal keburukan.

Dalam kegelapan, dibalik sebuah layar besar, semua peristiwa dan kejadian itu di lihat oleh sosok hitam kemerah-merahan dengan dua tanduk di kepalanya, mahluk itu duduk dengan ditemani para pengikutnya.

"Hahahahahahahahhahahahahahahahahahahahahahaha..."

Mahluk-mahluk itu tertawa dengan tontonan di depan mereka.

"Pada dasarnya manusia-manusia itu menyukai kekacauan" Kata mahluk bertanduk yang mengenakan jubah kebesarannya itu, sepertinya dia adalah pemimpin dari mahluk-mahluk bertanduk di sekelilingnya.

"Lihatlah betapa bodohnya mereka sekarang... setelah ribuan tahun mengklaim diri mereka adalah mahluk terbaik di dunia ini...Manusia hanya mahuk bodoh yang tidak dapat mengakui kelemahannya, dan selalu melimpahkan segala kesalahannya kepada kaum kita"

"Tuanku benar, mereka hanya sekumpulan sampah yang hanya menjadi noda di dunia ini" Timpal mahluk bertanduk lainnya.

"Setidaknya manusia-manusia itu dapat memberikan kita tontonan yang menghibur..."

"Tuanku benar"

Hahahahahahahahahahahahahahahahahahahahahahahhahahahahahahahahahahahahahahahahaha

Mereka tertawa.

Di satu sudut, dimana para mahluk gelap kemerah-merahan menikmati tontonannya. Sesosok bayangan hitam tanpa tanduk terdiam menatap keriuhan tempat itu. Seolah keberadaannya tidak disadari oleh mahluk-mahluk lain di tempat itu, dia berjalan pelan. Sosok yang bagai bayangan itu terus berjalan diantara kerumunan mahluk-mahluk bertanduk tanpa ada yang memperhatikan langkahnya. Semua mahluk bertanduk itu tetap terfokus pada apa yang mereka lihat.

Perlahan sosok gelap itu melebur dengan udara dan lenyap begitu saja dari keriuhan tempat itu.

*************************************************************

Usai pelajaran terakhir, para siswa bersiap pulang ke rumah masing-masing.

"Jenn, aku duluan ya..." Ake mengangkat tasnya. "..yuk Erika"

"Eh, aku lupa bawa uang untuk beli keperluan kita, Ake.." Erika menepuk jidatnya. "Aduh, gimana ini?"

"Aku bawa kok, tenang aja..." Ake dan Erika berjalan keluar kelas.

"Ake, maaf ya..." Perlahan suara obrolan Ake dan Erika terdengar semakin jauh.

 

Akiko berdiri di depan Jenn yang hendak meninggalkan kelas "Jenn, hari ini aku bisa minta tolong menemaniku sampai rumah?"

"Ah, maaf Akiko tapi aku ada janji dengan sesorang" Jenn menolak.

"Tidakkah kau kasihan seorang gadis pulang sendirian di saat banyak kejadian mengerikan di sekitar sini?" Akiko terdengar agak memaksa.

"Baiklah.. baiklah aku menyerah, aku akan mengantarkanmu" Jenn tersenyum, senyuman penuh kepalsuan. 'Gadis bodoh, bisa saja aku yang membunuhmu' pikirnya.

Rue terbangun, ketika semua murid sudah pergi meninggalkan kelasnya. Dia menatap ke arah luar jendela yang sudah nampak gelap.

"Yo, sahabatku..." Suara itu berasal dari langit-langit kelas.

Sesaat Rue terkejut ketika menatap ke arah suara itu berasal, bukan tidak mengenal suara shinigami yang menanamkan weaps kepadanya tapi kelakuan Lyl yang seperti laba-laba. Dia mengangkat tasnya tidak mempedulikan kelakuan Lyl, dan melangkah keluar kelas begitu saja.

Lyl melayang-layang seperti serangga mengikuti langkah Rue "Setelah beberapa hari mengikutimu aku dapat satu kesimpulan..."

"Apa maksudmu?" Meski tidak tertarik kata-kata Lyl, Rue tetap bertanya sambil terus berjalan keluar dari gedung sekolahnya.

"Ternyata kau sama sekali tidak populer..." Lyl melanjutkan kata-katanya yang sempat terpotong oleh pertanyaan Rue.

"Tcih!" Rue menyesal bertanya, padahal ia tau shinigami yang melayang-layang mengikutinya itu tidak pernah memberikan jawaban serius.

"...dasar manusia transparan"

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status