DIRTY ROMANCE

DIRTY ROMANCE

Oleh:  Kumara  Tamat
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
9.9
36 Peringkat
32Bab
7.7KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

(21+) Mika yang merupakan siswa berprestasi di sekolah memutuskan untuk tidak melanjutkan studinya ke jenjang perguruan tinggi. Sontak keputusannya itu memicu banyak pertanyaan orang-orang di sekitarnya, termasuk guru muda yang juga merupakan wali kelas Mika, Janu. Janu merasa perlu meyakinkan Mika agar mau melanjutkan studinya. Tanpa memberi tahu Mika, Janu melakukan kunjungan rumah. Dan betapa terkejut dia saat mendapati kondisi Mika yang menyedihkan. Rupanya ayahnya telah berjudi dan menyebabkan ibunya terlilit utang sampai ratusan juta. Utang yang besar itu membuat Mika terancam dinikahkan dengan seorang tuan tanah. Meski berat hati, Janu menawarkan bantuan yang lain, dia bersedia untuk membiayai kuliah Mika. Namun, ibu Mika yang konservatif mendesak agar Janu menikahi Mika supaya menghindari fitnah. Tanpa diduga-duga, Janu setuju untuk menikahi Mika. Pernikahan tanpa rencana pun terjadi. Namun, ada yang lain dari sikap Janu. Ada rahasia yang dia sembunyikan dari Mika, dan hal itu menyangkut masa lalu gelapnya serta mantan kekasihnya. Di lain pihak, kehadiran pria lain mulai mengacaukan biduk rumah tangga palsu mereka. Berhasilkah mereka bertahan? Lalu kenapa ada rasa cemburu apabila mengaku tak ada rasa?

Lihat lebih banyak
DIRTY ROMANCE Novel Online Unduh PDF Gratis Untuk Pembaca

Bab terbaru

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen
default avatar
sipayungmargaria
seru sih ceritanya tp kurang pas rasanya klu ending nya berpisah , chemistry kurang apdol gtu
2021-10-07 03:47:08
1
user avatar
Azled
singkat tapi loveee
2021-09-03 10:56:40
2
user avatar
ArgaNov
Wah udah tamat aja... Singkat dan padat, ya. Salam dari "Aku Suka Kamu, Tapi ...." Jangan lupa singgah ya...️
2021-09-02 08:54:10
2
user avatar
Murninulis
Janu bakalan balik lg tidak tolongi Rosa? Tk sabar lg nunggu lanjutannya
2021-07-01 15:42:56
1
user avatar
Rosenorchid
Yang dirty ini bikin mood booster
2021-06-26 09:26:16
1
user avatar
Oryza_Sativa
Berharap aku yang jadi Mika, mau dong di perhatikan juga sama Janu.
2021-06-26 08:58:25
1
user avatar
Aililea (din din)
Ceritanya bagus pakai banget, ga nyesel baca novel ini🥰🥰🥰
2021-06-26 08:09:28
1
user avatar
Vieneze
Bulan madu enaknya yang hangat Thor. Suka ceritanya..
2021-06-26 08:08:10
1
user avatar
Jana Indria
Nexxt, Nunu aku padamu eh
2021-06-26 07:51:11
1
user avatar
athena_vivian
Janu, kalo Mika nolak kamu, sama aku aja, deh....open vacancy, lho.....hehehe
2021-06-26 07:46:29
1
user avatar
Leuco_sapphire
Lanjut qaqa.. Menanti mu up yang banyakkkk
2021-06-26 07:36:06
1
user avatar
Pinnacullata
Keren ini ceritanya, lanjut yuk
2021-06-26 07:35:04
1
user avatar
nura0484
suka ceritanya, kak
2021-06-24 14:24:48
1
user avatar
Vieneze
Up lagi dong Thor. Penasaran nih..
2021-06-22 17:20:15
1
user avatar
athena_vivian
Apakah kamu mulai melunak, Mika?
2021-06-22 17:10:36
1
  • 1
  • 2
  • 3
32 Bab
GURU MUDA
Janu berjalan gontai menuju ruang kerjanya. Hari ini pun terasa berat. Sebagai guru muda di Sekolah Menengah Atas, tiap hari adalah tantangan baru baginya. Menghadapi tingkah pola murid-muridnya dan juga menyiapkan materi pelajaran setiap hari bukanlah persoalan gampang. Khususnya menjelang akhir semester genap seperti sekarang, ada banyak raport yang harus dia kerjakan.Pria berkacamata itu duduk di kursinya dengan lesuh. Meja kerja yang berisi komputer dan alat-alat tulis tampak berantakan, semuanya diletakkan secara sembarangan. Sesaat pandangannya terlempar keluar jendela ruang kerja yang penuh buku itu, terutama buku pelajaran kimia. Lalu matanya terarah kepada tumpukan formulir di atas sudut kanan meja, formulir pendaftaran masuk universitas milik kelas 12 IPA 3 yang sudah setahun dia bina.Ini adalah tahun pertama dia mendapat kesempatan menjadi wali kelas sejak resmi menjadi guru lima tahun yang lalu. Jari-jarinya yang lentik bergerak membuka satu per satu lemb
Baca selengkapnya
TAWARAN MENIKAH
"Bapak mau bicara soal formulir pend--""Nggak perlu, Pak. Saya nggak lanjut sekolah." Mika langsung memotong ucapan Janu.Muka Janu agak terperangah. Wajar, sebab ini pertama kali Mika memotong ucapannya. Gadis berwajah datar ini memang dingin, tapi belum pernah sedingin ini."Ehm ..., maaf ya, tapi apa Bapak boleh masuk ke dalam? Apa ada orang tua kamu?" tanya Janu masih berusaha bersikap santai.Mika berniat untuk menghalangi Janu masuk ke dalam rumahnya, tapi tiba-tiba saja ibunya muncul dari dalam rumah. "Heh! Mika! Ada wali kelas kamu kok kamu nggak panggil Bunda?! Pak Janu ..., silakan masuk, Pak. Silakan." Bunda Mika mempersilakan Janu masuk ke dalam rumah sederhana mereka.Janu melihat-lihat sebentar kondisi ruang tamu rumah Mika yang sempit. Hanya ada sebuah sofa butut, meja kayu kecil, serta sebuah TV cembung keluaran lama.Mika menyajikan segelas teh panas dan juga setoples kue kering kepada Janu. Setelah kondisi agak tenang, bar
Baca selengkapnya
SURAT PERJANJIAN
"Pak? Gimana?" Bunda Mika membuyarkan Janu dari lamunannya yang sempat membuatnya hilang dari situasi nyata di depan matanya."Ah ..., maaf, Bu. Saya kaget dapat permintaan mendadak seperti itu." Janu menggaruk tengkuknya yang tak gatal sebenarnya.Sambil menahan rasa malu, Mika menepuk tangan ibunya. "Bunda apa-apaan sih? Kesannya kayak menjual aku aja," protesnya."Bunda cuma mau yang terbaik buat kamu, Mika. Mana tau ..., Pak Janu bersedia. Kecuali Pak Janu sudah punya pacar atau bahkan calon istri ..."Janu langsung menggoyangkan tangan di depan mukanya. "Oh, nggak ada, Bu. Nggak ada.""Kalau gitu ..., harusnya nggak ada masalah dong, Pak?" Bunda terdengar mendesak."Saya pikir soal ini lebih dari sekedar mau atau nggak, Bu. Menikah kan bukan persoalan gampang." Janu tersenyum kecut.Sebelum bundanya kembali membicarakan hal yang tak masuk akal, Mika langsung bersuara kembali, "Ya sudahlah ya, Pak! Kan saya juga nggak ada niat unt
Baca selengkapnya
BERTEMU CALON MERTUA
Selama satu jam lamanya Janu merenung di dekat jendela kamarnya yang sepi. Dia teringat kembali dengan keputusan nekadnya untuk menikahi Mika.Seakan tengah mempermainkan makna pernikahan, dia sedikit menyesali janji yang dia buat. Dia garuk kepalanya dengan gusar.Setelah menarik napas panjang, dia tebarkan pandangan ke sekitar apartemennya yang gelap gulita. Hanya terdapat bias cahaya lampu dari kamar mandi yang menjadi satu-satunya sumber pencahayaan.Pria penyendiri ini memang jarang menyalakan lampu di malam hari. Rumahnya yang berbau kayu dan penuh buku itu dia biarkan selalu tampak tak berpenghuni. Sisa kehangatan seorang wanita sudah memudar di dalam kegelapannya.Mendadak saja hati Janu terasa sesak, dia ingat lagi sosok yang telah membuatnya menjadi semuram ini. Dan hebatnya, wanita itu sudah menikah. Melanjutkan hidupnya. Tak seperti Janu yang sepertinya akan terus dihantui kenangan dan mimpi buruk."Brengsek ..." Tanpa bisa dikendalikan
Baca selengkapnya
CAMER BAWEL
Mata Mama membulat lebar kala melihat Mika untuk pertama kali. Sejenak dia tak sanggup berkata-kata. Respons yang cukup masuk akal mengingat Mika masih terlihat begitu muda. Sekilas dia memandang puteranya, matanya seolah hendak memastikan apakah benar yang dia lihat ini: Janu membawa seorang gadis muda sebagai kekasihnya."Ma, kenalin, ini Mika. Mika, ini mamaku. Kamu bisa panggil 'mama' juga." Janu memperkenalkan mereka kepada satu sama lain.Dengan gugup, Mika menyalim tangan ibunya Janu yang masih belum juga bisa berkata-kata. "Mika, Ma ..." sapa Mika kaku."Ah ..., ya. Ayo masuk, kita makan siang sekarang aja, ya. Mama udah lapar." Ibu Janu membukakan pintu lebih lebar untuk mereka berdua.Meski Mika agak ngotot ingin membantu, tapi Mama menahan dan meminta agar dia duduk santai saja di meja makan. Sedang Mama sendiri menarik Janu ke dapur dengan alasan untuk membantu membawakan peralatan makan.Namun, bukannya cuma diminta membawakan alat mak
Baca selengkapnya
BULAN MADU DINGIN
Walau sempat kembali ragu, Mika memantapkan hatinya untuk menerima Janu dan menandatangani surat perjanjian pra-nikah mereka. Yang mana poin utamanya adalah ini hanya berlaku sementara, baik Mika maupun Janu tidak boleh mencampuri ranah pribadi terlalu dalam, tidak ada kontak fisik, tidak diperbolehkan untuk merasa cemburu pada satu sama lain, dan mereka bebas menjalin hubungan di luar pernikahan mereka.Mirip seperti kawin kontrak tapi tidak ada sistem pembayaran. Setelah bercerai pun, mereka tak akan meributkan harta gono-gini, soal harta bersama diatur oleh Janu.Pernikahan secepatnya diatur, bertepatan dengan waktu pendaftaran masuk universitas. Mika langsung diboyong ikut ke rumah Janu, tak lagi tinggal bersama bundanya. Janu pun tak merasa canggung sama sekali, berbalikan dengan Mika yang tiap detik jantungnya selalu nyaris meledak. Dengan santai, Janu mengambil sofa sebagai tempat tidurnya. Ranjang bisa dipakai sepenuhnya oleh Mika.Yang menjadi pusat uta
Baca selengkapnya
PRIA ANEH DI CITY-TOUR
Mika duduk sendirian menatap ke luar kaca jendela bis dengan muka mutung dan lesuh. Janu sungguh tega. Tega. Pria itu serius membiarkan Mika ikut city tour seorang diri. Bulan madu macam apa ini? Mika mendengus dalam hati. Memang sedari awal dia tak berharap apa-apa dari Janu, dia sadar betul hubungan mereka hanyalah perjanjian di atas kertas. Janu membantu Mika, pun sebaliknya. Tapi apakah etis meninggalkan istri seorang diri? Sedang sang suami entah pergi ke mana. Suara pemandu wisata membuyarkan lamunan Mika. Bis yang setengah penuh itu siap untuk berangkat dan memulai perjalanan tur mengelilingi kota Singapura. Namun, sebelum gas diinjak sang sopir. Seorang pria muda berlari masuk ke dalam bis. Tepat sekali. Nyaris dia tertinggal. Pria tinggi muda itu berjaket hoodie gelap, wajahnya kusut, rambutnya agak berantakan, tampaknya baru saja terjaga dari tidur atau mungkin baru selesai menangis, matanya bengkak. "Pa
Baca selengkapnya
KAMU LAGI
"Habis dari sini kamu mau ke mana?"Mika agak terkejut mendapati pertanyaan bernada agak posesif dari Raga saat kegiatan turing mereka sudah berakhir. Air muka Mika tampak agak kebingungan harus merespons bagaimana. Sejak tadi mereka secara alami menjadi lebih mengenal satu sama lain.Mereka makan bersama di meja yang sama, berfoto bersama. Sejujurnya Mika nyaman sebab rasanya jadi tak sepi, ada seseorang yang menjadi teman bicara di tur ini. Namun, untuk terus menjalin pertemanan lebih lanjut, rasanya Mika tak bisa. Selain karena ada Janu yang sudah menunggunya, dia juga takut kalau Raga punya niat lain. Bagaimana kalau laki-laki ini hanya mencari pelampiasan belaka?"Eh ..., aku harus balik ke hotel sekarang." Mika menjawab kikuk."Kita nggak bakal ketemu lagi?" tanya Raga yang terlihat agak menyayangkan perpisahan mereka."Soal itu ..., ah ..." Mika tergagap.Raga tiba-tiba menjulurkan tangannya. "Minta nomor hape kamu,
Baca selengkapnya
SENIOR KEJAM
"Kamu kayaknya dekat sama cowok itu, ya. Padahal baru kenal."Janu mendadak mengungkit soal Raga saat dia dan Mika akan kembali ke Indonesia. Alis Mika langsung terangkat sedikit, "Tiba-tiba aja Mas bahas dia lagi. Bikin kaget aja." Mika tertawa kikuk.Aneh memang. Padahal selama minum kopi bersama tempo hari, Janu tak banyak bersuara. Justru di saat hendak pulang begini tiba-tiba saja dia berkomentar."Ya, tiba-tiba aja keingat lagi. Ada enaknya kan kamu ikut acara tur itu? Jadi dapat teman baru. Orangnya juga keliatan asyik. Mungkin nanti bisa jumpa lagi pas kita udah balik.""Aku nggak ada maksud lain, kok.""Emangnya aku bilang apa? Jangan salah paham, Mika. Justru aku senang kok. Kamu kira aku cemburu, ya?" balas Janu setengah tertawa."Heh? Cemburu? Ya nggaklah, Mas! Nggak mungkin juga Mas Janu cemburu. Ha ha. Apaan sih!"Keduanya terdiam lebih canggung. "Maaf, ya. Kayaknya aku salah ngomong, nggak tepat timing&nbs
Baca selengkapnya
SABAR BERBUAH HASIL
"Hei! Oi! Oi!"Mika mempercepat langkah menuju gedung fakultas hukum, menghindari suara familier yang dia yakini memanggilnya. Sial benar, gara-gara perpustakaan dekat dengan gedung fakultas ekonomi, dia terpaksa sering berjumpa dengan momok yang dia benci.Bahkan setelah masa ospek telah berlalu sekalipun, buat apa River masih merongrong dirinya? Demi Tuhan! Mika menggeretakkan gigi dengan jengkel. Namun, langkahnya tiba-tiba dihadang oleh orang yang dia maksud. Mata Mika langsung berputar sebal."Kamu menghindar, ya?!" sergah River tak percaya."Eh ... Nggak kok, Kak. Aku cuma ..., aku lagi agak buru-buru." Mika berbohong."Halah, nggak mungkin kamu nggak dengar aku tadi manggil kamu!" River membentak. "Lagi nggak ada kelas, kan? Tolong belikan roti, dong." River mengeluarkan dompet dari tas sandang kulitnya.Jelas-jelas permintaan River ini sama sekali tak masuk akal. Kenapa dia tak beli sendiri saja? Terlebih, cuma untuk membeli sepotong
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status