Share

Enam

Flashback

"Mas, ayo," panggil Santi yang baru saja masuk ke kamar Rudi. Wanita bertubuh seksi yang bekerja sebagai asisten manajer itu tak sabar ingin segera meneguk madu bersama kekasihnya tersebut.

Rudi masih sibuk dengan ponselnya setelah melakukan video call dengan sang putra, lelaki itu melirik Santi sekilas, kemudian menyimpan ponselnya di meja tanpa mengakhiri panggilan karena sudah tergiur ingin meneguk kenikmatan yang akan diberikan Santi.

Senyum kedua insan yang tengah dimabuk asmara itu mengembang, mereka sama-sama mendamba kenikmatan surga dunia, walaupun mereka sadar kalau semua itu salah.

.

.

Rudi seorang suami sekaligus ayah, memilih menyerah setelah sekian purnama bertahan dari godaan sang bawahan. Kenikmatan yang ditawarkan Santi kini menjadi candu, hingga dia melupakan segalanya.

Sepuluh bulan yang lalu dia ditugaskan di kantor cabang baru sebagai manajer pemasaran, sekaligus sebagai promosi kenaikan jabatan. Lelaki itu dipandang layak karena memiliki sikap tanggung jawab yang baik. Rudi juga sangat pandai merencanakan, mengarahkan, atau mengkoordinasikan kebijakan dan program pemasaran, sehingga dia dipercaya mengelola kantor cabang baru.

"Terima kasih, Nda. Semua ini berkat doa-doamu," ucapnya dengan penuh rasa syukur karena sebentar lagi apa yang diimpikannya segera terwujud.

Rudi membawa istrinya ke dalam pelukan, rasa sayangnya begitu besar pada perempuan yang telah memberinya seorang putra. Rudi benar-benar bersyukur memiliki seorang istri yang selalu mendukung dan memberi semangat padanya. Ambar tak pernah mengeluh, ketika harus menahan lapar saat gaji bulanan harus dipotong untuk biaya kuliah Rudi, padahal waktu itu dia tengah hamil. Namun, wanita itu tetap tersenyum dan selalu bersyukur berapapun uang yang diberikan Rudi untuknya.

"Bagaimana kalau kalian ikut? Aku tak yakin bisa tidur tanpa belaianmu, Nda," rayu Rudi. Sayang, Ambar tak bisa memenuhi keinginannya dengan berbagai alasan.

Delapan bulan bekerja jauh dari keluarga, Rudi masih bisa bertahan dengan janjinya. Namun, kedekatannya dengan sang asisten, mampu merobohkan dinding kesetiaan yang sudah dia bangun.

Awalnya hanya sebuah candaan yang terselip di antara pesan penting kemudian diselingi dengan perhatian kecil dari sang asisten, merasa nyaman akhirnya berlanjut ke sebuah curhatan. Sebagai lelaki normal, Rudi sangat terhibur dengan hal itu, hingga timbul rasa yang tak wajar di hatinya karena merasa dibutuhkan.

[Jangan lupa mandinya pakai air hangat, Pak. Biar nggak masuk angin] Pesan Santi di akhir chatnya.

[Terima kasih perhatiannya, San. Andai di sini ada yang menyiapkan, pastinya akan lebih menyenangkan] Balas Rudi penuh dengan isyarat.

[Apa perlu aku yang menyiapkan, Pak?] tanya Santi dalam pesannya. Menggoda dan dari sanalah semua dimulai.

Hubungan yang awalnya hanya sekedar perhatian lewat pesan, semakin hari semakin dalam, hingga kesempatan itu hadir. Tipisnya iman dan dahsyatnya rayuan setan membuat mereka lupa diri, menyatu tanpa ikatan suci. Sebenarnya Rudi sedikit kecewa, karena ternyata dia bukanlah lelaki pertama yang menikmati surga dunia bersama Santi. Namun, dia tak bisa menuntut lebih.

"Terima kasih, Sayang," ucap Santi sambil mencium sekilas bibir Rudi. Lelaki itu hanya tersenyum, tubuhnya lelah setelah beberapa saat yang lalu melakukan pertempuran yang luar biasa. Santi memang sudah tak perawan, tetapi servisnya sungguh memuaskan. Membuat Rudi begitu menggilainya.

Santi beranjak dari ranjang empuk tempatnya memadu kasih, wanita bertubuh seksi itu melangkah dengan gemulai ke kamar mandi. Tak lama kemudian terdengar senandung di sela-sela gemericik air.

"Minggu depan kalau pulang, aku ikut ya, Mas," pintanya setelah keluar dari kamar mandi, tubuhnya membawa aroma yang mampu membangkitkan gairah. Rudi yang tadinya hampir terpejam, kembali membuka matanya setelah mendengar perkataan sang kekasih.

"Mau apa kamu ikut pulang?" tanya Rudi dengan suara parau. Santi menoleh sekilas, setelah melakukan perawatan di wajahnya dia kembali berbaring di sisi Rudi. "Boleh ya, Mas?" Lagi dia merajuk. Wanita itu punya rencana yang tak diketahui sang kekasih.

Komen (2)
goodnovel comment avatar
Bunda Wina
namanya juga lelaki iman nya kuat imron nya yg gk kuat ibarat kucing di kasih ikan asin sapa yg gk mau
goodnovel comment avatar
Rania Humaira
istri dungu yg menolak ikut suami ketika diajak. wajar aja suami mu selingkuh. kebanyakan drama dan kemungkinan besar cerita yg kau hasilkan sampah.
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status