Di Tokyo.....
Seorang pemuda tampan bernama, Rin Kiyotaka. memiliki profesi sebagai seorang pianis, dan memiliki hobi sebagai foto grafer.Rin adalah seorang putra dari seorang pianis terkenal. sebagai anak dari seorang pianis hebat, Rin pun mengikuti jejak sang ayah.Di indonesia.....Zeyna Arsyila Savina, seorang wanita muslimah yang sangat menyukai hal hal baru.Zeyna adalah anak ke dua dari Azam dan Azizah.Zeyna memiliki seorang saudara laki laki yang bernama, Reyhan Azhar HayyanZeyna menginjak usia 20 tahun dan di usianya ini dia memutuskan untuk lebih mengenal dunia luar.Sedari dulu, Reyhan dan Zeyna, sudah di ajak ke beberapa negara untuk mengenal dunia luar.Zeyna yang sangat menyukai hal hal baru tentu sangat senang.Dulu Zeyna pernah berkata pada sang ayah saat mereka ada di negara Arab."Ayah, saat Zey sudah dewasa, boleh Zey menjelajah lebih jauh?" Tanya Zey yang saat itu baru berusia 10 tahun.Azam mengusap kepala putrinya dengan lembut."Boleh nak, asal kamu bisa menjaga diri dan tidak meninggalkan kewajibanmu sebagai seorang muslim." ucap Azam.Zeyna tersenyum dan memeluk ayahnya dengan erat."Ayah sudah janji, jadi jangan ingkar ya." ucap Zey.10 tahun kemudian....Zey sedang membereskan pakaiannya, karna dia akan berangkat besok pagi.Tok...tok...Suara ketukan pintu membuat Zey menghentikan aktivitasnya dan membukan pintu.Terlihat Reyhan berdiri dan tersenyum manis pada adik perempuannya ini."Mas Reyhan, kenapa?" Tanya Zeyna."Boleh mas masuk?" Tanya Reyhan."Masuk aja mas." ucap Zey di sertai senyuman manisnya."Assalamualaikum." ucap Reyhan yang mengucap salam sebelum masuk ke kamar adiknya."Waalaikumsalam." jawab Zeyna.Reyhan mengambil kursi yang ada di meja belajar Zeyna dan duduk menatap sang adik yang sedang membereskan pakaiannya."Zey, kamu sudah yakin dengan keputusanmu?" Tanya Reyhan.Zeyna menghentikan aktivitasnya dan menatap kakak nya."Kenapa mas nanya gitu? Mas gak rela Zey pergi ya?" Bukannya menjawab Zey malah menggoda Reyhan.Reyhan hanya terkekeh mendengar godaan adik perempuannya.Reyhan menghampiri adiknya dan mengusap kepala Zeyna dengan lembut."Kalau Mas bilang gak rela, kamu tetap akan pergi, kan?" ucap Reyhan.Zeyna tersenyum mendengar perkataan abangnya."Mas memang yang paling mengerti isi hati Zey, Ya." ucap Zeyna di sertai kekehan lembutnya"Mas jangan Khawatir, Zey akan ingat selalu pesan Mas dan juga Ayah." ucap Zeyna sambil mengunci koper yang akan di bawanya besok."Lagi pula, Zey di sana tidak sendiriankan, ada bibi Kyoyo yang akan menjaga, Zeyna." ucap Zeyna.Reyhan tersenyum dan mengusap kepala adiknya dengan sayang."Baiklah. kalau begitu kamu istirahat, ya. jangan bergadang lagi." ucap Reyhan di sertai senyumannya."Oke."Reyhan keluar dari kamar adiknya dan kembali ke kamarnya untuk menyelesaikan kesibukan.Reyhan Azhar Hayyan adalah anak pertama dari Azam dan Azizah.Usia Reyhan selisih 5 tahun dengan Zayna, di usia Reyhan yang sekarang dia adalah seorang dokter magang yang ada di salah satu rumah sakit ternama.Keesokan harinya....Di bandara....Azam, Azizah dan Reyhan mengantar Zeyna ke bandara."Sayang, kamu jaga diri baik baik ya di sana." Azizah memeluk putrinya.Rasanya berat melepaskan putrinya, tapi Azizah juga tidak bisa melakukan apapun, apalagi dia sangat tidak tega melarang apa yang sangat di sukai anak anaknya."Iya bunda, bunda juga jaga diri baik baik ya." ucap Zey menatap bundanya dengan lembut dan mengusap air mata bundanya."Zeyna, jaga diri kamu baik baik, nak. dan sampaikan salam ayah pada bibimu." ucap Azam.Zeyna tersenyum dan memeluk sang ayah dengan erat."Zey akan jaga diri baik baik. Zey juga berpesan pada ayah, jangan buat bunda nangis, ya." ucap Zeyna sambil mengedipkan sebelah mata pada ayahnya.Azam mengusap kepala putrinya dan mengecup kening putrinya dengan lembut."Tidak akan sayang, hati hati ya." ucap Azam.Zeyna tersenyum dan menganggukkan kepalanya.Zeyna beralih pada abang kesayangannya."Mas, Zey pergi dulu, Zey nitip ayah sama bunda ya." ucap Zeyna.Reyhan tidak mengatakan apapun dia menarik Zeyna ke dalam pelukannya.Rasa berat melepaskan Zeyna memenuhi hatinya, dia tidak rela jika adik kesayangannya pergi jauh.Zeyna bisa merasakan abangnya yang menangis di pelukannya.Dirinya tidak mengatakan sepata katapun. Hanya air mata yang berlinang di matanya.Karna ini kali pertamanya dia akan jauh dari kakaknya tidak tau sampai kapan.Reyhan melepas pelukannya dan mengusap air matanya dengan kasar."Hati hati Zey, jangan lupa berdoa, dan juga jangan lupa hubungi kami saat kamu sudah sampai." ucap Reyhan.Reyhan mengusap kepala Zeyna dengan lembut sebagai salam perpisahan."Kalau begitu, Zey pergi dulu." Zey menarik kopernya dan berjalan menjauh dari keluarganya.****Saat ini Zeyna sudah ada di pesawat, dan pesawat akan lepas landas 10 menit lagi.Dia membaca buku tentang tempat tempat indah yang ingin dia kunjungi.Bukan tanpa alasan Zeyna memilih Jepang, karna sedari dulu, Zeyna sangat menyukai negara ituHanya saja belum memiliki kesempatan untuk pergi ke sana.Di satu sisi, Zey juga merasa kasihan dengan bibinya yang tinggal di sana, tinggal seorang diri setelah suaminya meninggal dunia.Maka dari itu, Zey izin pada kedua orang tuanya untuk pergi ke sana untuk menemani bibinya sesaat dan sekalian berlibur panjang di sana.Perjalanan yang di butuhkan sekitar 7 jam lebih, maka dari itu, Zey sibuk dengan buku untuk mengisi kekosongan di pesawat.****Kini Zeyna sudah sampai di bandara international Tokyo....Zeyna mengambil handphonenya dan melihat alamat rumah bibinya.Tak lupa dia memesan taksi online untuk pergi ke tempat tinggal bibinya."Jalan ..... gang nomor 8....." ucap Zeyna dalam bahasa jepang."Baik."Taksi itu langsung berjalan menuju alamat yang di sebut Zeyna.Dddrrrtttt....dddrrrrtttttHandphonenya berdering dan memperlihatkan nama kakaknya di sana."Assalamualaikum, Mas." ucap Zeyna."Waalaikumsalam, kamu sudah sampai Zey?" Tanya Reyhan dari seberang sana."Zey lagi menuju ke tempat bibi, Zey rencana bakal hubungi Mas, nanti kalau sudah sampai di tempat bibi, tapi Mas uda nelpon duluan." ucap Zeyna."Jadi, kamu belum sampai di tempat bibi?" Ucap Reyhan."Belum Mas, nanti kalau sudah sampai, Zey telpon ya." ucap Zeyna."Baiklah, tapi jangan lupa hubungi ayah dan bunda juga." ucap Reyhan."Iya masku sayang." ucap Zeyna yang gemas sendiri mendengar kakaknya yang terdengar sangat khawatir dengannya."Kalau begitu sudah dulu ya, ada pasien yang harus Mas periksa." ucap Reyhan"Iya mas.""Jangan lupa sholat, assalamualaikum." ucap Reyhan mengakhiri percakapan mereka."Iya mas, waalaikumsalam." panggilan berakhir dan sebentar lagi juga Zeyna akan sampai di tempat tujuan.****Sampai di tempat Kyoyo....Zeyna membayar taksi menggunakan aplikasi"Terima kasih pak." ucap Zeyna menggunakan bahasa Jepang."Sama sama, Nona."Zeyna membawa barang barangnya masuk dan di sana sudah di sambut oleh bibinya."Assalamualaiku, Kyoyo-Obasan." ucap Zeyna.Cat: Oba, yang artinya bibi dan San, sebutan sopan dalam bahasa jepang, yang biasa di gunakan untuk orang yang lebih tua atau teman sebaya agar terdengat lebih sopan. Contoh: Shikimori-san dan masih banyak lagi.Kyoyo tersenyum melihat kedatangan keponakan tercinta nya."Waalaikumsalam, sayang."Zey mencium tangan Kyoyo dan memeluk nya.Arumi Kyoyo, kakak kandung dari Azam, dulunya Azam adalah asli orang Jepang, hingga dia bertemu dengan Azizah, dia memeluk agama yang sama dengan Azizah dan mengubah nama nya.Begitupun dengan Kyoyo yang juga mengikuti Azam memeluk agama islam.Hanya saja, Kyoyo memeluk agama islam setelah meninggal suaminya sehingga dia tetap di Jepang.Kyoyo juga tidak terlalu fasih berbahasa indonesiaMaka dari itu, Zeyna menggunakan bahasa jepang pada bibinya ini."Kamu sudah dewasa Zeyna, bibi sangat merindukanmu dan juga Reyhan." ucap Kyoyo.Zeyna tersenyum manis menanggapi bibinya ini."Oh ya, bibi Ayah dan yang lain kirim salam, dan ayah juga pesan, minta tolong bibi jagain Zeyna." ucap Zeyna di sertai senyuman manisnya.Kyoyo mengusap kepala Zeyna dengan lembut."Pasti bibi jagain sayang, bibi gak akan biarkan kamu terluka, apalagi sampai ada yang berani dekatin keponakan bibi yang cantik ini." ucap Kyoyo.Zeyna benar benar sangat senang, kedatangannya membuat bibinya merasa sangat bahagia dan lebih berwarna.Kyoyo mengantar Zeyna ke kemarnya....Di kamar tersebut tidak ada yang namanya kasur.Di sana tempat tidurnya bernama Futon, yang di gelar di atas Tatami atau sejenis tikar yang terbuat dari jerami.Satu set Futon terdiri dari Shikibuton, sebagai alas tidur dan kakebuton yang lebih lunak sebagai selimut"Zey-chan, tempat tidurnya ada di lemari ini ya, dan pakaianmu bisa di susun di sini." ucap Kyoyo pada Zeyna.Cat: Chan, biasa di gunakan pada orang yang di kasihi, yang lebih muda, atau anak kecil."Terima kasih bibi." ucap Zeyna.Kyoyo tersenyum dan menepuk pundak Zeyna lembut"Ingat, jangan sungkan, anggap saja sebagai rumah kamu." ucap Kyoyo.Zey mengguk paham dengan ucapan Kyoyo.Kyoyo keluar dari kamar dan Zeyna membereskan pakaiannya.Setelah selesai membereskan pakaian dan juga selesai melaksanakan sholat magrib.Zeyna duduk di dekat jendela, manikmati malam hari di suguhkan dengan pemandangan bintang bintang yang terlihat indah.Zeyna mengambil handphonenya dan menelpon ayah dan bundanya."Halo, Assalamualaikum.?" Ucap Zey."Waalaikumsalam, sayang. Kamu sudah sampai nak?" Ucap Azizah, bundanya."Alhamdullah sudah, Bun, Zey juga sudah di tempat bibi." ucap Zeyna."Alhamdulillah, kamu jaga diri baik baik ya sayang dan ingat selalu pesan Masmu dan juga ayahmu." ucap Azizah."Iya bunda, Insyaallah, Zey ingat."Mereka bicara di telepon cukup panjang, padahal belum ada satu hari dia meninggalkan rumahnya, tapi rasanya sudah rindu akan rumah.Pagi harinya....Selesai sholat subuh, Zeyna tidak tidur lagi, melainkan membereskan barang barang yang belum sempat dia bereskan semalam.Tidak lupa Zayna juga membereskan kamar dan tempat tidurnya.Hari semakin terang, matahari juga mulai terbit.Hari ini adalah jabwal musim semi di jepangPosisi kamar Zeyna ada di lantai dua, dan saat Zayna membuka jendela dia akan di suguhkan bunga bunga flum yang mulai bermerakan.Pemandangan yang sangat indah, udara yang tidak terlalu dingin membuatnya terasa sangat nyaman."Masyaallah, indahnya." ucap Zeyna.Tok...tok....Suara ketukan pintu membuyarkan rasa kagum Zeyna pada memandangan yang dia lihat.Zeyna berjalan ke arah pintu dan membukanyanya."Bibi, selamat pagi." sapa Zeyna dengan senyuman manisnya."Pagi, Zey-chan, bibi kira kamu belum bangun, bibi ingin membantumu membereskan kamar." ucap Kyoyo."Tidak perlu bibi, Zey sudah membereskannya." ucap Zeyna.Kyoyo tersenyum, "baiklah, kamu bersiap setelah itu turun kita sarapan bersama ya."
"Kita bertemu lagi, Nona cantik..."Suara yang menurut Zeyna tidak asing, dia melihat ke arah sumber suara dan melihat orang yang tadi pagi bertemu dengannya.Zeyna hanya menanggapinya dengan senyuman."Ada apa Zey?" Tanya Kyoyo yang sudah ada di belakang Zeyna."Bibi? Tidak ada bi, hanya bertemu dengan orang yang sama dalam waktu yang singkat." ucap Zeyna menatap ke arah pemuda itu."Rin?..." ucap Kyoyo.Pemuda itu tersenyum dan menganggukkan kepalanya pada Kyoyo."Iya bibi, aku ke sini mau mengambil pesanan mama." ucapnya."Sebentar ya, bibi ambilkan dulu." ucap Kyoyo.Rin membalasnya dengan senyuman, sedangkan Zeyna seperti tidak ambil pusing, dia lebih memilih melakukan tugasnya agar cepat selesai.Rin Kiyotaka, seorang pemuda tampan, memiliki hobi sebagai fotografer, Rin memiliki profesi yang cukup mapan, yaitu sebagai seorang pianis yang cukup hebat, seperti papanya. memiliki sifat yang ceria dan mudah tersenyum.Rin terus menatap Zeyna yang sedari tadi sibuk dengan aktivitasnya
"Zeyna Arsyilla Savina." ucap Zeyna.Miyuki tersenyum dan menganggukkan kepala sebagai jawaban."Nama yang indah, pasti ayah kamu yang memberimu nama itu." ucap Miyuki.Zeyna menatap Miyuki, "bibi kenal dengan ayah ku?" Tanya Zey penasaran."Tentu saja, aku sangat mengenal ayahmu, dia sangat ceroboh dan juga suka lupa dengan barang barang miliknya." ucap Miyuki.Zeyna tersenyum, "bibi benar, Ayahku memang sedikit ceroboh dan suka pelupa." Zeyna mulai tertarik bicara dengan Miyuki."Zey, Miyuki adalah teman masa kecil bibi, sudah pasti sangat mengenal ayahmu, bahkan Miyuki suka jahil dengan ayahmu dulu." ucap Kyoyo."Benarkah? Zey jadi tertarik ingin tau." ucap Zeyna."Lain kali kamu main ke rumah bibi ya, bibi akan banyak cerita tentang ayahmu, dan pertemuan ayahmu dengan ibumu." ucap Miyuki sambil menyerahkan alamat rumahnya pada Zeyna.Tanpa Zey sadari, sedari tadi dia berbicara dengan Miyuki, Rin terus memperharikannya, dan terukir senyuman tipis di wajah tampannya.****Kini merek
"ide bagus Zeyna-san, tempat itu memang sangat bagus. Mari kita ke sana." ucap Akio yang langsung menjalankan mobilnya ke tempat tujuan.Kini mereka pergi ke taman laut Hitachi, tempatnya lumayan jauh dari tempat tinggal Zeyna.Membutuhkan kurang lebih satu jam setengah untuk sampai di lokasi.****Kediaman Kiyotaka.....Begitulah yang tertulis di depan pagar rumah kediaman Rin.Rin dan keluarganya baru saja selesai sarapan."Rin, hari ini kamu ada aktivitas?" Tanya Miyuki."Em..."Rin tampak memikirkan aktivitas yang akan di jalaninya hari ini."Pagi sampai siang ini tidak ada, hanya saja hari ini aku mau ke taman bunga, untuk mengambil beberapa foto, kalau untuk malam ini aku ada pentas musik." jelas Rin."Kau masih melakukan kegiatan mu yang lain?" Tanya seorang pria yang merupakan papa dari Rin."Em...aku hanya menyukainya, lagi pula tidak mengganggu pekerjaanku kan." ucap Rin dengan santainya."Huh....""Tidak masalah Ryu-san, selama Rin bisa mengatur jabwalnya, jadi tidak masala
"Em, senang bisa bertemu denganmu" ucap ZeynaAngin pantai menghembus begitu menyejukkanKelopak kelopak bunga beterbangan ke arah mereka berduaRin benar benar terpikat dengan kecantikan Zeyna, jantungnya berdebar saat melihat senyumannya"Benar benar cantik...." gumam Rin****Kini mereka duduk di dataran yang sedikit tinggi untuk menikmati hamparan lautan bunga yang sangat indahRin sibuk mengambil banyak gambar, bahkan dia memotret Zeyna diam diamEkspresi dan senyuman yang alami membuat hasil yang sangat bagusZey menatap jam tangannya dan waktu hampir menunjukkan waktu makan siang dan waktu ZuhurZeyna menghampiri Kyoyo yang duduk bersama dengan Ayumi dan Akio"Bibi, sebentar lagi makan siang..." ucap ZeynaKyoyo paham maksud Zeyna "baiklah, ayo kita ke teman Shinjuku, kita makan siang di sana saja" ajak KyoyoKetiganya mengangguk kan kepala sebagai jawabanRin yang melihat mereka mulai bersiap ingin pergi pun menghampirinya"Bibi, kalian sudah mau pergi?" Tanya Rin"Iya Rin, ka
Setelah usai makan siang, Zeyna belum kunjung kembali.Hal itu membuat Kyoyo dan yang lainnya merasa khawatir, terutama Rin."Bibi, aku susul Zeyna ya." ucap Rin yang benar benar tidak tenang."Iya, kamu dan Akio susul Zeyna. Bibi takut terjadi apa apa padanya." ucap Kyoyo.Kyoyo begitu terlihat khawatir dengan Zeyna.Tanpa berpikir panjang, Rin dan Akio pergi ke tempat ibadah umat muslim yang ada di dekat taman.****Sedangkan di tempat Zeyna....Zeyna berusaha menghindari dua orang yang sedang mengganggunya."Maaf, biarkan saya lewat. Saya buru buru." ucap Zeyna dengan tegas.Dua pria itu tertawa melihat Zeyna. Keadaan sekitar juga terlihat sepi."Nona manis, jangan melawan. Ikut saja dengan kami. Kami pasti akan membuatmu nyaman." ucap salah satu dari mereka.Mendengar hal itu membuat Zeyna sangat jijik dengan mereka.Tatapan mesum dan penampilan yang berantakan membuat Zeyna ingin sekali memukulnya."Saya tegaskan sekali lagi. Minggir! Saya buru buru, atau saya akan berteriak kare
"Jika kamu berpikiran untuk bersama Zeyna mama tidak setuju."Rin kembali teringat dengan ucapan mama nya waktu itu."Apa sesulit itukah tembok yang harus ku lalui untuk mendapatkan hati, Zeyna?" Gumam Rin."Apa hanya karena beda kepercayaan, maka dari itu Zeyna menghindari ku? Bukankah banyak ya zaman sekarang yang menikah beda agama?" Rin terus bergumam memikirkan ucapan Zeyna padanya.Seorang pria merangkul pundak Rin saat dia sedang melamun.Hal itu membuatnya terkejut, dan hampir saja memukul Akio"Ini aku, kau ingin memukulku?" Ucap Akio yang menepis tangan Rin."Kau membuatku terkejut, untung saja kau langsung menepis tanganku. Jika tidak, aku tidak tanggung jawab jika kau terluka." ucap Rin."Aku sudah memanggilmu berkali kali, tapi kau tidak mendengarkanku." "Huh....sebaiknya kita kembali, takutnya bibi dan yang lain khawatir." ucap Rin yang langsung melangkah tanpa menunggu Akio.Akio menganggukkan kepala dan mengikuti langkah Rin.Tapi baru beberapa langkah, Akio baru ters
Zeyna dan Miyuki pergi ke acara panggung Rin dan ayahnya.Zeyna mengenakan pakaian yang baru saja dibelikan oleh Miyuki.Jujur dirinya merasa kurang nyaman dengan pakaian yang di belikan Miyuki.Bukan karena apapun, Zeyna menjadi pusat perhatian. Hal itu yang membuatnya tidak nyaman."Bibi, Zey ganti pakaian saja, ya. Zey merasa tidak nyaman." Ucap Zeyna yang merangkul lengan Miyuki."Em? Kenapa? Apa pakaiannya tidak enak dipakai?" "Bukan, Bibi. Tapi....Zey tidak nyaman menjadi pusat perhatian." Ucap Zeyna.Miyuki tersenyum dan mengusap tangan Zeyna yang di lengannya."Tidak perlu khawatir. Tidak akan ada yang berani macam macam denganmu, selama ada bibi." Ucap Miyuki.Miyuki mengajak Zeyna untuk masuk. Sepanjang perjalanan Zeyna menjadi pusat perhatian. Tatapan mereka membuat Zeyna tidak nyaman.Miyuki yang menyadari hal itu, langsung memberikan kode kepada dua orang bodyguard untuk membuat orang orang agar tidak menatap ke arah Zeyna dan Miyuki."Mama!..." Seorang pria memanggil M