Share

Mengejar Restu Tuhanmu
Mengejar Restu Tuhanmu
Author: Aisah Amanda

Bab 1 Awal Dari Perjalanan Baru

Di Tokyo.....

Seorang pemuda tampan bernama, Rin Kiyotaka. memiliki profesi sebagai seorang pianis, dan memiliki hobi sebagai foto grafer.

Rin adalah seorang putra dari seorang pianis terkenal. sebagai anak dari seorang pianis hebat, Rin pun mengikuti jejak sang ayah.

Di indonesia.....

Zeyna Arsyila Savina, seorang wanita muslimah yang sangat menyukai hal hal baru.

Zeyna adalah anak ke dua dari Azam dan Azizah.

Zeyna memiliki seorang saudara laki laki yang bernama, Reyhan Azhar Hayyan

Zeyna menginjak usia 20 tahun dan di usianya ini dia memutuskan untuk lebih mengenal dunia luar.

Sedari dulu, Reyhan dan Zeyna, sudah di ajak ke beberapa negara untuk mengenal dunia luar.

Zeyna yang sangat menyukai hal hal baru tentu sangat senang.

Dulu Zeyna pernah berkata pada sang ayah saat mereka ada di negara Arab.

"Ayah, saat Zey sudah dewasa, boleh Zey menjelajah lebih jauh?" Tanya Zey yang saat itu baru berusia 10 tahun.

Azam mengusap kepala putrinya dengan lembut.

"Boleh nak, asal kamu bisa menjaga diri dan tidak meninggalkan kewajibanmu sebagai seorang muslim." ucap Azam.

Zeyna tersenyum dan memeluk ayahnya dengan erat.

"Ayah sudah janji, jadi jangan ingkar ya." ucap Zey.

10 tahun kemudian....

Zey sedang membereskan pakaiannya, karna dia akan berangkat besok pagi.

Tok...tok...

Suara ketukan pintu membuat Zey menghentikan aktivitasnya dan membukan pintu.

Terlihat Reyhan berdiri dan tersenyum manis pada adik perempuannya ini.

"Mas Reyhan, kenapa?" Tanya Zeyna.

"Boleh mas masuk?" Tanya Reyhan.

"Masuk aja mas." ucap Zey di sertai senyuman manisnya.

"Assalamualaikum." ucap Reyhan yang mengucap salam sebelum masuk ke kamar adiknya.

"Waalaikumsalam." jawab Zeyna.

Reyhan mengambil kursi yang ada di meja belajar Zeyna dan duduk menatap sang adik yang sedang membereskan pakaiannya.

"Zey, kamu sudah yakin dengan keputusanmu?" Tanya Reyhan.

Zeyna menghentikan aktivitasnya dan menatap kakak nya.

"Kenapa mas nanya gitu? Mas gak rela Zey pergi ya?" Bukannya menjawab Zey malah menggoda Reyhan.

Reyhan hanya terkekeh mendengar godaan adik perempuannya.

Reyhan menghampiri adiknya dan mengusap kepala Zeyna dengan lembut.

"Kalau Mas bilang gak rela, kamu tetap akan pergi, kan?" ucap Reyhan.

Zeyna tersenyum mendengar perkataan abangnya.

"Mas memang yang paling mengerti isi hati Zey, Ya." ucap Zeyna di sertai kekehan lembutnya

"Mas jangan Khawatir, Zey akan ingat selalu pesan Mas dan juga Ayah." ucap Zeyna sambil mengunci koper yang akan di bawanya besok.

"Lagi pula, Zey di sana tidak sendiriankan, ada bibi Kyoyo yang akan menjaga, Zeyna." ucap Zeyna.

Reyhan tersenyum dan mengusap kepala adiknya dengan sayang.

"Baiklah. kalau begitu kamu istirahat, ya. jangan bergadang lagi." ucap Reyhan di sertai senyumannya.

"Oke."

Reyhan keluar dari kamar adiknya dan kembali ke kamarnya untuk menyelesaikan kesibukan.

Reyhan Azhar Hayyan adalah anak pertama dari Azam dan Azizah.

Usia Reyhan selisih 5 tahun dengan Zayna, di usia Reyhan yang sekarang dia adalah seorang dokter magang yang ada di salah satu rumah sakit ternama.

Keesokan harinya....

Di bandara....

Azam, Azizah dan Reyhan mengantar Zeyna ke bandara.

"Sayang, kamu jaga diri baik baik ya di sana." Azizah memeluk putrinya.

Rasanya berat melepaskan putrinya, tapi Azizah juga tidak bisa melakukan apapun, apalagi dia sangat tidak tega melarang apa yang sangat di sukai anak anaknya.

"Iya bunda, bunda juga jaga diri baik baik ya." ucap Zey menatap bundanya dengan lembut dan mengusap air mata bundanya.

"Zeyna, jaga diri kamu baik baik, nak. dan sampaikan salam ayah pada bibimu." ucap Azam.

Zeyna tersenyum dan memeluk sang ayah dengan erat.

"Zey akan jaga diri baik baik. Zey juga berpesan pada ayah, jangan buat bunda nangis, ya." ucap Zeyna sambil mengedipkan sebelah mata pada ayahnya.

Azam mengusap kepala putrinya dan mengecup kening putrinya dengan lembut.

"Tidak akan sayang, hati hati ya." ucap Azam.

Zeyna tersenyum dan menganggukkan kepalanya.

Zeyna beralih pada abang kesayangannya.

"Mas, Zey pergi dulu, Zey nitip ayah sama bunda ya." ucap Zeyna.

Reyhan tidak mengatakan apapun dia menarik Zeyna ke dalam pelukannya.

Rasa berat melepaskan Zeyna memenuhi hatinya, dia tidak rela jika adik kesayangannya pergi jauh.

Zeyna bisa merasakan abangnya yang menangis di pelukannya.

Dirinya tidak mengatakan sepata katapun. Hanya air mata yang berlinang di matanya.

Karna ini kali pertamanya dia akan jauh dari kakaknya tidak tau sampai kapan.

Reyhan melepas pelukannya dan mengusap air matanya dengan kasar.

"Hati hati Zey, jangan lupa berdoa, dan juga jangan lupa hubungi kami saat kamu sudah sampai." ucap Reyhan.

Reyhan mengusap kepala Zeyna dengan lembut sebagai salam perpisahan.

"Kalau begitu, Zey pergi dulu." Zey menarik kopernya dan berjalan menjauh dari keluarganya.

****

Saat ini Zeyna sudah ada di pesawat, dan pesawat akan lepas landas 10 menit lagi.

Dia membaca buku tentang tempat tempat indah yang ingin dia kunjungi.

Bukan tanpa alasan Zeyna memilih Jepang, karna sedari dulu, Zeyna sangat menyukai negara itu

Hanya saja belum memiliki kesempatan untuk pergi ke sana.

Di satu sisi, Zey juga merasa kasihan dengan bibinya yang tinggal di sana, tinggal seorang diri setelah suaminya meninggal dunia.

Maka dari itu, Zey izin pada kedua orang tuanya untuk pergi ke sana untuk menemani bibinya sesaat dan sekalian berlibur panjang di sana.

Perjalanan yang di butuhkan sekitar 7 jam lebih, maka dari itu, Zey sibuk dengan buku untuk mengisi kekosongan di pesawat.

****

Kini Zeyna sudah sampai di bandara international Tokyo....

Zeyna mengambil handphonenya dan melihat alamat rumah bibinya.

Tak lupa dia memesan taksi online untuk pergi ke tempat tinggal bibinya.

"Jalan ..... gang nomor 8....." ucap Zeyna dalam bahasa jepang.

"Baik."

Taksi itu langsung berjalan menuju alamat yang di sebut Zeyna.

Dddrrrtttt....dddrrrrttttt

Handphonenya berdering dan memperlihatkan nama kakaknya di sana.

"Assalamualaikum, Mas." ucap Zeyna.

"Waalaikumsalam, kamu sudah sampai Zey?" Tanya Reyhan dari seberang sana.

"Zey lagi menuju ke tempat bibi, Zey rencana bakal hubungi Mas, nanti kalau sudah sampai di tempat bibi, tapi Mas uda nelpon duluan." ucap Zeyna.

"Jadi, kamu belum sampai di tempat bibi?" Ucap Reyhan.

"Belum Mas, nanti kalau sudah sampai, Zey telpon ya." ucap Zeyna.

"Baiklah, tapi jangan lupa hubungi ayah dan bunda juga." ucap Reyhan.

"Iya masku sayang." ucap Zeyna yang gemas sendiri mendengar kakaknya yang terdengar sangat khawatir dengannya.

"Kalau begitu sudah dulu ya, ada pasien yang harus Mas periksa." ucap Reyhan

"Iya mas."

"Jangan lupa sholat, assalamualaikum." ucap Reyhan mengakhiri percakapan mereka.

"Iya mas, waalaikumsalam." panggilan berakhir dan sebentar lagi juga Zeyna akan sampai di tempat tujuan.

****

Sampai di tempat Kyoyo....

Zeyna membayar taksi menggunakan aplikasi

"Terima kasih pak." ucap Zeyna menggunakan bahasa Jepang.

"Sama sama, Nona."

Zeyna membawa barang barangnya masuk dan di sana sudah di sambut oleh bibinya.

"Assalamualaiku, Kyoyo-Obasan." ucap Zeyna.

Cat: Oba, yang artinya bibi dan San, sebutan sopan dalam bahasa jepang, yang biasa di gunakan untuk orang yang lebih tua atau teman sebaya agar terdengat lebih sopan. Contoh: Shikimori-san dan masih banyak lagi.

Kyoyo tersenyum melihat kedatangan keponakan tercinta nya.

"Waalaikumsalam, sayang."

Zey mencium tangan Kyoyo dan memeluk nya.

Arumi Kyoyo, kakak kandung dari Azam, dulunya Azam adalah asli orang Jepang, hingga dia bertemu dengan Azizah, dia memeluk agama yang sama dengan Azizah dan mengubah nama nya.

Begitupun dengan Kyoyo yang juga mengikuti Azam memeluk agama islam.

Hanya saja, Kyoyo memeluk agama islam setelah meninggal suaminya sehingga dia tetap di Jepang.

Kyoyo juga tidak terlalu fasih berbahasa indonesia

Maka dari itu, Zeyna menggunakan bahasa jepang pada bibinya ini.

"Kamu sudah dewasa Zeyna, bibi sangat merindukanmu dan juga Reyhan." ucap Kyoyo.

Zeyna tersenyum manis menanggapi bibinya ini.

"Oh ya, bibi Ayah dan yang lain kirim salam, dan ayah juga pesan, minta tolong bibi jagain Zeyna." ucap Zeyna di sertai senyuman manisnya.

Kyoyo mengusap kepala Zeyna dengan lembut.

"Pasti bibi jagain sayang, bibi gak akan biarkan kamu terluka, apalagi sampai ada yang berani dekatin keponakan bibi yang cantik ini." ucap Kyoyo.

Zeyna benar benar sangat senang, kedatangannya membuat bibinya merasa sangat bahagia dan lebih berwarna.

Kyoyo mengantar Zeyna ke kemarnya....

Di kamar tersebut tidak ada yang namanya kasur.

Di sana tempat tidurnya bernama Futon, yang di gelar di atas Tatami atau sejenis tikar yang terbuat dari jerami.

Satu set Futon terdiri dari Shikibuton, sebagai alas tidur dan kakebuton yang lebih lunak sebagai selimut

"Zey-chan, tempat tidurnya ada di lemari ini ya, dan pakaianmu bisa di susun di sini." ucap Kyoyo pada Zeyna.

Cat: Chan, biasa di gunakan pada orang yang di kasihi, yang lebih muda, atau anak kecil.

"Terima kasih bibi." ucap Zeyna.

Kyoyo tersenyum dan menepuk pundak Zeyna lembut

"Ingat, jangan sungkan, anggap saja sebagai rumah kamu." ucap Kyoyo.

Zey mengguk paham dengan ucapan Kyoyo.

Kyoyo keluar dari kamar dan Zeyna membereskan pakaiannya.

Setelah selesai membereskan pakaian dan juga selesai melaksanakan sholat magrib.

Zeyna duduk di dekat jendela, manikmati malam hari di suguhkan dengan pemandangan bintang bintang yang terlihat indah.

Zeyna mengambil handphonenya dan menelpon ayah dan bundanya.

"Halo, Assalamualaikum.?" Ucap Zey.

"Waalaikumsalam, sayang. Kamu sudah sampai nak?" Ucap Azizah, bundanya.

"Alhamdullah sudah, Bun, Zey juga sudah di tempat bibi." ucap Zeyna.

"Alhamdulillah, kamu jaga diri baik baik ya sayang dan ingat selalu pesan Masmu dan juga ayahmu." ucap Azizah.

"Iya bunda, Insyaallah, Zey ingat."

Mereka bicara di telepon cukup panjang, padahal belum ada satu hari dia meninggalkan rumahnya, tapi rasanya sudah rindu akan rumah.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status