Share

02. Sampah Shaolin

"Dasar sampah! Pulang sana!" teriak sekawanan biksu-biksu cilik yang biasa disebut Samanera ini terhadap seorang anak muda berumur 13 tahun yang penampilannya sangat berbeda dengan mereka.

Anak muda ini tampak berpakaian lusuh dengan kepalanya yang ditumbuhi rambut yang cukup lebat. Berbeda dengan Samanera yang semua kepalanya sudah plontos dan mengenakan jubah Samanera berwarna biru. Anak muda ini sangat kotor penampilannya dengan rambut acak-acakan, pakaian yang sudah robek dan kotor, wajah dan tangannya penuh kotoran jelaga.

Dia tidak terlihat terganggu sama sekali dengan hinaan yang dilontarkan oleh sekelompok Samanera ini. Sepertinya anak muda ini sudah terbiasa dengan hinaan yang dilontarkan oleh mereka.

Beberapa Samanera melempari anak lusuh ini dengan kerikil yang banyak terdapat di halaman Biara Shaolin ini.

Tuk!

Beberapa kerikil yang cukup tajam ini mendarat dengan mulus di kepala anak muda ini, tapi dia tampak tidak peduli, bahkan tidak berusaha melawan perbuatan jahat yang telah dilakukan oleh sekelompok Samanera ini.

Wajah anak muda ini tampak menderita luka yang cukup parah dengan meneteskan darah dari bekas luka di wajah dan kepalanya.

"Kalian mencium bau sampah tidak?" tanya salah satu Samanera yang berumur lebih tua daripada Samanera lainnya, masih melanjutkan perundungan terhadap anak muda yang sangat kurus kering ini.

"Iya, bau sekali suheng! Kenapa Biara Shaolin menampung sampah seperti ini ya?" balas salah satu samanera yang lebih muda sembari mengejek anak muda ini.

"Hei, sampah! Lebih baik kamu pergi dari Biara Shaolin ini! Tempat ini terlalu bagus untukmu!" kata Samanera yang lebih tua umurnya ini.

Anank muda ini tetap menyapu halaman Biara Shaolin yang penuh dedaunan kering yang berjatuhan dari pohon-pohon yang banyak terdapat di biara ini.

Salah satu Samanera langsung menendang tumpukan dedaunan kering yang dikumpulkan oleh anak muda ini untuk dibakar. Tumpukan dedaunan kering ini langsung berantakan dan dedaunan berhamburan kemana-mana.

Kesabaran anak muda ini sudah diambang batasnya. Tanpa rasa takut, tubuh kurus keringnya langsung menerjang Samanera yang menendang tumpukan dedaunan kering ini. Tubuh Samanera langsung terjatuh ke tanah ditindih oleh anak muda ini.

"Pergi Kau! Menjijikan sekali berdekatan denganmu! Cuih!" seru Samanera yang terjatuh ini.

"Sute, apa kau baik-baik saja?" tanya Samanera yang lebih tua, sedangkan Samanera lainnya menyeret tubuh anak muda ini dari tubuh Samanera yang diterjangnya tadi.

"Aku baik-baik saja, Suheng! Kita harus beri pelajaran si anak gembel itu! Sudah berani melawan dia! Kalau tidak diberi pelajaran, lain kali dia akan semakin berani melawan kita!" hasut Samanera yang terjatuh ini.

Anak muda ini tampak meronta-ronta dengan wajah bengis karena menanhan amarah yang tinggi.

BUGH!

Sebuah pukulan dari pimpinan Samanera ini mendarat di perut anak muda ini.

"Apa boleh, seorang Samanera Senior melakukan perbuatan tidak terpuji yang termasuk dalam kekerasan ini?" sindir anak muda lusuh ini.

Mendengar sindiran dari anak muda lusuh ini membuat Samanera Senior ini merasa telah diinjak-injak harga dirinya. "Aku bisa membunuhmu dalam sekejab saja, gembel busuk! Kau tidak punya hak bicara di Biara Shaolin ini! Ingat itu ...sekali lagi kamu melawan kami, maka lidahmu akan kupotong agar kamu tidak bisa berbicara lagi!" ancam Samanera Senior ini.

Pandangan matanya yang tajam sempat membuat ciut nyali Samanera Senior, tapi setelah dipikir-pikir rasa takutnya hilang karena anak muda lusuh ini hanyalah gembel yang dipungut oleh Biksu Shaolin dengan dalih rasa kasihan.

"Berani menatapku lagi dengan tatapan seperti itu maka matamu akan kucopot dua-duanya!" ancam Samanera Senior.

"Kalian hanyalah sekelompok pengecut berhati kejam yang dibalut jubah suci Samanera! Aku kasihan sama kalian! Aku tidak takut terhadap siapapun termasuk dengan kalian juga!" seru anak muda ini.

BUGH!

Sebuah pukulan berhasil mengenai perut anak muda ini kembali, tapi kali ini sangat keras yang membuatnya muntah darah.

"Kamu seharusnya takut, anak gembel! Aku bisa menamparmu berkali-kali sampai semua gigimu copot! Apa itu keinginanmu?" tanya Samanera Senior penuh ancaman berbahaya.

"Ck! Pengecut yang bersembunyi di balik jubah suci! Sayang sekali, biara sesuci Biara Shaolin harus menerima murid seperti kalian!" ejek anak muda ini. Entah setan apa yang merasuki tubuh dan pikirann anak muda yang kurus kering kelaparan ini sehingga berani melawan para Samanera yang seharusnya dilayani olehnya.

BUGH!

BUGH!

BUGH!

Pukulan bertubi-tubi dilakukan oleh semua Samanera karena kesal dengan ejekan anak muda lusuh ini.

Dia tidak bisa melawan karena kedua tangannya dipegang erat oleh para Samanera kejam ini.

Hanya rasa sakit yang terus dirasakan olehnya tanpa mengeluh.

*****

"BERHENTI!!!"

Sebuah teriakan melengking membuat para Samanera ini menghentikan pemukulan terhadap anak muda lusuh ini.

"Kalian ini calon Biksu kok bertindak jahat!" seru seorang gadis cantik yang hampir seumuran dengan mereka sambil berkacak pinggang menghadapi sekelompok Samanera yang memukuli anak berpakaian lusuh ini.

Gadis ini berpakaian sangat rapi bagaikan bangsawan kerajaan, tapi memiliki aura bagaikan pendekar.

"Ck! Anak gadis dilarang kemari! Tempat ini hanya untuk pria saja!" seru Samanera Senior yang paling banyak memukuli anak muda lusuh ini.

Samanera Senior ini bahkan berani mendekati gadis cantik ini, padahal para Samanera dilarang berdekatan dan berhubungan dengan wanita.

"Berani menyentuhku sedikit saja, akan kuminta ayahku menghukum mati kalian semua!" ancam gadis ini dengan lantangnya.

"Hahaha! Siapa memangnya ayahmu? Kami ini bukan hanya sekedar Samanera ... kami ini juga pendekar yang memiliki tenaga dalam dan ilmu bela diri yang cukup tinggi!" jawab Samanera Senior dengan penuh kesombongan.

"Aku tidak peduli kalian ini siapa ... kalian ini hanyalah pengecut yang beraninya main keroyokan!" ejek gadis cantik ini. "Sekali saja ayah mengeluarkan perintah, maka kalian tidak akan menghirup udara di Biara Shaolin ini lagi!"

"Bicara sekali lagi, akan kurobek mulutmu!" sahut Samanera Senior. dengan nada mengancam.

"Hihihi .... sini kalau berani! Seperti yang kukatakan pada kalian ... berani menyentuh ujung rambutku saja, kalian akan menderita seumur hidup kalian!' ancam gadis cantik ini. Wajah gadis cantik ini berubah menjadi bengis dan kejam dari yang awalnya manis dan cantik berseri.

Samanera Senior merasakan aura tenaga dalam yang kuat mendesak tubuhnya. Dadanya sesak serasa ditimpa batu besar. "Apa ini? Siapa sebenarnya dirimu!" ucap Samanera Senior dengan nafas yang agak tersendat-sendat.

"Siapa aku tidaklah penting! Pergi sekarang atau kalian akan menyesal!" ancam gadis cantik ini yang kembali menebarkan aura energi tenaga dalam yang kuat.

Tanpa disuruh lagi, Samanera Senior pergi meninggalkan anak muda lusuh ini sambil menyimpan dendam di hatinya. "Awas kau, sampah! Aku akan membuat hidupmu lebih menderita lagi!" 

Gadis cantik ini tidak mempedulikan Samanera Senior dan para Samanera lainnya yang pergi meninggalkan anak muda lusuh yang wajahnya lebam dan bengkak akibat pukulan dari para Samanera tadi.

"Kamu tidak apa-apa? Aku Xin Shia ... siapa namamu?" tanya gadis cantik ini dengan ramah sambil tersenyum.

"Shian Long ... terima kasih atas bantuan Nona! Kalau tidak ada keperluan lagi, aku permisi dahulu!" kata anak muda bernama Shian Long ini sambil pergi meninggalkan Xin Shia.

"Aku memiliki firasat kalau kita akan bertemu kembali, Shian Long!" batin Xin Shia sambil tersenyum menatap kepergian Shian Long.

Komen (1)
goodnovel comment avatar
Mahesa
Ciayo Shian Long
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status