Share

DAUN-3

Hari yang dinanti-nanti semua orang yaitu ujung minggu alias weekend. Sabtu-minggu kali ini, kuhabiskan dengan marathon drakor di indekost. Sudah lama aku tidak menonton serial korea karena sibuk dengan tugas dan persiapan event dies-natalis. Untungnya persiapan sudah 70% jadi aku bisa rehat sejenak. Weekend ini aku juga tidak pulang menghemat energi karena h-5 menuju event besar yang telah kami persiapkan. Aku telah bersiap duduk di depan laptop dengan dua toples camilan disampingku. Siap berseluncur di dunia perhaluan. Baru dua episode pertama, perasaanku sudah campur aduk seperti roller coaster. Ada adegan yang membuat tertawa dan baru hitungan menit sudah membuatku menangis. Kisah persahabatan dan kekeluargaannya sangat kuat di drama ini.

            “ tok…tok…tok,” suara pintu kamarku diketuk. Siapa orang yang telah menggangu quality time ku. Aku membuka pintu, dan kulihat sosok tinggi dan gagah, segera kuhamburkan diri ke pelukannya.

“ Kak Zafran, adek kangen,” ucapku dipelukannya, dia pun membalasnya sambil mengecup puncak kepalaku.

“ Kakak juga kangen, sekarang adek udah besar ya, perasaan kemarin masih bisa digendong, sekarang klo mau ngangkat harus pake gerobak,” balas Kak Zafran

“ apaan sih kak, adek nggak seberat itu,” balasku sambil melepaskan diri dari pelukanya. Tak terasa air mataku mengalir, aku terharu hampir empat tahun aku tidak bertemu dengannya. Aku juga melihat Wanita cantik berada disebelah Kak Zafran, segera kupeluk sosok perempuan itu. “ Mama juga ikut kesini,”

Mama pun membalas pelukanku dan menjawab, “ nemenin kakakmu, dia kan belum tau alamat kostmu,”

“ Kok papa nggak ikut sekalian mah?,” tanyaku pada mama

“ Papa masih ada urusan di kantor,”

“ Tapi kan ini weekend ma,” sanggahku pada mama

“ Pekerjaan papamu lagi banyak, sayang. Udah ini mama bawain masakan kesukaanmu sama Kakak. Ayo kita makan.”

Aku pun mempersilahkan Mama dan Kak Zafran masuk. Indekostku tidak besar tapi cukup untuk kita bertiga. Kami saling bertukar cerita, tepatnya aku dan kak Zafran berebut cerita pada mama. Dari dulu saat kumpul bersama, hal ini yang selalu kami lakukan. Menarik perhatian mama untuk mendengarkan cerita kami. Padahal, kami tahu mama akan selalu mendengarkan cerita kami kapan-pun, tapi menjadi yang pertama didengarkan ceritanya menjadi kebanggaan tersendiri bagi aku ataupun kak Zafran. Seperti anak kecil memang, tapi aku tidak peduli. Kebahagian sering kali datang dari hal sederhana.

            Siang ini kak Zafran berhasil bercerita terlebih dahulu, lewat drama adu suit yang kami lakukan. Kak Zafran bercerita pengalamannya saat menjalani sekolah militer, dari mulai latihan fisik yang tidak kenal waktu hingga saat dia mengalami homesick. Aku tau rasanya homesick, sangat menyedihkan memang harus berada jauh dari keluarga di tempat baru. Tapi aku dan Kak Zafran berhasil melawan rasa itu, dengan bertahan di kota tempat kita belajar masing-masing. Kak Zafran masih melanjutkan ceritanya.

“ Ma, dek, kakak mau bilang sesuatu. Masa Pendidikan kakakkan udah selesai. Nah, kakak dapat tugas pertama di Pulau Natuna. Jadi setelah liburan ini, kakak langsung diberangkatkan kesana, minta doanya ya ma,” ucap Kak zafran diakhiri dengan mencium tangan mama. Aku terkejut dengan perkataan kak Zafran, sebenarnya sudah menjadi hal wajar jika menjadi abdi negara harus rela ditugaskan dimanapun.

“ Doa mama selalu menyertaimu, kak. Semoga kakak selalu dalam lindungan Allah dan selalu ingat pesan mama jangan lupa sholat,” jawab mama sembari mengusap kepala Kak Zafran dilanjutkan dengan pelukan. Raut muka mama tidak bisa berbohong, bahkan matanya pun berkaca-kaca dalam pelukan Kak Zafran, tidak bisa dipungkiri kerinduaan seorang ibu kepada anaknya setelah tiga tahun dan baru bertemu sehari harus merelakan untuk melepasnya lagi. Aku segera bergabung dalam pelukan mereka, pelukan yang sangat hangat.

“ Kenapa kakak tugasnya jauh banget, nanti kalo adek kangen gimana?” ucapku sambil menguraikan pelukan kami

“ Ya gampang, nanti tinggal video call, sekarang teknologi udah canggih dek”

“ Beda rasanya kak,”

“ Emang ada rasanya dek, kalo ada rasanya kakak mau yang rasa coklat,” kata Kak Zafran mengejekku

“ Ihh Kakak lagi serius nih,” rengekku

“ Kakak jangan gitu ah sama adek,” bela mama

“ Iya mah, nanti kakak bakal sering-seringin telpon kalo ada kesempatan,” ucap Kak Zafran mengalah.

***

Tak terasa langit sudah berwarna jingga menandai kebersamaanku dengan kak Zafran dan mama harus segera berakhir.

“ Dek, nanti makanan yang mama bawain tadi. Jangan lupa bagiin ke teman-teman kostmu ya,” ucap mama yang keluar dari gerbang kostku. Aku menganguk, tanganku sedari tadi tak lepas dari gandengan tangan kak Zafran.

“ Kakak  beneran liburnya cuma seminggu?” tanyaku

“ Iya dek, Minggu depan harus balik. Kamu ikutkan antar kakak?” jawab Kak zafran sambil menatapku

“ Ikut dong kak,” sahutku bersemangat

“ Udah sekarang kakak mau pulang, lepasin dong tangan kakak,” kata Kak Zafran sembari mengurai genggamanku. Mau, tak mau aku harus melepas genggaman tangan kak Zafran.

Terdengar suara motor mendekat, dan parkir didepan indekostku.

“ Kok rame banget ini, EH ada tante juga” ucap Mei-mei yang baru datang entah dari mana. Langsung menyalimi tangan mama.

“ Iya tante nganterin kakaknya Yashna jenguk adiknya. Nak May dari mana?” jawab mama

“ Habis belanja bulanan tante,” jawab Mei-mei. “ Ini siapa tante? Saya baru lihat,” ucapnya dengan tangan menunjuk ke Kak Zafran.

Kak Zafran yang merasa dirinya ditunjuk langsung memperkenalkan diri dengan mengulurkan tangan ke Mei-mei. “Kenalin saya Zafran, kakaknya Yashna,”. Meimei pun langsung menyambut uluran tangan kak Zafran “ Saya May, kak. Temannya Yashna.”

“ Mei-mei temannya Upin-Ipin, juga kak,” sahutku yang langsung mendapat lirikan tajam dari May dan Kak Zafran hanya tersenyum.

“ Tolong jagain Yashna ya May, nanti kalo Yashna macam-macam kamu tinggal ngomong aja ke Kakak,” ucap kak Zafran.

“ SIAP KAK,” jawab tegas Mei-mei dengan sikap hormat.

“ Tante sama Kak Zafran pamit pulang dulu ya May,” ucap Mama kepada May.

Setelah itu, mama langsung memelukku tak lupa mengecup keningku, begitu juga dengan Kak Zafran. Pertemuan yang sangat berharga ditengah rutinitasku. Aku dan Mei- mei melambaikan tangan saat kak Zafran mulai menjalankan mobil.

“ Yash, kok lo nggak pernah bilang punya kakak cowok mana ganteng lagi,” ucap Mei-mei padaku setelah kepergian mereka.

“ Lo nggak pernah nanya,” jawabku

“ Nyebelin banget sih lo sebagai gantinya, sekarang gue minta nomernya, mau gue deketin”

“ Ogah, gue punya kakak ipar kaya lo,”

“ Yashna cantik, please dong kakak lo type gue banget,” pinta Mei-mei sambil puppy eyes didepanku. Aku yang mulai risih dengan sikap sok manis Mei-mei pun pasrah.

“ Iya nanti gue kasih, Siap-siap ldr aja lo,”

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status