Share

33. Telepon Tak Terduga

Sudah hampir sepuluh menit sejak Riga menghentikan motornya di depan sebuah rumah, tapi ia tak kunjung memencet bel atau memberitahu si pemilik rumah terkait kedatangannya. Riga hanya berdiam diri di atas motornya sambill menatap pagar rumah yang tertutup. Padahal niatnya pulang duluan dari rumah Dana tadi karena ia badannya lelah dan ia ingin istirahat. Namun, kenyataannya ia malah membelokkan motornya ke sini.

Benar, memang. Kadang hati dan pikiran tidak sinkron. Hati menginginkan A, tapi pikiran kita justru memilih B. Dan kalau sudah begini siapa yang bisa disalahkan? Tidak ada.

Riga merogoh ponsel di saku jaketnya. Jemarinya bergerak lincah di layar, membuka ruang obrolannya dengan Alena. Ia mengetikkan sebaris kalimat di sana dan siap menekan tombol kirim, tapi ragu tiba-tiba menyerangnya. Dipandanginya layar ponsel itu, sebelum kemudian memutuskan untuk menghapus kalimat itu dan memasukkan ponselnya lagi ke saku.

“Jangan! Biarkan saja. Ini bukan urusannya,” batinnya memperingatk
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status