Share

Bab 16. Lontong Sayur

Hari telah berganti. Binar menyesal karena sudah meminta cuti. Namanya saja yang cuti, tapi ia harus bekerja sepanjang hari. Bayangkan saja, Presdir Tama mengikuti perjalanan Binar kemanapun ia pergi.

Binar berjalan dengan lesu hingga sampai di depan mejanya. Sekertaris Andin pun menghampiri Binar, "Ciye yang cuti. Gimana? Seru nggak?"

"Apaan sih? Nggak asik!"

"Dih, pagi-pagi udah ngomel. Lagi anu?"

"Aku anu tiap hari selama kerja di sini, puas kamu!"

"Kenapa sih? Nggak terima, ya, kalau hari telah berlalu?" Sekretaris Andin menyenggol lengan Binar.

"Asal kamu tahu, kemarin adalah hari yang horor. Namanya aja yang cuti, tapi harus berurusan dengan Pak Presdir!"

"Hah? Maksudnya?"

Binar menceritakan semuanya, mulai dari dia mengirimkan lokasinya, hingga diantarkan kemanapun ia pergi. Tentu saja hal itu membuat sekretaris Andin tergelitik. Bahkan wanita itu tertawa dengan puas saat ini.

"Sekali lagi kamu ketawa … aku tabok, nih!"

"Wih, galaknya …."

Tak lama setelah itu Presdir Tama pun
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status