Share

85. Ki Ageng Pamungkas.

Matahari sudah condong ke barat, tetapi Ajiseka dan Galuh masih belum juga menemukan perkampungan. Bahkan, raut lelah tercetak di wajah ayu Galuh, tidak heran jika gadis itu kelelahan. Sebab selama ini dirinya tidak pernah bepergian jauh.

“Aji, di daerah ini tidak ada perkampungan ya? Sudah seharian jalan tetapi kita belum menemukan adanya kehidupan manusia lho ini,”

“Aku tidak tau, Mbakyu? Kalaupun tidak ada juga tidak ada masalah kan? Toh selama ini kita sudah terbiasa,” jawab Ajiseka.

“Bukan itu, Aji? Ah sudahlah, lebih baik kita lanjutkan perjalanan.” Ucap Galuh.

Gadis itu berjalan mendahului Ajiseka. Berharap ia menemukan pemukiman warga dan menyapa, itulah keinginan Galuh saat ini. Dan tampaknya keinginan itu sedikit ada titik terang, pasalnya di kejauhan asap tipis tampak mengepul di celah-celah rerimbunan hutan.

“Aji! Lihat itu!” teriak senang Galuh manakala melihat ada tanda kehidupan.

“Iya, Mbakyu? Ayo.” Jawab Ajiseka.

Ayunan langkahnya di percepat, begitu juga dengan Galuh.
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status