Share

95. Berita-Berita Gempar!

“Rama, kenapa kamu bertindak seperti ini, Nak?” Malam ini kami dipanggil Bunda. Suasana sudah seperti sidang kasus kriminal saja. Bunda berlaku sebagai hakim, Mas Rama tersangka dan aku saksinya.

“Rama emosi, Bun.”

Untung Bunda mengunci kamarnya rapat-rapat, hingga seluruh ART dan penjaga tak ada yang mendengar.

“Kamu itu pria 29 tahun, Ram. Beda dengan Cinta yang masih 21 tahun. Kalau Cinta yang emosi masih wajar, kamu sebagai lelaki lah yang harus meluruskan. Ini malah kamu yang emosi. Di mana peran kamu sebagai lelaki?”

“Zadit sudah keterlaluan, Bun.”

Bunda menggeleng.

“Terus, Dennis yang tangannya masih sakit begitu juga kamu suruh ngehajar para preman itu?”

Mas Rama yang kini menggeleng. “Gak, Bun. Dennis hanya nunjukin orang-orangnya. Setya sama Anzu yang ngehajar.”

Bunda berdecak kecewa. “Harusnya kamu cukup lapor polisi.”

“Bun, lelaki mana yang gak emosi lihat istrinya hampir dilecehkan, Bun.”

“Rama, Rama. Dua puluh sembilan tahun Bunda didik kamu, masih saja kamu menangani m
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Hersa Hersa
membosankan dan memuakkan ... gak jelas ceritamu thor
goodnovel comment avatar
Inda Yati
cerita nya lama" gak jelas mu di bawa kemana
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status