Share

103

Ya, kami berdua memang masih dalam keadaan syok. Semalam, di tengah hujan badai yang terjadi di Kota Denpasar, kami berdua hanya bisa berpelukan sambil merapal doa berharap putri kami baik-baik saja. Mas Fahry bahkan dengan air mata berlinang meminta maaf berkali-kali padaku karena merasa tak bisa melindungi Nasya, berkali-kali juga kudengar ia menggumamkan kata maaf pada Mas Farhan atas kelalaiannya. Kami berdua benar-benar melalui malam panjang dengan pikiran masing-masing, dengan doa masing-masing.

Maka, ketika aku tadi menangkap tatapan marahnya pada Nasya saat kami berhasil masuk ke apartemennya dan mendapati Khanza di sini, kurasa sangat wajar Mas Fahry marah. Bahkan mungkin jika Nasya tidak sedang dalam kondisi hamil, bukan tidak mungkin ia akan kembali menyakiti mantan kekasihnya itu.

Aku tak ingin berlama-lama di sini. Keberadaan Khanza yang sudah aman dalam pelukan Mas Fahry kurasa cukup. Aku takut tak bisa mengendalikan emosiku jika Nasya masih saja berkilah. Seumur hidupku
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status