Share

DUA PULUH SEMBILAN

"Ah, sialan! Aku kalah lagi!" teriak seorang pria paruh baya yang masih terlihat tampan dan gagah, pakaiannya pun masih bagus tapi hari ini moodnya jelek karena berkali-kali kalah. Terpaksa merelakan uang hasil palak ke beberapa toko.

"Ayo, lagi, lagi. Siapa tahu nanti keberuntungan kamu!" kata teman judinya yang mulai merapikan kartu dan bermain ulang.

Pria itu menenggak botol bir murah dan bersendawa. "Ayo!"

"Hallo, apakah anda punya anak laki-laki bernama Putra?"

Pria itu balik badan dan melihat Yami yang cantik dan imut, dia bersiul menggoda.

Yami terkejut melihat wajah ayah kandung Putra yang tampan seperti anaknya. Memang harus mendapat bibit bagus untuk memiliki anak macan Putra.

"Siapa? Mau apa?"

"Saya Yami, apakah anda ayah kandung Putra Kartiko Wijaya?"

Pria itu mengerutkan kening dan mengibaskan tangan untuk mengusir Yami. "Anak itu sudah lama kabur, aku tidak tahu dimana dia. Jangan ganggu aku."

"Ayah mertua," panggil Yami.

Pria tua itu menoleh dan melihat uang di koper ya
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status