Share

Bab 72

“Apa itu, Mas?” Ningsih mendongak dan memperhatika sang kekasih.

“Aku yakin Mami akan merestui kita jika kamu hamil,” ujar Hendro yakin.

Mata Ningsih terbelalak seketika.

“Tidak, Mas. Itu dosa,” jawab Ningsih menggeleng.

“Hanya sekali aja, Sayang. Mas janji!” Hendro memohon sambil berlutut di hadapan gadis itu.

“Kamu mau, kan, kita bersatu?” pintanya lagi memelas.

Ningsih meluruh dengan wajah memberengut. Takut akan dosa, namun dia pun kalah pada rasa cinta.

**

“Maaf, karena aku, kamu dulu menderita bersama Al. Aku pengecut, Maria. Maka mulai sekarang, aku akan mulai memperbaiki segalanya. Tidak ada kata terlambat untuk kata cinta, bukan?” Hendro menatap wanita di depannya lekat. Ningsih tersenyum.

“Minggu depan aku akan menikahimu. Surat gugatan cerai untuk Rita sudah aku ajukan ke pengadilan. Aku akan sengaja tidak datang biar prosesnya bisa segera selesai. Beberapa foto yang diambil Mami saat Rita bersama seorang laki-laki sudah bisa menjadi bukti.” Hendro menghela napas berat.

“A
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status