Share

Permintaan Ayah

Dua hari berselang sejak kejadian tempo hari, aku benar-benar berdiam diri di rumah saja, sama sekali tak kemana-mana selain jalan-jalan sekitar komplek dan lebih banyak menghabiskan waktu di dapur bareng Ayah.

Rasanya masih seperti mimpi bagiku. Memiliki orang tua yang begitu perhatian, sayang dan yang pasti selalu mengajarkan hal yang baik. Membenahi ibadah yang sering malas-malasan, tak segan menegur jika aku melakukan kesalahan dengan bahasa yang enak didengar. Benar-benar berbanding terbalik dengan hidupku selama ini. Dimana, telingaku setiap hari harus mendengar umpatan dan bahasa kasar dengan volume maksimal.

Ayah, sosok yang sangat perhatian, lembut tutur bahasanya dan rajin ibadahnya. Bagiku, beliau benar-benar panutan, terlepas dari kesalahan masa lalunya. Namun, meski begitu tak sedikit pun rasa benci ada untuknya. Karena, jika tanpa kesalahan itu tak mungkin aku ada di dunia ini, bukan?

Beliau telah mendapat balasan akan kesalahan yang dulu beliau lakukan, dengan kehilanga
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status