Share

Bab 33

"Nin... ."

"Tidak. Anakku meninggal... ."

Dia terus menerus mengigau tak jelas. Kadang menyebut namaku, kadang bertanya tentang anaknya, kadang hanya merintih. Terlalu banyak menenggak sake menyebabkannya berhalusinasi parah begini.

Niatku meninggalkannya di kamar hotel harus gagal karena melihatnya terus menerus menangis dalam keadaan mata terpejam dan tak sadar. Seperti orang hilang akal. Dia sama sekali tidak sadar. Tak kuat membuka mata sambil sesekali mual walaupun tidak sampai memuntahkan isi perutnya.

Dari kejauhan aku hanya memperhatikan. Diam. Menonton segala tingkah tak sadarnya tanpa menggumam. Hingga saat nafasnya teratur barulah aku berani mendekati.

Jika aku harus menolongnya sekarang, itu bukan karena aku masih cinta atau telah melupakan kesalahannya, tetapi karena dia adalah manusia. Aku pun juga. Aku punya kewajiban untuk membantunya.

Sempat meragu, pada akhirnya kubuka bagian atas kancing kemejanya. Pasalnya sedari ta

Aulia Lapan Bilan

Kasih ulasan ya, komentar juga , trm kasih

| Sukai
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status