Share

Part 25: Dikatai Sakit Jiwa

"Aku tidak akan membiarkan kamu sendirian lagi, sayang," ucap Habib setelah bersua dengan Nabila-istrinya. Ia menghujani ciuman baik di kening maupun di pucuk kepala.

"Seharusnya aku yang meminta maaf dan ini mutlak salahku, sayang," balas Nabila parau. Dia mau pergi mencari camilan, akan tetapi ada segerombolan preman membekap mulut dan tidak lama Nabila tidak sadarkan diri. Semenjak itulah, Nabila tidak tahu lagi ke mana dirinya dibawa oleh preman itu.

"Kalau ada perlu apa-apa, kamu telepon aku, sayang. Aku akan siap menjadi suami yang baik selama dua puluh empat jam." Habib tidak mau kecolongan lagi atas tragedi yang ada.

"Kamu baik-baik saja 'kan?" tanya Habib memperhatikan dari ujung kaki sampai ujung rambut dengan seksama

Nabila masih merasa lelah diikat satu malam di rumah tertinggal itu. Tidak tahu itu rumah siapa.

"Aku baik-baik saja, sayang. Cuma, aku takut janin yang ada di dalam rahimku terganggu karena satu harian aku tidak ada makan dan minum."

"Kalau begitu, kita ke rum
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status