Share

Bab 29

"Kalau saya, sebagai orang tua, menyerahkan semua keputusan di tangan Melia. Nak Ilyas, tahu sendiri. Anak saya ini, sudah pernah gagal dalam rumah tangga. Jadi, kami sebagai orang tua, tidak ingin putri satu-satunya mengalami kegagalan lagi. Cukup yang lalu menjali pelajaran. Jangan sampai terulang kembali." Bapak berbicara dengan wajah sendu.

Ya, aku juga merasa gagal jadi putri bapak. pernikahan yang kuimpikan sekali seumur hidup, bersama dari muda hingga ajal menjemput. Tapi siapa sangka akan berakhir.

Dulu aku berpikir, dengan menikah maka semuanya akan selesai. Tak perlu bersusah payah bekerja demi memenuhi kebutuhan hidup. Skincare, pakaiaan, segala kebutuhan pasti terpenuhi oleh suami. Pagi memasak, mencuci, membersihkan rumah dan sore hanya duduk manis menunggu suami pulang bekerja.

Segitu simplenya pemikiranku saat itu. Tapi nyatanya, pernikahan adalah awal dari kehidupan yang lain. Bukan hanya untuk sehari atau dua hari, sebulan atau dua bulan, setahun atau dua tahun, tapi
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status