Share

Memaksa

Rara menggaruk tengkuknya yang tak gatal. Ia menatap Naren dengan wajah khawatir, “Kenapa? Lo ada masalah di rumah?”

Naren menjawab dengan gelengan. Keduanya sudah sampai di depan rumah Naren. Kalau Rara lihat, rumah Naren termasuk rumah yang mewah dibandingkan dengan rumahnya yang lama.

“Orang tua saya sudah meninggal saat saya SMP,” tutur Naren.

“Jadi lo tinggal sendiri?” tanya Rara.

Naren mengangguk, “Kemudian Tuan Besar mengajak saya untuk bekerja dengannya. Jadilah saya disini untuk menjaga Nona.”

Rara menatap Naren yang bercerita tanpa beban. Seolah, ia sudah melepaskan semua hal yang terjadi dengan hidupnya. Naren menatap rumahnya yang tanpa penerangan. Naren tak berniat menawarkan Rara untuk masuk ke rumahnya.

“Pizzanya entar lagi sampai. Ayo balik ke rumah,” ajak Rara sembari melangkahkan kakinya ke rumahnya.

Naren mengangguk, “Non, alasan saya menolak karena saya khawatir ada orang yang memfoto dan menyebarkan fitnah. Itu bisa merusak reputasi Tuan Besar,” ungkap Naren
Anavya

Terima kasih sudah membaca~ Jangan lupa tinggalkan jejak~

| Like
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status