Share

46. Kunci Kamar Mas Haga di Tangan Ara

*****

“Bu Indri baru pulang?”

Bik War menegurku saat melintas menuju dapur.

“Iya, Bik. Kenapa?” sahutku.

“Anu, tadi Ibu Nyonya menyuruh saya membersihkan kamar tamu. Kamar bekas Bu Ara dan Pak Haga.”

Bik War mengikuti langkahku.

“Terus?”

“Gak bisa saya bersihkan, Buk.”

“Kenapa?” Aku menoleh sesaat lalu mengambil panci di lemari rak piring.

“Ibuk mau ngapain?” tanya heran.

“Mau rebus air, buat mandi.”

“Biar saya, Buk, sini!”

“Gak usah! Bibik udah capek, bekerja seharian membersihkan rumah ini, apalagi sisa-sisa acara tahlilan semalam. Bibik istirahat saja!”

Kuisi panci dengan air mentah dari kran wastapel. Lalu memanaskannya di atas api kompor gas.

“Baiklah, saya akan nemani Ibuk saja!” Bik War duduk di kursi makan.

“Terus, gimana ceritanya? Kok gak bisa membersihkan kamar bekas Ara?” tanyaku melanjutkan ceritanya tadi.

“Iya, Buk. Karena kunci kamar itu gak ada.”

“Lho, kok, gak ada? Kamarnya dikunci?”

“Iya, Buk.”

“Kuncinya masih sama Ara, dong?”

“Iya, Buk.”

“Kenapa Ara tak mening
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status